mungkin banyak orang apalagi temanku berfikir bahwa aku adalah anak yang periang, selalu ceria, hidup tanpa beban, seperti tidak pernah merasakan stress. dsb. kurahu ketika dapatkan tugas dari BK untuk menganalisa atau meminta pendapat tentang diri sendiri pada orang lain atau teman. alhasil, banyak yang bilang seperti itu. hmm... aku hanya bisa diam. ku tak mengeluarkan ekspresi apapun. mereka salah mengiraku. ku tak seperti apa yang mereka katakan, aku tak periang, aku tak selalu ceria, dan aku sering sekali merasakan kegalauan stress sekalipun. bukannya ku ingin berbohong pada mereka. aku hanya tak ingin menunjukan ekspresi kegalauan yang kualami tiap hari. ku seperti tertawa didalam sebuah tangisan. tuk tutupi segalanya sebagai cover yang bukan sebenarnya. bukannya ku jahat telah berbohong atau telah berprilaku tidak baik.
aku sudah yakin bila ekspresikan kegalauan yang kualami percuma saja, takkan pernah ada yang akan mengerti, takkan pernah ada yang paham. pada diriku. aku berbeda dengan yang lainnya. sulit untuk menemukan orang yang memang benar-benar mengerti dan paham akan aku. meski pernah kucoba untuk curhat atau ungkapkan segala penatku. apa yang kudapat? tak ada. hanya boneka-boneka, serta benda-benda yang ada dikamarku yang bisa paham akan aku. setiap ku mulai penat mulai lelah dengan semuanya. aku ceritakan pada mereka, terserah orang mau berkata aku gila atau apa. aku hanya ingin berbagi aku hanya ingin buat mereka mengerti apa yang sebenarnya kurasakan. ku bersyukur kepada seseorang atau kelompok yang telah menciptakan alat perekam itu sangat membantuku. dia teman setiaku. dia selalu bersedia kapan saja aku akan bercerita padanya. dia pendengar curahan hatiku yang amat setia. dirumah aku tak miliki seorang teman, hanya adik yang jarang sekali ku ajak untuk bicara mengenai masalahku atau masalahnya. dan aku pun berterima kasih kepada orang yang telah menciptakan sekaligus menemukan buku dan pensil. aku bisa menulis kapan pun yang aku mau mengenai isi hatiku mereka pun teman setiaku. memang aku punya banyak teman di SMA. namun aku pikir mereka tak mengerti apa yang kurasakan.jadi lebih baik kutetap pada sikapku. tapi tak berkesan untuk membohongi. dan aku pun mulai merasakan benar-benar menjadi orang yang tak punya petunjuk atau arah sedikitpun aku tak tahu kenapa akhirnya kutulis curahanku disini. namun, setelah kutulis aku rasakan sesuatu yang membuatku agak ringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar