Sabtu, 31 Desember 2011

tahun baru? mm-hmm, sebelum tahun baru tiba beberapa agenda kegiatan sudah kurencanakan, terutama untuk menjadi yang lebih baik. tanggal 31-12-2011. seorang teman sepermainanku sejak kecil mengajakku untuk bertemu. dan ternyata aku bertemu dengan beberapa teman lainnya juga. kami menghabiskan waktu seharian. berbelanja, melihat ini dan itu, dan lainnya, seorang temanku mendapatkan sebuah info bahwa di mesjid agung tasik akan ada mabit. kami semua tertarik mengikutinya. ketika akan berangkat aku dan rahma sempat kewalahan. kami berdua ragu untuk datang karena info mengenai jadi atau tidaknya ikut acara ini kurang jelas. ditambah mamah rahma yang sedang sakit. dan ibuku juga yang tidak memberiku izin dengan alasan cuaca yang kurang baik dan kekhawatiran. tapi aku tak henti tuk terus memintanya agar mengizinkanku dan akhirnya aku diizinkan pergi. 15 menit lagi adzan isya sedangkan aku dan rahma masih bingung kami bingung kesana naik apa? karena tidak ada kendaraan. sedangkan temanku satu lagi yolanda sudah berada dimesjid tersebut. dengan tergesa-gesa aku langsung ke rumah rahma, untungnya rumahnya tak terlalu jauh. ku ajak dia kerumahku. setelah itu aku pamit kepada ibukku dan langsung pergi naik Becak. karena sudah bingung tak tahu harus pergi naik apa. tiba disana suasana sangat ramai, sepertinya ini akan seru. kami sudah melihat beberapa pelajar ataupun mahasiswa yang sepertinya akan mengikuti acara ini juga. lalu aku dan rahma pun masuk menyapu keadaan dimesjid tersebut untuk mencari yolanda. ternyata ada diujung sana kami menghampirinya. kami semua tersenyum gembira. keadaan diluar mesjid sangat berisik terompet dibunyikan dimana-mana, lalu lalang kendaraan yang cukup padat, beberapa pedagang yang sedang aji mumpung, waww aku merasa sangat bahagia. masuk ke acara kami mendengarkan beberapa tausiah dari beberapa ustadz. setelah itu kami diperbolehkan untuk beristirahat. walaupun hanya 2 jam-an. ketika tidur aku terbangun dan ketika ku bangun ternyata ada seorang pemuda yang sedang memotret kami semua kagetnya mungkin itu salah satu pencari berita ataupun sebagainya. lalu aku kembali tidur. dan sampai dibangunkan untuk shalat tahajud. ketika kami shalat, kami semua menangis ketika salah satu imam membacakan sebuah surat yang sangat menyentuh kalbu, apalagi jika teringat dosa yang telah diperbuat Ya Rabb rasanya ngeri sekali. malam itu benar-benar khidmat sangat khusyu. benar-benar online dengan Alloh hampir semalaman seperti jduul sebuah buku yang kubaca baru-baru ini. mengintropeksi diri atas semua kesalahan di 1 tahun ini. setelah semua rangkaian kegiatan dilakukan. akhirnya aku, yolanda, dan rahma harus pulang. terima kasih yah untuk malam tahun baru yang indah ini, semoga bisa untuk tetap istiqomah. :)

Kamis, 29 Desember 2011

dari sebuah novel


Dari : raditya dika

Kepada kamu
Dengan penuh kebencian.

Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu. Tersenyum malu-malu dan
Menebak-nebak. Selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu dionline. Dan disaat
Kamu muncul aku akan tiduran tengkurap bantal dibawah dagu. Lalu berfikir, tersenyum, dan berusaha,
Kalimat-kalimat lucu agar kamu diseberang sana bisa tertawa. Karena kata orang cara, mudah membuat
Orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan ini benar. Aku benci
Terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku aku benci kenapa aku harus memakan waktu
Begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci jatuh cinta
Semua detail yang kuucapkan, katakan, kirimkan tulisan kekamu menjadi penting.seolah-olah harus
Tanpa cacat, atau aku bisa kehilangan kamu. Aku benci untuk berada dalam posisi itu. Tapi, aku tidak
Bisa menawar ya?
Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekedar
Pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri?
Apakah kepalamu yang kamu senderkan dibahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud
Lain, atau aku yang sekali lagi salah mengartikan dengan penuh percaya diri?
Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak didalam
Dada, menjalar keseluruh tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berfikir aku bisa
Begini terus semalaman, tanpa harus tidur, cukup begini saja.
Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu kesisi kepalaku. Saat kamu mencoba melihat sesuatu
Ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang.
Oh aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernafas, aku merasa canggung, aku
Ingin berlari jauh, aku benci harus sadar atas kecanggungan itu….., tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan “hey,! Ini hanya ketertarikan fisik semata,
Pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common.” Harus dimentahkan
Oleh hati yang berkata “jangan hiraukan logikamu”.
Aku benci harus mencar-cari kesalahn kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara
Desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna.
Kamu bisa saja tanpa cela,    dan aku bisa saja jatuh hati kepadamu.
Aku benci jatuh cinta terutama, kepada kamu. Demi tuhan aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena,
Didalam perasaan menggebu-gebu ini dibalik semua rasa kangen, akung, canggung, yang bergumul,
Didalam meletup pelan-pelan….

Rabu, 28 Desember 2011

tuhan izinkan aku tuk tetap bersyukur atas segala kenikmatan yang terjadi ditiap hariku.
tuhan izinkan aku tuk bersabar disetiap ujian yang kau beri ditiap sela-sela hidup yang gelap ini
tuhan izinkan aku tuk istiqomah dalam arungi semua yang jadi pegangan, dan tujuan.
tuhan izinkan aku tuk ikhlas dalam menerima segala kondisi yang selalu Kau paparkan dalam lembaran kehidupan.
tuhan izinkan aku tuk Ridho disegala yang terjadi dalam diriku.
tuhan izinkan aku tuk tetap percaya bahwa Kau pasti kan beri aku bahagia
tuhan izinkan aku tuk tak berburuk sangka dalam hadapi segala hal.
tuhan izinkan aku tuk bisa merasakan apa yang mereka rasakan
tuhan izinkan aku tuk bisa mengertikannya, dan ia mengertikanku.

Senin, 26 Desember 2011

kulihat senja dalam bola matanya
dalam diam ku menerka-nerka
apakah ia kan redup dibawah naungan dengan kobaran api yang membara?
ataukah angin yang telah bawa abunya hingga ia tak cium baunya kembali?


dear you
aku tau aku hanya membuatmu bingung saja. aku tau aku hanya membuatmu resah saja.
aku tau aku tak bisa memberikan kenyamanan kepadamu.
aku tau aku belum terbiasa untuk ini.
sebenarnya aku pun belum siap untuk ini. ku ingin menolak semua itu. namun ku tak dapat bohongi perasaanku sendiri.
begitupun kau yang nampak memaksaku aku dapat rasakan itu.
ini semua begitu rumit untuk kujelaskan kepadamu. aku takut kau takkan mengerti.
kau tau terkadang ku seolah membalas rasa yang kau beri. namun terkadang ku sebaliknya.
kau tau terkadang ku berubah drastis didepanmu. kau tau terkadang dengan tiba-tiba ku membencimu tanpa kau lakukan kesalahan.
aku ingin bilang itu pura-pura namun kau juga jangan menganggap benar itu candaan. aku ingin memberimu sebuah tanda. tanda yang mungkin sulit untuk kau baca dan kau tebak.
aku sungguh rumit menghadapi masalah ini. ini menyangkut kita juga. ingin kuceritakan padamu.
namun kau tak pernah mengerti isyaratku. jadi ku pikir jika ku jelaskan ini kau tak mengerti.
namun aku pun resah, jika ku tak jelaskan padamu juga. maka kau akan salah paham padaku.
aku takut kau berburuk sangka padaku. sungguh ini semua amat rumit sangat rumit. andai kau bisa mengerti sendiri tapa kujelaskannya. alangkah leganya aku.
aku lakukan itu karena ku punya satu alasan. hanya satu alasan yang membuatku seperti ini. aku memang selalu mengagetkanmu. aku terkadang menunjukan aku pun menyayangimu namun tiba-tiba dengan singkat ku tunjukan bahwa ku sangat membencimu. itu semua kulakukan hanya dengan satu alasan. satu alasan yang perlu kau ketahui dan amat rumit untuk ku utarakan. sudahlah ku pikir kau tak usah ketahui ini. anggap saja aku memang benar-benar belum terbiasa.



Pergi saja~Geisha

terima kasih tuk luka yang kau beri
ku tak percaya kau tlah begini
dulu kau menjadi malaikat di hati
sampai hati kau telah begini

* berkali-kali kau katakan sendiri
kini ku tlah benci, cintaku tlah pergi
pergi saja kau pergi, tak usah kembali
percuma saja kini hanya mengundang perih
cukup tahu ku dirimu, cukup sakit ku rasakan kini
janji yang selalu ku ingat hingga mati
kau setia hingga ku kembali
repeat *
pergi saja kau pergi, tak usah kembali
percuma saja kini hanya mengundang perih
buang saja kau buang cinta yang kemarin
perasaan tak mungkin percayamu lagi
cukup tahu ku dirimu, cukup sakit ku rasakan kini
pergi saja kau pergi, tak usah kembali
percuma saja kini hanya mengundang perih
buang saja kau buang cinta yang kemarin
ooo percayamu lagi
tinggalkan saja diriku, semua kan percuma
cukup tahu ku dirimu, cukup sakit ku rasakan kini

Sabtu, 24 Desember 2011

ketika semuanya sudah kutulis, kubingung. aku ingin menulis lagi. namun aku tak tau apa yang harus aku tulis. aku membuka beberapa halaman agar aku mendapatkan berbagai inspirasi agar kudapat menulis, tapi tidak. tidak ada. aku semakin bingung. aku memulai dengan mengingat beberapa kejadian tapi itu juga tak membantuku. sebagian besar telah kutulis dan sebagiannya lagi mungkin itu tak perlu kutulis kurasa itu tidak penting dan tak dapat kukembangkan. aku mulai berfikir, mencari sisa-sisa ide yang ada dalam pikiran ku. tapi setelah ku cek. tidak ada juga. aku sama sekali tak emmpunya inspirasi apapun. tapi keinginan ku yang kuat untuk menulis sudah mengaung. sudah berjuta kata "Apa yah?" terlontar dari mulutku. namun tak ada jawaban juga. tak ada yang membantuku juga. tak lama "sudahlah mungkin hanya ini yang bisa kutulis hari ini."

holiday???

libur telah tiba. orang-orang mulai sibuk memilih agenda yang akan mereka kerjakan diliburan kali ini. anak-anak mulai mengumbar tawanya karena hiburan bagi mereka akan segera menjemput. para orang tua sudah mulai menyiapkan segalanya mulai dari masalah money, sampai hal sepele. tempat-tempat yang dapat memberikan kenyamanan, kebahagiaan, kesenangan, telah diminati oleh banyak orang. selalu beralaskan sekedar untuk mengistirahatkan pikiran atau refreshing. berbagai cara sudah mulai dilakukan. ada yang dengan cara pergi ke pantai, puncak, naik gunung, sekedar pergi ke arena bermain air, mengunjungi kebun binatang, berbelanja, dan lain sebagainya. melancong, pergi keluar kota, oleh-oleh, mungkin itu salah satu kata yang identik dengan liburan. lain halnya dengan aku. hanya berdiam diri dikamar duduk bertatap muka dengan notebook, memainkan jari mengetik huruf demi huruf. atau sekedar mendengarkan musik. berbeda dengan dahulu. ketika ada ayah, jika libur telah datang maka liburan full penuh kami takkan ada dirumah. pergi dari satu kota ke kota lainnya. menikmati suasana kota-kota yang ada di Indonesia. ayahku orangnya senang dengan bepergian, ia senang bertamasya, kemana saja. ia pasti akan jelajahi. mulai dari yang terkenal sampai kepelosok-pelosok bersamanya pasti akan terlampaui. tak ada liburan yang tak kenyang bila bersama ayah. namun kini berbeda, setelah ia pergi. aku lebih senang berdiam diri menanti saudara-saudaraku datang kerumah. lebih sering mengunci diri tanpa melakukan apapun yang membuat pikiran menjadi tenang ataupun gembira. setelah kepergian ayah, ibu lebih sering berencana dibanding melakukannya. lebih hitungan juga. aku tau ibuku sibuk mungkin terlalu sibuk. tap tak apalah tetap kusyukuri meski libur harus seperti ini. mungkin besok semua akan berubah siapa yang tau kehendak tuhan?
ingin ku utarakan semuanya padamu. ingin ku ceritakan semuanya padamu. ingin kujelaskan semuanya padamu. ku ingin kau ketahui, ku ingin kau dengar yang sebenarnya, ku ingin kau saksikan yang sebenarnya. namun ku tak punya keberanian, aku tak tangguh sepertimu, aku tak berani sepertimu, dan aku cukup rapuh untuk ini, aku takut kau salah paham lagi, aku takut kau menghindar, aku takut kau malah menjauhiku, aku takut kau berubah, aku takut kau marah padaku. memang ku punya mulut yang bisa berkata apapun dan kapan pun yang ku mau namun ku tak bisa, aku hanya bisa mencurahkan semuanya lewat semua ini melalui kata-kata yang memang benar takkan ada artinya. aku benar-benar sangat berdosa padamu, aku selalu membuatmu marah, aku selalu membuatmu kesal, aku selalu membuatmu jengkel, dan membuat harimu yang indah menjadi rusak parah. terlalu sering kuucapkan kata maaf padamu hingga ku pikir itu takkan cukup untuk bayar semua kesalahan yang aku lakukan padamu, untuk nantikan kata "aku memaafkanmu". sudah kukirim berjuta ampun atas dosaku pada tuhan, namun ku rasa itu takkan cukup jika kau juga tak memaafkan aku. aku benar-benar sudah tak tau harus bagaimana lagi, aku menyadari aku-lah yang salah aku selalu salah. jangan kau tanyakan lagi siapa yang salah aku tau aku-lah yang salah!! aku benar-benar tak tau bagaimana, but I beg don't leave me, please don't change. still be yourself. I really don't change what is in me. I missed you the first. I'm sorry.

Jumat, 23 Desember 2011

Persahabatan - Kahlil Gibran



Dan jika berkata,
berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.
Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya,
kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri,
pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya;
karena tanpa ungkapan kata,
dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita;
Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya,
mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,
nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan.
Karena kasih yang masih menyisakan pamrih,
di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan:
hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu,
biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya,
untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.
tuhan, tak pernah aku miliki niat buruk untuknya. aku hanya ingin mengertinya dan mengetahuinya lebih dalam. tuhan tak ada niat ku untuk melukainya. kau Maha Mengetahui, aku ingin sekedar melihat dari sisi lainnya. tuhan aku tau apa yang aku lakukan selalu salah. tak pernah ada satu pun tindakan yang benar kulakukan. aku selalu salah. sudah sepatutnya aku dibenci semua orang. karena aku memang orang yang sangat menyebalkan. aku selalu membuat orang kesal, hidupnya menjadi tak bahagia, dan tak nyaman. tuhan aku hanya ingin bahagia dengannya. aku hanya ingin menikmati masa remaja ku yang takkan pernah mungkin kembali bersamanya. ku ingin ceritakan semua itu pada anak-anakku kelak. agar mereka tau betapa bahagia ibunya memiliki seorang teman semasa hidupnya walaupun hanya satu. tuhan aku tak peduli berapa banyak orang yang kukenal, tuhan aku tak peduli berapa banyak teman yang ada dalam hidupku, satu yang buat ku peduli tuhan, seberapa besar ketulusan menjadi seorang teman yang takkan dapat dihitung oleh jari. tuhan hanya Engkau yang tahu, segala isi hati. aku tak memintanya untuk ketahui apa yang sebenarnya ingin kulakukan dan ingin kuungkapkan, tapi tuhan kuharap dia akan baik saja. tak perlu buat dia mengerti karena ku tahu takkan pernah ada yang mau mengerti.
mentari benar datang dari arah barat
pelangi tak kunjung kemari lagi
guntur yang selalu kagetkan kesunyian hati
langit yang selalu pucat nan gulita
rintihan tangisnya, menyayat ke lubuk hati
karang pun kini pecah dihantam penghuni pantai
burung-burung tak lagi menyanyi
namun kini mereka menjerit
menikmati kepedihan diakhir tiap hembusan.
gunung-gunung luapkan semua amarahnya
orang-orang merintih, menjerit, ketakutan
alam mulai tergoncang
laut tumpahkan kekesalannya
langit yang biru kini tengah menangis api.
butir-butir tangisnya jatuh dan membakar bumi
kecemasan, kekhawatiran, ketakutan, kegelisahan,
melanda jiwa-jiwa bagaikan ilalang malang
tak satu pun yang miliki jiwanya sendiri
tak satu pun yang dapat melawan situasi ini
ketika semua ini belum mereka kunjungi
jiwa-jiwa malang layaknya srigala yang tak terkalahkan
tetapi ketika ini tengah melandanya
jiwa-jiwa malang tak berdaya
kekuatan, kepintaran, kekayaan, yang mereka banggakan
tak dapat bantu mereka.
who will save you?
but, ALLOH S.W.T

Kamis, 22 Desember 2011

my dream last night

"bangunlah, ayooo." terdengar seperti suara nenek-ku yang sudah meninggal.
"Hah????? Ne..ne..nenek, ???" gugup, takut, heran.
"tak apa, jangan seperti itu sini ikut dengan nenek, ayo nenek akan tunjukan kamu sesuatu." mengulurkan tangan.
aku ikuti nenek-ku, tangannya hangat. apakah nenek masih hidup? dalam hatiku bertanya-tanya. aku mengikutinya. lumayan lama, sampai ku merasa bosan dan lelah. "nenek kita mau kemana? kenapa tak sampai juga?" tanyaku.dia hanya tersenyum. aku menyusuri sebuah terowongan yang dari gelap semakin mulai terlihat terang. "nenek lihat ada sebuah cahaya." menunjuk dan tersenyum. ketika ku lihat terang itu semakin dekat aku pikir kita akan sampai dan aku sangat senang. lagi, nenek hanya tersenyum padaku. ketika sinar itu benar-benar ada didepan mata. "wawww nenek kita sedang ada dimana? indah sekali, ini tempat apa nek,?" tanyaku lagi. "kau akan bertemu dengan seseorang yang ingin kau jumpai disini." jawabnya. "maksud nenek?" heran. nenek hanya tersenyum lagi. ditempat itu, aku seperti tak ingat apa-apa. ini semua seperti dunia mimpi. aku melihat semua pemandangannya tampak sempurna, lebih sempurna. aku tak pernah kunjungi tempat seperti ini. "ini minumlah." kata nenek. "mmhmm,, apa ini nek?" tanyaku. ini air susu dari air terjun itu. "wawww.." lezat sekali, susu terbaik yang pernah ada. hebat semua ini serasa benar-benar ada dalam dunia kartun yang sering kulihat. air terjunnya ternyata air susu. rumput-rumput yang kuinjak sangat hijau dan nyaman untuk berbaring, seperti tempat tidur yang sangat empuk. pohon-pohonnya begitu tinggi dan rimbun, membuat suasana sejuk. ketika ku lewati sebuah gubuk, aku mendengar suara kakek-ku yang juga sudah meninggal. ketika ku buka pintu gubuk tersebut. ternyata dalamnya seprti istana yang sangat megah padahal dari luar terlihat seperti gubuk biasa. aku lihat kakek sedang bermain golf didalamnya sambil tertawa-tawa mungkin karena keasyikan. aku langsung berlari menghampirinya dan memeluknya seraya berkata "Kakeekkkk...."
"cucu-ku, rupanya kau sudah besar? ingat jangan nakal yah." mengelus rambutku.
ketika ku diajak berkeliling di gubuk yang etrnyata dalamnya istana itu aku melewati sebuah kaca yang sangat besar, dan tinggi sekali. ketika ku lihat diriku dikaca tersebut. aku kaget. tubuhku sangat kecil, rambutku terurai dan panjang, hitam, aku seperti berumur 7 tahun, dan ku mulai menyadari suaraku pun seperti ku sewaktu kecil. apakah aku kembali ke masa lalu? aku sangat kaget, aneh, heran, bingung, rumit. aaakhhhhhh serba membingungkan. aku tanyakan semua ini pada kakek dan nenekku mereka berdua hanya tertawa dan tersenyum saja. dan ketika ku diajak ke sebuah ruangan yang penuh dengan lukisan dan patung, diujung ruangan tersebut ada sebuah pintu yang sangat besar lebih besar dan amat besar. ketika kakek membukanya didalamnya terdapat banyak lebih banyak dan amat banyak sekali mainan, dan arena bermain. aku berlari dan langsung bermain sepuasnya seleluasa-nya. ini smeua seperti mimpi. benar-benar kurang masuk akal. mataku menyapu keadaan diruangan itu, dan disatu pojok ku lihat tante-ku yang juga sudah meninggal. ia ada disana dia sedang membaca sebuah buku sambil bersantai menikmatinya.  "hai tante" sapaku. dia hanya tersenyum. lalu kakek mengulurkan tanganku. aku menjabatnya. dia mengajakku keluar dari gubuk itu. sebenarnya aku tak mau. tapi aku menurut saja. aku diajaknya berkeliling diluar gubuk itu. aku melihat pelangi begitu dekat, sangat dekat, dan amat dekat. seperti lukisan melengkung yang besar dan terbesar. "wawww" aku dibuatnya takjub. aku menyentuh pelangi itu. aku diajak berkeliling lagi. aku melihat sebuah pertunjukan yang sangat luar biasa. sekumpulan kupu-kupu menyanyi dan menari bersama. mereka menggunakan gaun yang cantik dan anggun. ini benar-benar membuatku heran. tapi aku senang melihatnya. mereka menyanyi amat merdu. seperti nyanyian dari surga. lalu setelah ku berkeliling dengan sangat lama amat lama, aku diajak ke sebuah pantai. dipantai tersebut banyak berserakan kertas-kertas berisi kata-kata seperti surat. aku mengambil sebuah surat lalu ku membacanya dan aku sangat kaget. itu adalah surat yang kubuat untuk ayahku. aku sangat sangat kaget. mengapa bisa ada disini. aku bertanya-tanya. dan didekat sebuah pohon kelapa yang sangat tinggi, tingginya tak seperti didunia yang sudah kukenal. aku melihat sesosok pria. aku mendekatinya. ternyata dia Ayahku. dia sedang memainkan sebuah piano dan menyanyikan lagu yang sering ia putar sewaktu ia masih hidup. salah satunya adalah lagu Richard Marx yang berjudul I will be right here waiting for you. itu adalah lagu yang amat ia suka dan sangat sering kudengar. sewaktu hidup ayah sering memutar lagu itu ketika dia sudah bangun dari tidurnya. dan terkadang itu membangunkan aku juga. aku langsung memeluknya, ia membalas pelukanku dengan begitu hangat, "aku rindukan kau ayah." ujarku. aku emmeluknya sangat lama, begitu lama. aku merindukannya. aku menangis. aku bahagia dapat bertemu dengannya. aku memeluknya begitu erat dan sangat lama. Tiba-tiba....

"Bangun, ayoo, cepat ini sudah pagi." suara mama.
dan ketika ku membuka mata. semuanya berubah aku ada di tempat tidurku bukan ayah disampingku tapi Ibu yang ada disampingku.
aku senang mendapat kejutan di hari penambah umurku kemarin. aku senang orang-orang disekitarku yang kukenal dengan baik mengucapkan beberapa patah kata melalui sms, menulis didinding facebook, dan mengatakannya langsung padaku. aku sangat senang sekali ketika ku dapatkan kado terindah dari sahabatku. itu sangat mengagumkan, dan aku takkan pernah lupa itu, itu kado terbaik, dia selalu membuat orang disekitarnya merasa kagum padanya.
aku sangat senang dihari itu. namun, tak lama kusadari ternyata aku tengah dihadapkan pada satu problem yang cukup rumit. sangat rumit untuk ku utarakan, sangat rumit untuk ku ceritakan, sangat rumit untuk ku pecahkan, dan seperti tak ada jalan keluar. bukan masalah handphone-ku tertinggal. tapi sesuatu yang lain. yang membuatku risih, bingung, tak tenang, dan aku sangat terbebani oleh semua itu. aku cukup rumit untuk mencari jawabannya. hanya saja ketika ku menebak-nebak dia mungkin tidak menyukainya. aku bingung mengapa dia tak menyukainya. dilorong jalan menuju pulang, aku sangat gelisah. untunglah ada salah satu temanku dia bernama Novia. aku ingin menceritakan tentang semua ini padanya. tapi aku takut dia tak ingin. aku coba dan ternyata dia mau. ku ajak dia ke rumahku aku ingin mengutarakan padanya dengan nyaman. setelah sampai aku mencoba mengutarakan padanya, masalahku yang sebenarnya. dia pun merasa bingung, aku coba menjelaskannya kembali secara detail. alhasil, aku dapatkan beberapa informasi. aku memintanya untuk mencarikan aku jalan keluar dari masalahku ini. dia memberiku sebuah pilihan. awalnya aku yakin dengan pilihan itu. namun, semakin lama aku mulai ragu. aku ingin mencoba tapi ku takut akan ada efek dari pilihan tersebut yang akan membuat masalahku semakin kacau. ya rabbi aku semakin menyerah sengan semua ini. sulit untuk kujelaskan namun ku tahu Kau Maha Mengetahui segala isi hati hamba-Nya. ku mohon beri aku petunjuk dan jalan keluar. apa yang harus ku lakukan agar tak menyakiti semua pihak. ini semua membuat-ku rumit. aku ingin nyaman dengannya, aku pun ingin nyaman juga dengannya yang satu lagi. 

Rabu, 14 Desember 2011

Don't go anywhere

sepi sekali hari ini. tak ada bunyi sms ataupun telpon dan tak ada yang berkunjung ke rumah. ibu pun jarang sekali belanja sampai selama ini. adik jarang-jarang pergi keluar tuk bemain bola, mungkin akrena sudah kenal dengan tetangga akhirnya begini. memang kami penghuni baru dikomplek perumahan ini,dan belum lama berbaur dengan para tetangga. "Serelekkkk.." suara gordain kamarku yang kurentangkan. "jalanan juga sepi, huuh membosankan kenapa coba mama memilih rumah disini, kan sepi, aaakh." keluhku. "ting-tong.." bel berbunyi. "itu pasti mama.." ketika kubuka dan " ini ambil ini semua persediaan makan kita buat 1 bulanan lah kira-kira, yang ini juga ambil simpan baik-baik ada telur didalamnya, dan ini masukin ke lemari es, ibu mau mengambil yang lainnya dulu di mobil." suruh ibu, tak memandangku sedikitpun sibuk dengan belanjaannya itu. memang dari dulu seperti ini dan tak berubah.
20.30
"ibu sudah sisakan makan malam buatmu. adikmu sudah makan dengan ibu tadi, kenapa sih dari tadi ibu panggil-panggil gak nyaut2 lagi apa dikamar tuh? baca buku?" tanya ibu yang sedang menonton tv membelakangiku yang sedang emngambil air minum. "iya nanti saja," duduk disamping-nya. "ibu juga sudah masukan kamu ke sekolah yang bagus besok mulai sekolah yah," "Hahhh???? ibu kok gak bilang sih, kan aku biar bisa milih sekolah yang aku mau." terkejut. "sudahlah, ibu tau pilihan yang terbaik buat kamu sama adikmu." tersenyum, dan menatapku. "yaah ibu." keluhku. "jangan banyak menawar" masih menatapku. "ya sudah lebih baik aku tidur saja, besok kalau gak betah ibu harus pindahkan aku lagi." menuju kamar tidur.
06.55
"selamat berjuang disekolahmu yang baru nak, " pesan ibu saat mengantarku. aku tak menjawabnya aku lebih serius melihat keadaan disekolah baruku itu. setelah perkenalan dijam pelajaran selesai dan jam pelajaran pagi itu selesai akhirnya bel istirahat berbunyi. "haii mau ikut ke kantin? sini aku tunjukan" tawar teman sebangku-ku yang amat ramah dan menyambutku dengan baik. "boleh" tersenyum.

"Nah kalo itu 4 cewek yang suka banget ngejailin orang, paling centil, dan superrr gahol hahhaha." menunnjukannya padaku, terlihat kok dari tingkah laku, cara mereka berpakaian, tergambar jelas karakternya. setelah kusapu semua gambaran dikantin itu, kuterpojok pada seseorang. "yang itu siapa?" spontan. "mana?" tanya Panya. "yang itu tuh" tunjukku pada seorang lelaki yang aku pikir amat pendiam. "oh itu, dia murid terbaik, terpintar, ter-teran gitu deh, sayangnya cuek banget, jarang berbaur. susah akrab sama cewek makanya kayaknya dia belom pernah pacaran. kenapa? situ naksir yah?" menggodaku. "idihh enggak, aku cuman nanya aja." "hahahhahaa" tawanya sangat khas.
sore yang cerah.
"Ibu aku bosen dirumah, aku mau maen sepeda keliling komplek yahh?" mengelarkan sepeda dari garasi. "iyah sana nanti pulang jam 5 sore juga yahh, ibu siapkan makan malam dulu."
"Let’s go, let’s go, let’s go, One two three four Eeny meeny miny moe Hey let’s go, i’m a go With my fans, with my crew, That could be including you, Yeah it's fine yeah it's nice Day and night I'm riding by" lagu dari Ran yang temaniku bersepda sore itu. "Dubrakkkkk.." "aduuhhhh..." jeritku kesakitan. "aduhh, maaf yang saya gak sengaja, kamu gak apa kan?" suara orang yang sepertinya telah menabrakku. HAH???? ternyata si cowok terbaik, terpintar,and cuek super, waduh kok ada disini yah? jangan-jangan ... "iyah gak apa-apa kok." terkejut, kesakitan, dan tersenyum. "kamu tuh gimana sih bilang gak apa-apa. tapi lutut kamu berdarah gitu. ayo coba berdiri pasti gak bisa." jawabnya. haduh agak rese juga ternyata. celotehku dalam hati. "heheh." senyum nahan sakit. "ya sudah sini aku rangkul-yah." mernagkulku. aduh eknapa degdegan gini, walahhh tuhan tolong.... jeritan hati, hahaa. "rumahku ada didepan ku obati dirumahku bagaimana?" tawarnya. lagi-lagi terkejut ternyata memang benar dia tinggal disini. "mm-hmm." gumamku. "aku pikir itu jawaban ya." tersenyum tapi tetap emmandang kedepan. wawww manisnya senyumnyaaa. dalam hati. "kamu tuh sebenarnya lagi ngapain sih? gak liat yah naik sepedanya?" tanya-nya. Cuek? Pendiem? dari mane? ternyata dia biasa saja sama halnya cowok lainnya(dalam hati). "Em-ekkhh euu-euu, i-itu lagi liat-liat aja hehe." terbata-bata. "aww, sakitt sini biar aku aja deh yang olesin obatnya." mengulurkan tangan. "Nih." ketika kutengok jam. "Aduh aku harus pulang, aku ada janji sama ibuku." tergesa-gesa, karena jam menunjukan pukul 17.30. "ya sudah aku antar." sepanjang jalan menuju rumah dia merangkulku dan mengeret sepedaku dengan tangan satunya lagi, waw ribet. kebetulan kakiku terbentur sangat keras ke aspal jalan dan tergesek-gesek, jadi lukanya lumayan setidaknya aku bisa berjalan sendiri walaupun pincang-pincang. "kamu siapa?" tanyaku ragu. "aku Rai. kamu? balik nanya. "Aku Rani, hahaa untungnya namamu gak pake N" celotehku. dia tak menjawab dia hanya berkata .... "itu rumahmu bukan? dari tadi kok gak nyampe." tanya-nya. iya disebelah sana. setelah sampai "Makasih, mau pinjam sepedaku? buat pulang?" tawarku. "boleh deh, besok kukembalikkan. dah." pergi.
"Hey kenapa diam disana nak? ayo masuk kenapa lagi kamu pulang telat." menghampiriku. "Aduh kenapa lagi kakinya kayak gini?"
"aakh, ibu bawel, tadi aku jatuh."
" ya sudah ayo masuk. ee-eekh tunggu tunggu sepedamu mana?" tanyanya lagi.
"dipinjem sama orang yang nolongin aku. ayo bu masuk aku lapar."
pukul 07.00
"aku tau nama, rumah, MR. X itu hahahha." godaku pada Panya.
"MR. X? yang ter-ter-an itu? hahahah kamu keren. aku tau namanya, tapi gak tau rumahnya. ee-eekhh ngomong2 tau dri mana?" aneh.
" ada deh ceritanya panjang hahahah." tiba-tiba ku merasa senang. dan rasanya ingin mengulang hari itu. lumayan sih emang dia tinggi, berkulit sawo matang, senyumnya manis cukup menggoda iman hahhaa, pintar.  "hey malah ngelamun." mengagetkanku. "ihihihihi." "lamunin si mr, x yaaa?" godanya. "ikh apaan enggak deh." bohong. "hahahah wajahmu ngasih tau ke aku.".
"tingggg-tongggg."
"sebentar." suara ibu yang bener-bener keras.
"mau ke siapa ya dek?"
"Rani-nya ada tante?"
"sebentar sebentar. ayo masuk dek," tiba-tiba " Raniiiiiiiiiiiiii turunnnn ayoooooo."
"ikh ibu apa-apaan sih kayak ada gempa bumi ajah." keluhku. "Opo?" tanyaku (menghampiri ibu) "tuh ada cowok nyari ....." aku langsung ke pintu. "ikhh bener-bener rese tuh, ibu belum selesai bicara."
"hey, ternyata kamu. masuk?" tawarku. "enggak disini aja, lagian cuman mau ngembaliin sepeda." jawabnya agak dingin. "oh, makasih." jawabku. "aku pulang yah, dah." dingin banget sih, tanya kek lukanya udah sembuh apa belom heuuuhh (dalam hati). "Siapa tuh? pacar? baru aja pindah udh ngegaet segala." goda ibu. "ikh apaan sih ibu." jawabku sambil ke kamar tidur.

Setelah cukup lama kenal dengan Rai, dan kami sering bermain sepeda bersama setiap sore, disekolah pun kami sering ke perpustakaan bareng, kekantin bareng, pulang dan pergi sekolah bareng, dan dia pun mengajarkan aku pelajaran yang amat sulit bagiku tapi mudah baginya seperti FISIKA dan KIMIA rasanya waaw dengar nama pelajaran itu. dan itu rutin setiap hari sepulang sekolah. sampai-sampai teman-teman suka menyebarkan gosip yang tidak-tidak,  orang tua kami pun sudah saling kenal. tapi tidak untuk hal jodoh-menjodohkan. hikzz hikzz. terkadang aku ajak dia jalan-jalan. dia paling sering menolak karena dia terbiasa pergi ke perpustakaan dan toko buku. aku pikir dia harus refreshing. dan terkadang juga dia meng-iya-kan. kami bersahabat, sangat dekat. namun, entah aku mulai rasakan sesuatu yang berbeda, aku mulai memperhatikan penampilanku ketika sedang dengannya, dan agak malu, agak risih, degdegan yang amat kuat, ya seperti gejal-gejala penyakit suka or love.
"Raniiii." suara-nya yang kini tak asing ditelinga.
"bu aku pergi dulu, mmuah." mencium pipinya. "iya hati-hati." jawabnya.
"ayoo, jadikan sekarang traktir aku.? hahhaha" tanyaku sebelum pergi dengannya. "iya deh apapun itu, kalo kemarin aku bisa benerin rantai sepedaku aku pasti gak bakal gini, boros pastinya." jawabnya. "hahahha, ikh gitu amat, gak bakal boros kok tenang hahah." jawabku. kami pergi naik motor Rai. untungnya dia bisa.
Setelah beli ini, dan itu, waktunya makan.
"aku bakal pergi ke Singapore." ditengah acara makan,
"oh, mau apa? kapan pulang?" tiba-tiba ku sedih mendengarnya. rasanya ingin berkata jangan. tapi malu.
"aku bakal kuliah disana. itu saran mama, kamu tau kan ayahku kerja disana So, dari dulu aku udah menduga dia bakal  menawarkan aku untuk kuliah disana." jawabnya. Rai kakak kelasku, aku berbeda 1 tahun dengannya.
"kapan pulang?" tanyaku. dia diam tak menjawab-ku. "ayo pulang aku takut ibumu marah, kau sudah dapatkan semuanya kan?" hanya itu yang terlontar dari mulutnya. "kapan pulang?" aku terus manyakan itu, walaupun rasanya ganjil. menarik tanganku dan membawaku keluar dari mall itu. "sudah sampai ayo turun." sepanjang perjalanan menuju pulang tadi hening sekali, aku tak berkata sepatah kata pun begitu pun dengannya. aku hanya memikirkan ketika ia pergi. "makasih buat semuanya, kapan pulang?" itu lagi. "sekarang aku pulang. dah." meninggalkanku.
"kok lesu bin murung nak?" tanya ibu.
aku tak menjawabnya, aku langsung pergi ke kamar tidur. seribu tanya dikepalaku mengapa dia tak mau menjawab pertanyaanku itu? aku pikir dia harusnya menjawab, kita kan teman, apa karena kita benar-benar teman dekat jadi dia pun enggan pergi jauh? ataukah dia rasakan apa yang aku rasakan? malam itu aku hanya diam, tetap memikirkan percakapan tadi, aku pun tak makan malam. hanya terdengar suara ibu seperti didepan kamarku "sepi banget," "lagi bertapa kali bu" suara adikku pun terdengar, dia benar-benar rese. "ya sudah kamu tidur jih," mungkin itu suruh ibu kepada adik. malam itu aku benar-benar tak bisa tidur. sampai-sampai pada pagi hari-nya disekolah aku mengantuk pada pelajaran KIMIA. untunglah aku mengantuk tak ketauan.
sudah 1 bulan aku tak bersepeda dengannya, tak ke perpustakaan dengannya, tak kekantin dengannya, tak pulang pergi sekolah bareng dengannya, dia pun tak datang ke rumahku lagi untuk mengajarku. dia hanya mengirim pesan lewat email
"aku mau fokus sama ujian-ku, jangan kira aku menjauh." aku tak menjawabnya.
setelah kudengar ujian SMA sudah dilakukan dan hasil ujian dibagikan. dia mengirim pesan lewat email lagi
" minggu, jam 10 pagi. aku didepan rumahmu :)" aku terkejut dan menantikan senyum manis yang aslinya itu.

MINGGU, 10.20.
setelah sampai di mall. "mau nonton apa?" tanyanya. dari awal kita jalan aku dibuatnya terkejut selalu biasanya aku yang mengajaknya tapi sebaliknya dia lakukan sama persis yang aku lakukan apabila kami jalan bareng ke mall. "terserah." jawabku agak lesu, aku terus memikirkan dia yang akan terbang jauh meninggalkan aku. setelah hampir seharian di mall. "makan yu?" ajaknya. "boleh" jawabku. setelah memesan makanan kami duduk dan ... "aku  mohon kamu jangan bersikap seperti anak kecil, aku tak suka kamu yang hening." katanya. "tidak, aku hanya kurang bersemangat saja. ekh bagaimana lulus pastikan?" tanyaku. "iya, aku bekerja keras untuk itu. dan aku pun mulai mau fokus dengan ku..." terpotong. aku mengerti. "iyah sebaiknya kamu fokuskan itu." kataku."iyah aku akan fokus dengan hal itu." jawabnya. sedikit menyesal, marah, sedih, rasanya aku ingin menangis. pembicaraan kami semakin dingin.
pukul 18.30
"terima kasih untuk hari ini." setelah mengantarku pulang. "sama-sama." pergi.
malam itu semakin buruk semakin aku tak bisa pejamkan mata untuk tidur, semakin hening pula keadaan rumah walaupun papa sudah pulang dari luar kota, hanya ada suara televisi saja.
tak lama akhirnya waktu yang tak ku inginkan hadir.

pukul 09.00 bandara,
setelah dia meghabiskan waktu untuk berpisah dengan ibu dan adiknya itu. dia menghampiriku.
"tunggu aku, aku takkan lama. ini cuman sementara. kita masih sahabat kan?" menatapku dalam-dalam.
"aku akan tunggu kamu, sampai kapanpun kau tetap sahabatku dan sampai jadi apapun kau, kau tetap sahabatku." aku menatapnya dalam-dalam, dan ku pun menangis.
"jangan menangis, aku akan pulang, tenang yah. hati-hati kalau bersepeda. jangan sampai jatuh lagi." sarannya. "iyah." jawabku. lalu dia mengeluarkan sesuatu dari tas kecil yang dipegangnya. "apa itu?" tanyaku. dia mengeluarkan sebuah kotak berwarna biru, dengan pita berwarna biru muda. "buka ini ketika kau sampai dirumah, ini hadiah dariku." katanya. tak lama sudah waktunya dia pergi.

akhirnya dia pergi juga. ku lambaikan tanganku sambil memegang kado darinya, air mata ini tak sanggup untuk ku tahan. "good bye I will be right here waiting for you." celotehku saat melihat pesawatnya telah terbang menembus awan dan dinding langit membuat kerumunan burung-burung terbang acak-acakan.

setelah sampai dirumah, ku buka kado darinya itu. isinya kotak musik berwarna biru tua, ketika kubuka didalamnya ada sebuah kapal yang sedang berlayar dilautan dan ....
Wherever you go whatever you do
I will be right here waiting for you
Whatever it takes or how my heart breaks
I will be right here waiting for you

lagu yang terdengar dari kotak musik itu setelah dibuka sama persis liriknya seperti yang kukatakan saat ia pergi, dan kapalnya pun bergerak layaknya sedang berlayar. aku menangis. aku masih menganggap ini mimpi. dan ternyata ada sepucuk surat ditulis dikertas putih dengan pena biru.
Don't go anywhere, wait me I'll go home. take care i miss you and i love you.  aku terkejut!!! sangat terkejut. namun, kupikir itu rasa sayang terhadap sahabat maksudnya. dia tak mungkin menyukaiku. tapi aku juga pikir dia menyukaiku. uuuh sangat membingungkan, "I will not go anywhere. I wait you." kataku memandang langit kelabu dihari itu. 




Sabtu, 10 Desember 2011

Last child~Pedih



  • Engkau yang sedang patah hati
    Menangislah dan jangan ragu ungkapkan
    Betapa pedih hati yang tersakiti
    Racun yang membunuhmu secara perlahan

    Engkau yang saat ini pilu
    Betapa menanggung beban kepedihan
    Tumpahkan sakit itu dalam tangismu
    Yang menusuk relung hati yang paling dalam

    Hanya diri sendiri
    Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
    Di sini ku temani kau dalam tangismu
    Bila air mata dapat cairkan hati
    Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
    Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
    Anggaplah semua ini
    Satu langkah dewasakan diri
    Dan tak terpungkiri
    Juga bagi...

    Engkau yang hatinya terluka
    Di peluk nestapa tersapu derita
    Seiring saat keringnya air mata
    Tak mampu menahan pedih yang tak ada habisnya

    Hanya diri sendiri
    Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
    Di sini ku temani kau dalam tangismu
    Bila air mata dapat cairkan hati
    Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
    Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
    Anggaplah semua ini
    Satu langkah dewasakan diri
    Dan tak terpungkiri
    Juga bagi..mu...

?

sejak awal bertemu pun terlihat sudah binar kebahagiaan yang akan kudapatkan dari matanya. tak akan pernah kusesali tuhan aku telah mengenal dia. meskipun hidupku didunia ini tak tau untuk apa dan apa gunanya namun aku takkan pernah menyesal telah mengenal sosok sepertinya. tuhan, dia benar-benar super baikkkk, dia pekerja keras, dia tak pelit untuk berbagi ilmu, dia selalu membuat orang tertawa. bahkan ketika kudengar dialog teman yang bukan teman sekelasku dengannya saja, memujinya. dia benar-benar wanita luar biasa. selalu membuat orang disekitarnya tertawa, nyaman, sampai betah dekat dengannya. dia benar-benar pintar tuhan, sampai-sampai tersirat mungkin tuhan tak beri dia kekurangan. semuanya perfect menurut pandanganku. tuhan aku tak tau apa ujian yang kau beri padaku. aku semakin bingung dengan arah hidup ini. semakin gelap, semakin sunyi, semakin dingin, dan semakin sering untuk kutakuti. tapi tuhan setelah beberapa hari aku seperti ini, without-nya. dan aku menemukan sebuah jawaban. Kau benar tuhan. aku harus percaya kalau hidupku masih panjang, insya alloh pasti kutemukan terang, pasti kutemukan bintang, pasti kutemukan tawa yang tanpa asa, pasti kutemukan keramaian, pasti ku temukan kehangatan, meski tanpa dirinya. tak mengapa tuhan. tuhan aku benar-benar bahagia melihatnya tertawa. yang aku inginkan tuhan, tolong buat ia selalu tersenyum, bahagia, jaga dia selalu tuhan dia benar-benar makhluk yang luar biasa yang selalu ajarkan aku apa arti kekuatan,
Mega HIDUPLAH SAAT INI apapun yang terjadi, apapun yang menghadang, apapun yang menghalangi, BE STRONG!!!!!! withoutnya.

Kamis, 08 Desember 2011


Dibawah rintik hujan
Ku menunggu, ku menanti
Dibawah rintik hujan
Ku mendengar desahan suaramu
Ku teringat gambaran bayangmu
Dibawah rintik hujan
Kurasakan sepi
Hanya sendiri tanpa satupun yang temani
Hanya sorakan rintik hujan yang berjatuhan
Hanya desahan tanaman yang terbawa sapaan angin malam
Dibawah rintik hujan
Ku terdiam, termangu
Menunggu hadirnya seorang dalam hidupku
Dibawah rintik hujan
Alunan syahdu alam  Menyatu kedasar naluri
Menjadikannya beku  Karena ku tlah lama menanti

?>?>?>


Biarkan ku disini, meski harus tanpa mentari
Sinari hidupku sepanjang perjalanan
Biarkan ku terpaku disini meski harus tanpa rembulan
Sinari sepanjang mimpi indahku.
Biarkan ku sendiri.
Meski tanpa merpati putih
Yang selalu setia tuk kutitipkan sejuta pesanku pada jagat raya
Biarkan aku disini, meski tuk penantian yang tak pasti.
meski senja takkan datang dipagi hari.
Meski pelangi takkan datang dimalam ini.
Meski mentari takkan datang di mimpi-mimpi
Tuk temani hariku. Tuk temani sepinya perjalananku
Hiasi dengan tawa disetiap langkah yang kupijakkan dibumi ini.

langit gelap sekali ya? dia pelit untuk membagi cahaya, apalagi kalau malam aku semakin buta. mentari pun tertidur pulas tak bangun-bangun seperti cerita puteri tidur. padahal aku ingin meminta secercah lentera saja. begitupun dengan sunyi dan kegalauan mereka selalu mengejarku mereka pun tak lelah mengajakku untuk bermain dengannya sudah kutolak bahkan sebelum mereka datang lagi sudah kutolak. namun mereka tetap datang. terkadang seharian aku tertawa sampai ku dijemput mimpi, tapi itu hanya sekedar. aku tak pernah tertawa sebenar-benarnya. selalu saja tertawa diatas segala tangisan.
dunia ini pun begitu luas, orang-orangnya sangat sibuk, sampai-sampai tak ada yang mau mengerti aku, diajak aku untuk berbicara, berbagi suka duka, membagi cahaya mereka tak mau. aku memanglah tak penting seharusnya ku tak disini. hidupku amat suram. tuhan apa gunanya kudisini?
dunia ini menurutku, bagaikan hutan rimba. selalu gelap, hening, membosankan juga tak kalah bahaya. tuhan aku lelah ini semua sudah cukup, mengapa aku selalu hidup dikeheningan? apakah aku ditakdirkan untuk seperti ini?

(._.)

haiii
How's life? Long time no talk more with you. maybe because of our busy each. Do you feel something different of your life without me? aku pikir kamu biasa saja, but berbeda denganku. Long time no laugh together, kapan ya bisa kayak gitu lagi? I think you are now more sensitive. I want all to be over, so me and you can spend time together. aku ingin seperti dulu. semua ini membuatku lelah. Do you know? on day, I cried because I miss you. when I listen that song I remember you. aku rasa semua sudah cukup. aku tak tau sisi mana yang salah, apakah dari aku? atau apa?tapi kupikir kita sudah dewasa untuk bisa menanggapinya dan melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. kamu takkan pernah bisa melihat sisi lain dariku agar dapat tahu yang sebenarnya. aku cukup tau jukalau aku menjelaskannya 1000x pun kamu tak akan pernah mengerti dan aku rasa itu tak penting bagimu. even if only I knew that was enough for me. jika aku salah seorang pengganggu dihidupmu hiruplah aku dengan sentuhan hatimu agar kudapat terbang bebas  until you can't see me anymore. maafkan aku, aku memang seorang yang benar-benar tak seharusnya ada dibumi ini, berpijak ciptakan jejak ditanah yang kering, menuai benih-benih kemarahan dan kekesalan dihidupmu. I just wanna say I miss you.

Sabtu, 03 Desember 2011

...............................

apa yang akan kau pilih antara cinta dengan persahabatan?
mana yang akan kau pilih terlebih dahulu antara cinta dan persahabatan?
mana yang akan kau prioritaskan antara cinta dan persahabatan?
mana yang kau pikir lebih penting antara cinta dan persahabatan?
mana yang lebih buruk antara cinta dan persahabatan?
mana yang lebih baik antara cinta dan pershabatan?
mana yang lebih istimewa antara cinta dan persahabatan?
mana yang lebih peduli antara cinta dan persahabatan?
mana diantara keduanya yang tidak ada cinta?
dan mana diantara keduanya yang tidak berawal dari persahabatan?
sebuah persahabatan dibangun atas dasar cinta ataupun menyayangi dan sebagainya itu salah satu wadah kebutuhan rohani manusia begitupun cinta, terkadang berawal dari persahabatan yang membawanya semakin istimewa.

???

ku terus berlari
ku terus mencari
ku kejar, kudaki, hingga letih
peluh membasahi sampai ke dasar hati
dibumi yang kini ku pijak
ku berharap banyak
tuhan kan beri aku nikmat
yang takkan letih untuk ku syukuri
namun, tuhan ku mulai rasakan kesepian
ku rasakan kesunyian
ku rasakan kekosongan
bak burung terbang tanpa sayap.
ku sapu sekelilingku
mereka saling memadu kasih
menyatukan dua rasa
ciptakan satu cinta.
yang hanya dapat di rasakan oleh 2 insan.
yang kan berikan kepuasan rohani tersendiri.
ku hanya termangu, terpaku,
ketika ku saksikan semua itu
ku rasakan iri, tuhan mengapa tak kau beri
beri aku seteguk cinta
seperti apa yang mereka rasakan
yang kan hapuskan penat diperjalanan panjang ini...

Selasa, 29 November 2011

tuhan peluk aku sebentar saja aku lelah hadapi semua ini.

tuhan mengapa dunia itu begitu jahat, kejam, tuhan bumi ini selalu buatku menangis, tak nyaman, sedih, terluka, sunyi, kesepian, aku benci bila ku harus sendiri. tuhan mengapa bumi ini selalu memintaku untuk tetap menangis? mengapa bumi ini buatku benci tertawa dan tersenyum. tuhan aku mohon, aku lelah. aku lelah, aku tak kuat tuk hadapi ini sendiri. aku selalu seperti ini. aku mohon tuhan izinkan aku tuk tertawa dan tersenyum tanpa asa dan tanpa beban yang kutanggung. tuhan mengapa ku tak bisa dapatkan apa yang aku mau? aku selalu kesepian. tuhan mengapa kau takdirkan aku turun kebumi ini? aku ingin tertidur lelap disurga-MU ditselimuti kasih sayang para bidadari, aku tak ingin berada disini tuhan. tuhan aku takut. mereka jahat padaku. tuhan aku amat haus akan kasih sayang dan cinta dari orang-orang disekitarku. tuhan aku amat lapar pelukkan hangat dari seorang bunda yang dikagumi seluruh jiwa. tuhan mengapa orang-orang disekitarku dapat dengan mudahnya mendapatkan setuang kebahagiaan dan kasih sayang. sedangkan aku. aku tak dapatkan itu. aku iri tuhan, aku iri. tuhan mengapa didunia ini ada cinta? jika ku tak pernah dapatkannya. aku selalu berakhir dititik seperti ini tak pernah berubah. aku benar-benar kenyang dengan semua kekacauan dalam hidupku ini.

tuhan kapan pelangi kan datang setelah hujan? kapan mentari kan datang dikala pagi menjelang, tuhan mengapa kau diamkan aku dikegelapan dunia tanpa sebuah lentera yang takkan padam? aku benar-benar kesepian. aku tak ingin berada dalam kesunyian sendiri seperti ini. tuhan aku benar-benar tak cukup kuat hadapi ini. jiwaku selalu resah, bimbang, tak tentu arah, dan tak tau tujuan, aku selalu rasakan sepi, tuhan aku ingin dipeluk MAMA aku ingin dicium MAMA aku ingin dipeluk AYAH aku ingin dicium AYAH aku ingin dapatkan dan raih kasih sayang mereka lalu kan ku simpan sampai semua itu takkan hilang. tuhan mengapa ku selalu merindu? sedangkan orang lain dirindukan. tuhan mengapa kuselalu mencinta, sedangkan orang lain dicintai. tuhan mengapa ku harus mengemis tuk dapatkan kasih sayang dan cinta sedangkan orang lain tanpa berucap pun mereka dapatkan itu. tuhan aku mohon keluarkan aku dikegelapan ini. aku mohon beri aku secercik cahaya. tunjukan aku harus kemana. tunjukan ku tempat terbaik yang kenalkan aku pada hidup yang kuimpikan.
tuhan jika itu memang takkan pernah ada dalam hidupku. aku mohon bawa aku, ambil aku. karena ku tahu aku tak ada artinya disini, takkan pernah ada yang peduli, dan takkan pernah ada yang mau mengerti. tuhan peluk aku sebentar saja aku lelah hadapi semua ini.

Rabu, 23 November 2011

gak penting

cinta? tiap kali denger kata itu pasti yang kebayang pacaran, ngobrol berdua, bercanda berdua, makan bareng, pulang sekolah+berangkat bareng, pas dirumah, ditelponin, dsms-in, pasti itu. dan pasti mikir kalo cinta itu bikin happy, bikin seneng. but, cinta itu bikin nangis, bikin males makan, males mandi, males belajar, pengennya dengerin musik yang mengenang kesalahan yang dia lakuin, bikin pusing, capek hati apalagi kalo dia udah mulai deket sama cewek lain walau sekedar nanya pelajaran, ngebuat beban hidup makin nambah. cinta itu bikin pusing, aneh, gak tentu arah+tujuannya, gak ngasih tau kapan dia bakal dateng atau pergi. kayak jelangkung gitu "datang tak dijemput pulang juga gak diantar." cinta itu penuh sama yang namanya kesalahpahaman, misunderstanding. paling benci kalau udah mulai rindu, ngingetin, ngebayangin wajah or tingkah lakunya. dicintai sama mencintai? emang lebih enak dicintai, tapi kalo kitanya gak mencintai percuma. mencintai sama juga percuma kalau kitanya gak dicintai, ternyata cinta banyak percumanya juga, udah gitu ngebuang-buang waktu yang amat berharga hanya untuk mengingat, dan merindunya. gak diawal gak diakhir pasti aja ada kisah tragisnya. dan cinta juga ternyata mudah ngebosenin sekali ketemu yang baru, nyaman diajak ngobrol, sejalan, seprinsip, yang dulu good bye deh.

Selasa, 22 November 2011

inilah hidupku

aku hidup bersama ayah, ibu yang selalu memberikan apa yang kuinginkan. tak pernah mereka tak penuhi pintaku. apa yang kuingin pasti saja dikabulkan. aku bahagia. ku dapat menikmati segala macam fasilitas pribadi ataupun yang ada dirumah ini. aku bebas tuk melakukan apa saja. mereka tak pernah melarangku. namun, ku bertemu mereka hanya pada saat pagi hari saja saat kita berada dimeja makan untuk sarapan. namun itu pun terkadang. mereka selalu sibuk dengan urusannya masing-masing. mereka tak pernah bertanya apakah kabarku? bagaimanakah sekolahku? atau basa-basi denganku. ingin ku berteriak pada mereka meminta mereka tuk hentikan segala aktifitas yang membuat hubungan kami menjadi renggang. sudah kucoba. alhasil mereka malah semakin acuh dan memberiku berbagai barang-barang yang aku sendiri tak memintanya.
"Pah, Mah, besok hari sabtu. ke puncak yu?" ajakku saat makan malam.itu pun tanpa terencana. biasanya mereka pulang tengah malam. ketika ku memulai membuka lembar mimpiku.
"hahhahahahahah." serempak mereka tertawa. aku malah bingung dan mengerutkan keningku.
"sayang, kamu itu kayak yang enggak tau aja, mama dan papa tak punya waktu untuk itu." sambil mengusap rambutku. "iyah nak, papa besok mau ke Singapore ada meeting penting tentang kerja sama bisnis papa." ujar papa. aku hanya diam. melihat tingkah laku mereka yang selalu sibuk. "mama pun besok akan ke Pontianak mama harus ngecek keadaan pabrik disana sekaligus ada rapat penting bersama karyawan. so, kamu sama mama dan papa ditinggal dulu ya." tersenyum padaku. "terserah mama dan papa saja, sana kerja sampai kalian benar-benar tak akan peduli padaku!!!" aku menangis sambil berlari ke kamar tidur.
sejak kecil, aku diurus oleh bibi Tini. ia sudah kuanggap sebagai mama. mama yang benar-benar impianku. sejak kecil aku sering ditinggal oleh mama dan papa. ketika umurku 5 bulan-an. mama dengan mudah melepaskan aku dan menyerahkan tugasnya kepada bi Tini. demi pekerjaannya. mereka pun tak tahu kalau ku mengidap penyakit. aku ingin bercerita pada mereka namun ku tahu mereka takkan pernah peduli. pasti ku malah diacuhkan untuk yang kesekian juta kalinya. tiap bulan ku chek-up ke dokter menanyakan keadaan diriku sendiri. tak ada yang tahu. Bi Tini pun tak mengetahui hal ini. aku meminta uang pada mama dan papa lalu ku gunakan untuk pergi ke dokter. mereka berpikir kalau aku menghabiskan uangnya itu untuk belanja dan pergi ke salon. namun, tak. aku tak begitu tertarik dengan hal itu. tiap kali ku chek-up keadaan ku selalu memburuk. dokter selalu bilang aku harus lebih waspada dan hati-hati. disekolah aku terkenal denga siswi yang paling sering pingsan, aku tak pernah ikut pelajaran olahraga, absen karena sakit pun sering sekali kulakukan. mungkin itu karena daya tahan tubuhku yang sudah tak bisa menahan kanker otakku ini. ibuku dulu pernah bercerita ternyata kakek meninggal karena ia mengidap kanker otak yang dialami sejak ia kecil, dan baru ketahuan saat berumur 20 tahun.  dan pada akhirnya ketika ku berumur  10 tahun-an aku sering sangat sering sakit kepala disertai muntah, mata terasa minus, kejang, banyak temanku bilang kalau aku semakin banyak mengalami perubahan sikap, gaya bicaraku berbeda dengan teman sebayaku. dan ketika umurku 15 tahun ku sudah benar-benar tak tahan dengan rasa pusing disertai muntah yang sering menjumpaiku hampir tiap hari dan rasanya semakin mengganas. akhirnya kuputuskan untuk pergi ke dokter. dan hasil ct scan pun menyatakan aku positif menderita kanker otak. sejak saat itu setiap bulan aku chek-up ke dokter tanpa mama dan papa mengetahuinya. aku hanya meminta uangnya lalu kubilang bahwa aku menggunakan uang itu untuk rekreasi atau mentraktir teman.

aku tak punya sahabat ataupun teman. entah karena ku terkenal sakit. mereka menjauhiku. mereka mengira bahwa aku menderita penyakit menular yang mematikan. mereka enggan menjadi temanku. aku sering bertanya pada tuhan "mengapa ku dilahirkan ke dunia ini dengan mama dan papa yang seperti itu keadaannya, dengan penyakit yang setiap hari membuatku menderita tanpa satu orang pun tahu, dan tanpa teman atau sahabat yang bisa merasakan apa yang kurasa?" namun itu tak ada gunanya. ini hidupku. dan menderita adalah takdirku. akhir-akhir ini mama dan papa sering bertengkar. mama memaki-maki papa karena papa ketahuan makan malam bersama sekretarisnya, begitu pula mama. papa mengira mama berbisnis hanya untuk membiayai pacar yang usianya terpaut jauh lebih muda dibanding mama.
"APA????? KAMU TUH BERANINYA MAKAN, JALAN-JALAN,  SAMA CEWEK KEGATELAN. JANGAN-JANGAN SUDAH KAU NIKAHI DIA SECARA SIRI YA." suaranya keras terdengar hingga kekamar tidurku dilantai atas. "KAMU PIKIR, KAMU TAK PUNYA SALAH APA??? DASAR ISTRI DURHAKA SELINGKUH SAJA DENGAN REKAN BISNISMU YANG BERONDONG ITU. KELUAR KOTA TAUNYA LIBURAN SAMA-SAMA." begitupula suara papa. itu semua membuatku sakit semakin sakit. sakit karena batinku. begitu pula penyakitku yang muncul kembali tuk menyiksa diriku tuk membuatku mati secara perlahan. "Non, non, boleh bibi masuk?" sambil mengetuk pintu. suara Bi Tini yang seperti orang kecemasan. "Jangan dulu Bi Tini aku sedang pakai baju." jawabku dengan suara yang amat lemah tuk menahan sakitnya penyakit ganas yang kurasakan. aku berbohong pada Bi Tini. tak lama suara Bi Tini tak muncul lagi. aku pikir dia sudah pergi. aku langsung meminum obat yang diberikan dokter lalu terbaring lemah dilantai.

"sudah pagi rupanya. kupikir aku takkan temukan kau mentari. aku pikir tadi malam adalah hari terakhirku mengencani bulan dan bersantai dengan angin malam tuk rasakan kematianku." berbicara sendiri. "Non,, non Bi Tini boleh masuk?" suaranya kembali terdengar. "Iya bi boleh." jawabku. "Ekh non kok ada dilantai gini wualah untung ada karpet, non jatuh yaa. mimpi apa sampai jatuh seperti ini? ayo mandi sama sarapan sudah pagi. non harus kesekolah." suruhnya sambil membereskan tempat tidur yang semrawut. aku terbangun lalu memeluknya. aku menangis aku benar-benar merasakan kehangatan disana. aku seperti hidup. benar-benar rasakan kasih sayang. "non yang sabar yaa, non lagi diuji sama Sang maha Kuasa. mama sama papa non sudah pergi ke kantor." nasihatnya. "Bi Tini boleh aku panggil Bi Tini dengan kata mama?" pintaku. "akh non berlebihan jangan ya nanti nyonya marah sama bibi, gak pantes non." jawabnya. "aku ingin Bi, mama takkan marah ia tak peduli padaku. boleh yah?" rayuku. "baiklah terserah non saja," smabil tersenyum memandangku. aku memeluknya seraya berkata "jangan panggil aku non, panggil aku nak, seperti yang Bi Tini ucapkan pada anak Bi Tini." pintaku lagi. "Iya boleh."

hari-hariku serasa semakin hidup, kasih sayang yang Bi Tini berikan padaku benar-benar kurasakan. meski itu sudah sejak umurku 5 bulan. aku diajarkannya memasak. aku juga membantunya membereskan rumah. namun, sudah 5 hari mama dan papa tak pulang kerumah. entah kemana mereka pergi. aku yakin mereka tak pergi bekerja. mereka menghindar dari masalahnya. hanya aku dan Bi Tini yang kini tinggal dirumah yang dulu pernah kusebut Neraka.
malam yang indah. bintang-bintang berkedip mesra padaku. angin sepoi menyapa rambutku yang terurai dimalam itu. bulan pun bersinar penuh. ku memandang itu dibalkon kamar tidurku yang menghadap kejalanan sepi. diseberangnya terdapat rumah yang tak terlalu megah namun serasa penuh kehangatan disana. Bi Tini bilang itu rumah paling sederhana diperumahan elite sini namun, keluarganya paling akur, tak pernah ada pertikaian, 1 minggu sekali mereka berlibur bersama, kehangatan benar-benar dapat kurasakan dari binar-binar cahaya lampu yang terang. "keluarga bahagia" celotehku.

tiba-tiba penyakitku kembali kambuh. aku mulai merasakan sakit yang amat tak tertahankan. bahkan lebih dari sakit. ini benar-benar membunuhku. aku memegang otakku keras-keras ingin ku bentur sekeras mungkin aku tergeletak dilantai lagi, aku muntah. banyak sekali. pusingnya kembali menyerang dengan sakit yang lebih dahsyat amat dahsyat. wajahku memerah karena tak tahan akan sakitnya yang mengganas. aku ingat kata-kata yang dilontarkan dokter. aku merasakan aku takkan lama.

Esoknya, gerimis dipagi itu. menyelubungi pemakamanku yang membuat keluargaku, orangtuaku, dan Bi Tini,  meneteskan air mata. malam tadi adalah benar-benar malam terakhir ku mengencani bulan, bintang, serta menyapa sapaan angin malam. Pelukkan Bi Tini diwaktu itu. adalah pelukkan terakhir dan kurasakan kasih sayang tuk yang terakhir bukan dari Ibu kandung sendiri. aku hanya tersenyum melihat tangis menderai dari air mata mamaku dan papaku. meski mereka begitu selama belasan tahun namun mereka tetap mama dan papaku orang yang berpengaruh dalam hidupku dan memegang peranan penting. kematianku membuat mereka sadar, mereka tak bertengkar lagi, penyesalan yang amat mendalam dapat kulihat dari paras orangtuaku. Kini mama dan papa tau semuanya. semua tentang aku, hidupku yang sebenarnya, dari buku catatan hidupku yang ternyata selalu Bi Tini liat ketika ku memegangnya. Itulah kisah mengerikan hidupku.

Sabtu, 19 November 2011

good bye

aku terlahir dengan penyakit yang amat membuat ibuku selalu cemas dan itu amat kubenci dalam hidupku. penyakit ini pun sudah hampir parah sekali. bahkan dokter mulai memprediksikan sisa hidupku. semakin dewasa semakin parah dan ganas penyakit ini, semakin tak berdaya pula tubuh ini, dan semakin semakin cemas pula ibu hingga ia merelakan pekerjaannya demi aku. kini ia bukan wanita karir lagi. ia pun menyewa suster untuk merawatku dirumah. aku tak sekolah secara biasanya. home schooling. ku tak tahu dunia luar seperti apa dan bagaimana. dari kecil ku sudah dikurung dirumah yang penuh dengan perhatian dan kecemasan yang membuatku terkadang bosan dan membencinya sampai umurku 14 tahun. aku tak punya teman selain satu boneka yang amat kusuka dan jadi sahabatku, juga buku-buku catatan tempat dimana ku bisa berinspirasi atau menuangkan rasa sakitku. sakit batin ataupun karena penyakitku ini. ku benci jikalau ku harus meminum berbagai macam obat namun rasa sakitku tetap ada dan aku tak kunjung sembuh. dan ku benci bila ku harus berpura-pura berkata aku baik saja padahal rasa sakitku tak tertahankan aku takut ibu mencemaskanku aku sudah bosan dengan kecemasannya dan kata-kata yang sering dilontarkannya itu-itu saja.

suatu hari ibu pergi ke rumah sakit untuk berkonsultasi dengan dokter yang menangani penyakitku. suara bel berbunyi, aku membuka pintunya. kupikir ibu. ternyata pengantar pizza. kumenutup pintunya. dan kulangsung menelpon ibu dan bertanya apakah dia membelikanku pizza? dan ternyata benar, aku takut pengantar itu salah kirim. kubuka lagi pintunya diamasih ada dan memberiku sebuah kotak yang sudah pasti isinya pizza itu.
"te-te-terima kasih." ucapku.
"sama-sama." jawabnya sambil tersenyum.
ketika ku makan pizza itu sambil menonton tv. tiba-tiba kuteringat rautnya. ku pikir ia tidak tua. aku mengira-ngira bahwa pemuda itu berumur 15 atau 17 tahunan. aku senang dengan senyumnya. dan itu pertama kalinya ada pemuda yang memberiku senyuman. namun tiba-tiba sepertinya anggapan negatif muncul dipikiranku "apakah dia senyum supaya aku membeli lagi pizza-nya?" dan anggapan positif kembali lagi "akh tidak juga senyum itu kan ibadah." itu membuatku bingun. aku tak memerdulikannya namun itu takkan kulupa.

esoknya, ku meminta uang pada ibu. untuk yang pertama kalinya.
"untuk apa?" tanyanya. "biar ibu belikan saja." lanjutnya.
"tidak bu, ku ingin beli pizza sendiri." jawabku. "biar ibu telfonkan ya untukmu."tawarnya.
"tak bu, aku ingin melakukannya sendiri." bantahku menatapnya. "baiklah, tapi ingat jangan macam-macam. ini ibu beri kau uang." dan pergi ke dekat kolam ikan dibelakang rumah.
aku langsung menelpon nomor tempat pizza yang kemarin ibu beli, yang kutemukan ditutup kotaknya.
"hallo aku pesan pizza beef chicken-nya satu diantar ke alamat....."
tak lama, bel berbunyi. kusemangat membukanya. ternyata pemuda itu lagi.
"terima kasih." sambil tersenyum dan tak canggung.
"sama-sama dek," tersenyum.
aku berlari kekamar tidurku setelah memberinya uang tuk membayar sekotak pizza yang sudah ada didepan mataku. aku tertawa sendiri, tersenyum sendiri, dan akhirnya ibuku cemas lagi.
"aku tak apa bu sungguh, aku merasa bahagia saja." menegaskan padanya.
"baiklah. tetap hati-hati ya." sambil menutup kembali pintu kamar.
untuk pertama kalinya aku lupa kalau hidupku dapat dihitung jari. dan untuk pertama kalinya rasa sakitku tak menjerit ditubuhku. malam itu ku tertidur pulas. sangat pulas.
"ibu ayolah aku ingin sekolah diluar. aku baik saja." pintaku dipagi yang cerah itu. "aku tak ingin belajar dirumah." cemberut. "bagaimana ibu bisa yakin kau baik saja sedangkan wajahmu semakin hari semakin pucat!" itu membuatku kesal. ku berlari menuju kamar tidur lalu menguncinya. di hari itu aku kembali teringat akan sisa hidupku.
namun memang tak salah kulihat parasku dikaca aku semakin pucat, terlihat semakin lesu, semakin semakin tak berdaya, dan penyakitku ini semakin semakin semakin parah. suatu malam, penyakitku kambuh lagi, ibu juga ayahku langsung membawaku ke rumah sakit mereka menemukanku tergeletak dibawah lantai. ketika tersadar aku lihat ibu yang sedang mencium tanganku dengan tetesan air matanya, juga ayahku yang mengusap keningku. penyakit ini seperti terus membunuh, menusukku dari dalam. aku hanya pasrah. mungkin ini malam terakhirku berada dibumi.

pagi hari yang indah, kejutan yang tak kuduga dibuat oleh ibu. ibu dan HAH??? pemuda pengantar pizza??? datang menjengukku. pemuda itu berseragam layaknya pengantar pizza sambil memegang sekotak pizza.
"kau suka ini bukan?" tanya ibu sambil menangis. aku memeluk ibu. dan aku tak kuasa tuk menahan tangis dikala ujung hidupku. "hai.. kuharap kau bisa sembuh. aku akan ajak kau untuk mengantar pizza-pizza ke tiap rumah. mau?" sambil tersenyum. aku mengangguk dengan air mata yang semakin menderas. "namaku Rio aku bekerja paruh waktu agar aku bisa membantu ibu membiayai sekolahku. sebagai pengantar pizza." sambil tersenyum dan menyerahkan sekotak pizza yang masih hangat itu. ayah pun ada ia menyusul. kami semua makan siang denga pizza yang ibu beli tadi. disore hari aku kembali. mulai mencemaskan orang-orang disekitarku lagi. dokter sudah tak bisa apa-apa. ia pasrah. aku pun hanya terbaring menunggu kedatangan malaikat yang akan mengantarkanku kealam yang baru dimana entah ku kan bertemu ibu, ayah, dan pemuda pengantar pizza bernama Rio itu lagi. ibu, ayah, dan Rio tetap ada disampingku. mereka mengharapkanku membuka mata. namun semua itu tak kulakukan. aku semakin semakin membuat tangis mereka menderas, apalagi ibu. ia hampir pingsan. aku semakin pasrah aku hanya membuat mereka khawatir dan merepotkan hidup mereka. hingga akhirnya harapanku didengar tuhan. ia memanggilku dengan panggilannya yang begitu lembut, halus, anggun, dan sejukkan hati untuk mengajakku ke tempat-Nya.dan soal Rio sudah kutitipkan surat untuknya kepada ibu. good bye mom good bye dad good bye Rio. just take it there will be no more things that can make you the hassle and worry. I've gone.



just for refresh mind and just kidding :)

pagi yang indah, cukup baik untuk pergi ke sekolah, cukup memberi semangat, dan setiap mengingat sekolah disanalah kuingat seseorang. berharap hari ini akan dilalui dengan indah dengan sejuta kebahagiaan yang dapat terukir, serta ilmu yangdidapat tak sia-sia. pelajaran pertama telah dimulai, semua terlihat seperti biasa. tak ada yang berubah hanya saja pelajarannya. terkadang kusapu semua wajah-wajah teman-teman ku saat mereka menyimak pelajaran. dan sesaat selalu ada titik dimana ku harus berhenti sejenak tuk kagumi. walaupun beberapa detik. apabila telah nampak ia kan bergerak, ku langsung alihkan pandangan.tiap 2 jam sekali bel berbunyi pertanda pelajaran harus diganti dan pertanda kami semua siswa harus memandang wajah guru yang lainnya. tetap saja seperti tadi. menyapu semua gambaran wajah-wajah dan terhenti disebuah titik. tak ada apa-apa. kembali lagi menyimak pelajaran. hingga diakhir pelajaran tuk terakhir kalinya, ku mengantuk. dan ku menguap sambil menyapu wajah-wajah itu kembali dan ketika terhenti dititik tersebut ternyata sesuatu terjadi. melihatku!!! kearahku! refleks nguap-ku terhenti. dan kembali duduk siap memandang guru yang sedang membagi ilmunya. ku bayangkan tawaan kecil dari mulutnya keluar. betapa malunya aku.

hari ke-2.
ketika menyiapkan pelajaran teringat ku dengan sekolah. dan ............ huh ku sudah muak. mengapa bila ku ingat sekolah ku jadi ingat akan hal-nya? dia bukan siapa-ku?aneh!!!! ku sudah berjanji pada diriku hari ini dan seterusnya bila kusapu wajah-wajah temanku lagi ku takkan berhenti dititik itu dan takkan menyapu titik tersebut. alhasil, janjiku terpenuhi. tak kutengok sedikitpun. hanya teriakkan suaranya yang kupikir menyakitkan ditelingaku namun rasanya mudah sekali tuk kurindukan. "uuuaaaaaaa hueekkkk mengapa ku harus berkata seperti itu? mengapa ku harus berfikir seperti itu? tapi aku pun heran entahlah itu yang kurasa.
pantas langit gelap, mendung, gerimis, dan angin yang bertiup semakin kencang selubungi suasana hari itu. memang janjiku terpenuhi tapi pada saat jam pelajaran saja. berbeda ketika bel pulang berbunyi itu pun tak kusengaja. ia nampak marah, seperti membenciku. apa salahku? aku tak berbuat apa-apa padanya? dasar orang aneh!!! aku pun semakin keheranan. dan lebih parah lagi aku pun heran mengapa ku terus memikirkannya, sedangkan ku amat memebncinya, dan dia bukan siapa-siapa ku namun ku selalu merasa ad sesuatu. terkadang aku pun bersikap tak biasa.!!!! very strange.

Senin, 14 November 2011

aaaaaaaaaaarggggggggghhhhhh

tiap ku mengingat akan hal itu, hal yang paling menyebalkan paling membuatku muak tuk mengingatnya. aku ingin semua itu lupa dari otakku, dan tak akan kembali lagi kedalam pikiranku. namun, entah mengapa ku tak bisa. apa yang ingin kulupakan justru malah semakin ku ingat. itu semua sangat menggangguku. aku ingin dia pergi dari hidupku, ku tak ingin wajahnya selalu hadir disela-sela kelengahanku. aku pun menyesal dan amat menyesal telah mengenalnya. ia selalu buatku bad mood, ia selalu buatku tak bersemangat, ia selalu buatku marah amat marah, hingga ku sangat membencinya. namun entah mengapa selain ku membencinya terkadang ku merasa kasihan padanya. aku bingung terhadap perasaanku sendiri. aku tak tau harus bagaimana. aku membencinya namun aku pun menyayanginya. aku ingin dia pergi dari hidupku, tapi terkadang timbul rasa agar dia jangan tinggalkan aku. mengapa jadi seperti ini? mengapa ku berat tuk lupakannya padahal aku kira itu semua tak terlalu penting bagiku.? dia bukan siapa-siapa-ku. dia hanyalah angin yang berlalu dan mencoba singgah didalam ketenangan hidupku dan mungkin ingin mencoba tuk rapuhkan aku tuk pecahkan aku hingga ia dapat tertawa sepuasnya!!!! I hate Falling in love!!! tertawalah anda sepuasnya bersama dirinya setelah anda membuat hidup saya berantakan!!!

Kamis, 10 November 2011

candaaaa

masa pubertas. ya ku sudah mengenalnya. ku mengenal ku pun mulai menyukai lawan jenisku. namun entah mengapa ku benci bila ku mulai menyukai seorang, ataupun mengaguminya. ku benci ketika ku mulai memikirkannya, ku benci ketika ku mulai ingin menatapnya walau dari jarak jauh. ku benci ketika ku lihat dia sedang bersama orang lain. aku benci itu !!!! aku sangat membenci hal itu. namun ku senang jika ia menghubungiku walaupun untuk bertanya atau sekedar membicarakan hal-hal yang aku rasa itu tak penting. aku juga suka kalau melihat ia ada, aku suka kalau melihat ia berolah raga, aku suka ketika ia melirikku, aku suka ketika ia berbicara padaku, aku suka, aku senang itu. namun, aku benci ketika ia telah bersama orang lain, aku benci ketika ia hanya ingin mempermainkan aku, aku juga benci ketika ia mulai tak care padaku, aku beni ketika ia mulai jarang menghubungiku, dan aku sangat membenci ketika sebenarnya ia tak suka padaku. ia hanya ingin memancing perasaanku. dan aku senang jika ia terluka!!! i want you feel what i feel!!!

I hope I will be part of your life

ku tahu kini ku beranjak dewasa. begitu banyak perubahan dalam diriku. hampir 100%. terutama sikapku. banyak teman-teman semasa kecilku berkata bahwa ku telah berubah jauh dari apa yang mereka duga. penilaian mereka pun beragam negatif or positif. namun, ku hanya bisa menerima baik kritik ataupun sraan mereka karena seperti inilah aku sekarang. dan aku merasa aku nyaman seperti ini. perubahan yang paling menonjol adalah sikapku. dulu semasa SMP aku termasuk anak yang dikategorikan seperti tidak mempunyai warna hidup. aku selalu sendiri, penyendiri, pendiam, terlalu serius, jarang tersenyum ataupun tertawa, dan juga lugu. teman-teman se-SMP-ku tak pernah mengenalku sebagai anak yang jail, friendly, kocak, dsb. memang benar di SMP aku seperti itu karena aku tak temukan orang yang bisa kuajak untuk curhat, ataupun ngobrol. kebanyakan tak sejalan ataupun tak sesuai dengan karakterku yang seperti itu.terlebih ku sering menangis dengan alasan yang tak jelas. karena ku lelah ku hanya bisa merenungi, menerima, semua masalah yang berdatangan secara sendirian. aku seperti hidup sendiri didunia ini tanpa seorang yang lain. sering ku menjerit dalam hati ku ingin cepat-cepat lulus dari sekolah. aku benar-benar tak nyaman selama 3 tahun itu, ingin ku bicarakan pada ibu. namun kupikir itu hanya akan membuat masalah semakin bertambah. aku ingin merubah hidupku. aku tak ingin masa remajaku itu seperti ini. ku ingin menikmatinya hingga kudapat kenangan yang bisa kuceritakan pada ank cucuku.

namun, kini berbeda. setelah ku lulus. aku bukan lagi orang yang penyendiri, aku bukan orang yang terlalu serius, pendiam, jarang jail ataupun tidak kocak. berbeda sekarang ku lebih terbuka, mencoba untuk lebih dekat dengan orang-orang disekitarku, bahkan setelah ku mengenal mereka lebih dekat. aku sering menjailinya, aku termasuk anak yang kocak, bahkan mereka pikir aku anak yang paling ceria, ada juga yang bilang aku cuek. ya memang benar dulu sewaktu SMP aku terlalu jaim. tapi sekarang aku tak ingin seperti itu. aku ingin jadi diriku sendiri yang apa adanya. biarkan orang menilai apapun yang penting aku jadi diri sendiri inilah aku tak ingin mengada-ada ataupun diada-ada. biarkan orang tau aku yang sebenarnya. dan kini aku pun temukan orang ataupun bisa kupanggil sahabat terbaik yang benar-benar sesuai denganku, ia mengerti apa yang kubicarakan, ia sejalan, dan aku merasa nyaman mengobrol dengannya. terlebih dia sering buatku tertawa. aku tak menyesal benar-benar tak menyesal mengenal dia. apa yang tak ku ketahui akhirnya kudapat tahu, apa yang asing bagiku akhirnya itu biasa bagiku, dan semua itu berawal darinya. sejak ku mengenalnya. thanks my buddy. :) I hope I will be part of your life.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Hanya satu-Mocca

Hanya Satu - Mocca

hanya satu pintaku
tuk memandang langit biru
dalam dekap seorang ibu
hanya satu pintaku
tuk bercanda dan tertawa
di pangkuan seorang ayah
reff: apa bila ini
hanya sebuah mimpi
ku selalu berharap
dan tak pernah terbangun
hanya satu pintaku
tuk memandang langit biru
di pangkuan ayah dan ibu
repeat reff
hanya satu pintaku
tuk memandang langit biru
dalam dekap ayah dan ibu

i love you anyway

ku tahu hari ini adalah hari dimana ia kan pergi meninggalkan aku tuk waktu yang tak sebentar. aku harus percaya ia kan pulang, kembali, isi kekosongan dihati ini tanpa senyuman indah yang selalu terpampang diwajahnya setiap hari.
ku bersekolah seperti biasa, namun ada yang berbeda. aku akan sekolah untuk setengah hari saja. aku kan antar ibu tercintaku pergi. pukul 10.10 saatnya aku izin ke ruang piket. setelah mondar-mandir mencari guru untuk emminta izin pulang plus tanda tangannya, satu yang harus kuselesaikan lagi menunggu kakak menjemputku. tak lama, ia datang juga. kami tak lupa bahwa esok adalah hari dimana umur ibu akan bertambah. sayangnya, esok hari ia sudah takkan ada drumah lagi, sebelum pulang aku dan kakak memutuskan untuk pergi ke toko kue. kami sempat bingung jenis kue apa yang harus dibeli, karena kami tau ibu tak suka susu, keju, coklat, sedangkan kue yang dijajakan kebanyakan seperti itu. kami memutuskan untuk membeli kue strawberry berukuran mini.
sebelum masuk kerumah, didepan teras rumah aku dan kakak menata kembali kuenya dan terutama memasang lilinnya. taraaaaaaa..... " happy birthday mama, happy birthday mama, happy birthday mama..." terlihat ibu sedang duduk didekat tangga. kulihat senyumnya itu. ia meniup lilinnya. dan memeluk kakak seraya memberi nasihat dan menangis, begitupun pada aku dan adikku. surprise party yang indah sebelum ia berangkat.
dan tepat pukul 13.30an. saatnya mengantar ibu pergi. kupeluk dan kucium dirinya. ku yakin ku akan merindukannya, rindu yang amat berat. ibu kan pergi tuk memenuhi rukun islam yang ke-5. sedih dan berat rasanya. yang kurasa saat itu ku ingin ibu tak pergi cukup disini saja, namun apa boleh buat ia pergi pun untuk beribadah bukan untuk bermain. ketika naik ke mobil. tiba-tiba siswa-siswa didikan ibu datang, mereka ingin berpamitan juga sebelum ibuku berangkat. dan ketika ibu masuk ruangan yang dijaga amat ketat disanalah kami berpisah.
berjam-jam ku menunggu ibu keluar walaupun melihat ibu dari kejauhan yang diantar sebuah bus. ketika bus 1 sudah berangkat. tinggalah bus 2. bus yang akan ditumpangi ibu. aku langsung berdiri. ketika melaju dengan kecepatan yang amat rendah mungkin disnegaja. aku melihat ibu ia berada dikursi kiri dekat jendela. namun sayang ia tak melihatku, ia pun tak mendengar teriakkan dan tangisku. kulihat ia nampak kebingungan mencari kami. setelah tak terlihat aku merasa menyesal kenapa lku tak berada didepan sana agar ibu bisa melihatku. aku ingin mengatakan aku sangat menyayanginya. dan tiba-tiba aku diajak seseorang untuk menyusulnya karena busnya terhenti dijalan yang tak jauh dari tempat aku berdiri. aku, kakak, adik, dan semua keluargaku yang lain berlari. sampai akhirnya kudapat lihat ibu, aku dapat melihat paras cantikya. aku pun makin berteriak dan melambaikan tanganku kepadanya yang dari tadi nampak kebingungan. tak kusangka ia akhirnya dapat melihat kami. ia menangis, begitupun aku. tangis bahagia kulihat jelas dari parasnya. ciuman yang ia berikan meski terhalang oleh kaca bus itu, dan disampaikan oleh lambaian tangan dapat kurasakan, ia bertanya "mana adik?" kulangsung menariknya dan ibu berpesan pula pada adik. tangis mulai menderai disana, rasanya aku ingin berlari naik bus itu dan memeluknya sekali lagi. namun itu tak bisa. kakak yang sejak tadi berada disampingku terus menasihatiku. dan tak lama bus itu pergi juga. aku pulang.
dan kulihat rumahku kini lengang, tak kulihat senyumman ibunda, tak kulihat gerak-geriknya, tak kucium aroma masakannya, namun kurasakan dia tetap disampingku walau maya. i will be right here waiting for you. bunda.i love you anyway.