Kamis, 29 Desember 2011

dari sebuah novel


Dari : raditya dika

Kepada kamu
Dengan penuh kebencian.

Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu. Tersenyum malu-malu dan
Menebak-nebak. Selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu dionline. Dan disaat
Kamu muncul aku akan tiduran tengkurap bantal dibawah dagu. Lalu berfikir, tersenyum, dan berusaha,
Kalimat-kalimat lucu agar kamu diseberang sana bisa tertawa. Karena kata orang cara, mudah membuat
Orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan ini benar. Aku benci
Terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku aku benci kenapa aku harus memakan waktu
Begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci jatuh cinta
Semua detail yang kuucapkan, katakan, kirimkan tulisan kekamu menjadi penting.seolah-olah harus
Tanpa cacat, atau aku bisa kehilangan kamu. Aku benci untuk berada dalam posisi itu. Tapi, aku tidak
Bisa menawar ya?
Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekedar
Pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri?
Apakah kepalamu yang kamu senderkan dibahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud
Lain, atau aku yang sekali lagi salah mengartikan dengan penuh percaya diri?
Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak didalam
Dada, menjalar keseluruh tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berfikir aku bisa
Begini terus semalaman, tanpa harus tidur, cukup begini saja.
Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu kesisi kepalaku. Saat kamu mencoba melihat sesuatu
Ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang.
Oh aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernafas, aku merasa canggung, aku
Ingin berlari jauh, aku benci harus sadar atas kecanggungan itu….., tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan “hey,! Ini hanya ketertarikan fisik semata,
Pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common.” Harus dimentahkan
Oleh hati yang berkata “jangan hiraukan logikamu”.
Aku benci harus mencar-cari kesalahn kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara
Desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna.
Kamu bisa saja tanpa cela,    dan aku bisa saja jatuh hati kepadamu.
Aku benci jatuh cinta terutama, kepada kamu. Demi tuhan aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena,
Didalam perasaan menggebu-gebu ini dibalik semua rasa kangen, akung, canggung, yang bergumul,
Didalam meletup pelan-pelan….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar