Rabu, 18 Desember 2013

Your Promise (2)

"jadi kaka hari ini gak bisa pulang?" ujar Tania lewat telepon genggam. "ya begitulah, kerjaan kaka numpuk Tan, kamu sih dapat untung bisa libur. kaka sedang kejar target Tan, pengen beli rumah buat kalian disini biar kaka gausah bolak-balik terus." curhat Tomi pada adiknya Tania. "kasihan Tami dong kak, ayolah pulang. dia pasti pengen kaka pulang kangen tuh.." rayunya. "Tan, kaka juga pengen pulang tapi kan ini nanti jadi terbengkalai, gimana kalo bos kaka marah. hayo cobaa tanggung jawab kau yah." candanya. "hisss.. kaka ini yaudah deh. selamat bekerja kakakuu." menyemangati. "selamat berlibur adikku."
***
Dipersimpangan jalan itu. "Brukkkkk.." dentuman tumpukan buku yang kini tergeletak ditrotoar jalan. "Ma..Ma..mm.maaf mba..." ujar Tomi menjauhkan telepon genggam dari telinganya. "Iya..iya tak ap.... Kamu???" nadanya meninggi. "Kamu??????" ujar Tomi kaget juga. "Karin????" semakin tercengang. "Tom...Tomii.." merendah. "Karin, kau masih mengenalku? Ya Tuhan. lama sekali kita tak bertemu. kau dimana? sedang apa? mau ke...." terpotong. "kamu ini masih sama bawelnya ya, nanya ya satu-satu. aku jadi bingung.  tentu saja aku masih mengenalmu." ujarnya santai. "hahaha maafkan aku, kau mau kemana?" menepuk kening. "aku baru selesai makan siang, sekarang aku harus balik ke kantorku." mengangkat alis. "kau semakin cantik Karin, Karin aku rindu kamu." nada halus. "ku kira masih bukan saatnya Tom," melipat bibir. "Apakah kau..." terpotong. "Tentu aku masih ingat janjiku padamu.." meyakinkan. "wajahmu itu masih yang dulu, dulu saat kau berjanji padaku. masih sama hehe." tersenyum tipis. "kau tidak mempercayai aku lagi?" keningnya mengerut. "hmmm, entahlah semenjak kau hilang bak ditelan samudera. kurasa ...." terpotong. "ada yang lain?" serius. "Tom, aku harus balik ke kantor nanti bos-ku marah." cemas. "oke aku tunggu minggu malam pukul 19.00 di Chocolate Cafe. ok?" mengangkat kelingking. "hmm akan kuusahakan. daaah..." membalasnya dengan lambaian.
***
"Iya, dia sekarang berubah padaku." curhat Tomi pada temannya Dicky. "Lalu?" tanya Dicky. "kuajak dia untuk bertemu. mungkin dia agak kecewa karena lama sekali aku tak memberinya kabar sehingga dia mengira aku mengingkari janjiku padanya.." melihat ke arah jendela kaca.
***
"Terima kasih Tom, atas kerjamu atas semua keringatmu untuk perusahaan ini." ujar bos-nya merasa puas. "sama-sama Pak, terima kasih bapak telah memberi saya pekerjaan yang saya amat senangi." ujarnya. "aku berjanji pada ayahmu Tom, kau sudah kuanggap layaknya anak sendiri. aku berjanji padanya akan menjaga keluargamu, sebagaimana ia telah ....." terpotong. "maaf bapak, ada client yang ingin bertemu bapak." ujar Mira sekretaris pribadinya. "Oh iyah sebentar, Tom saya harus pergi dulu. sudah ku kirim bonus hasil kerjamu itu." mengenakan jas. "h..ha..hmm.. te.. terima kasih pak." termangu. 
***
"ibuuuu kak Tomi pulang......" teriak Tami dari luar rumah. "mana nak mana?" mengenakan jilbab. "Tomi, subhanalloh anakku...." berpelukan. "ibu aku kangen." ujarnya. "apalagi ibu Nak.." mengusap punggung anaknya. "Yeeee kaka pulang jugaa..." ujar Tania dari belakang. "Tania? cantik sekali adikku ini." berpelukan. "aku?" sahut Tami kesal. "ahaahha apalagi adikku yang mungil ini tak nampak wajah SMA-nya serasa masih Tk hahaha..." canda kakanya. "isssss..." kesal. "Bu, esok lusa kita tinggalkan rumah ini yah.." ujar Tomi serius. "Kau sudah beli rumah Tom?" tanya ibunya. "hmm begitulah bu, rumah kecil-kecilan namun inshaallah cukup untuk kita semua.." jawabnya. "tapi.. ibu tak ingin tinggalkan tempat ini Tom, rumah ini jadi sejarah perjuangan Ayahmu dan Ibu, lagian Ibu tak ingin jauh-jauh dari makam bapakmu.." balas Afifah. "rumah itu buat keluargamu kelak,Tom" lanjut Afifah. "hahaha.. ibu ini masih bbanyak yang harus kukejar bu, belum cukup." memerah. "26 tahun belum cukup?" tanya Afifah. "bukan itu bu, aku belum siap" semakin memerah. "lantas janjimu pada wanita itu?" canda Afifah. "iss ibu ngaco ah, yang mana bu? hehehe tidak ada. nantilah jika sudah saatnya akan kuantarkan dia kehadapan ibu, Tania, dan Tami." ujarnya mantap. 
***
minggu malam pukul 19.00 WIB. 
I could make you happy, 
make your dreams come true. 
Nothing that I wouldn't do
.Go to the ends of the Earth for you, 
To make you feel my love
 To make you feel my love
penyanyi cafe itu membawakan lagunya dengan syahdu dibawah dentuman hujan pada bumi. namun Tomi belum juga melihat batang hidungnya. "Aduh, kenapa aku bisa lupa.. tak meminta nomor teleponnya." menepuk kening. satu per satu tamu Cafe berdatangan ada yang sengaja ada yang tak sengaja lewat dan tergiur wanginya hot chocolate dibawah hujan, ada juga yang hanya untuk melindungi diri dari hujan. namun semua itu bukan yang Tomi cari. seorang wanita dengan mantel pink dan kaus putih rambut lurusnya terurai begitu lembut, hampir saja mengagetkan Tomi. namun, masih bukan yang Tomi cari. 
minggu malam pukul 20.00 WIB.
 Cause there'll be no sunlight 
If I lose you, baby 
There'll be no clear skies 
If I lose you, baby 
Just like the clouds, My eyes will do the same if you walk away 
Everyday, it'll rain, rain, rain 
lagu kedua yang dibawakan penyanyi Cafe. bertubuh kurus memakai boots cokelat dan jaket beludru, didampingi sang guitarist menambah syahdu suasana Cafe malam itu. Ia masih mencari, dimana? dimana? tanya Tomi pada pikirannya. seorang wanita bertubuh kurus, dengan sepatu kets biru jaketnya membalut tubuhnya, bibir tipisnya nampak merah merona, matanya menyala bak ada api didalamnya. bukan dia yang Tomi cari. "aku akan tetap menunggumu, aku akan membuktikannya padamu. Karin...." ujarnya pelan.
Wherever you go
Whatever you do
I will be right here waiting for you
Whatever it takes
Or how my heart breaks
I will be right here waiting for you
lagu ketiga yang menemani kesunyiannya di malam minggu pukul 21.00 WIB itu. "kau menunggu seseorang tuan?" tanya seorang waitress pada Tomi. "Iyah, toko ini tutup pukul 24.00 bukan?" tanyanya. "tentu tuan, apakah tuan ingin memesan sesuatu?" tanyanya kembali. "tidak saya akan menunggunya dulu.." jawabnya. Ia rasanya mulai menyerah. Tomi menundukan kepalanya dan menyenderkannya pada meja. "sudah lama?" seseorang seperti bertanya pada Tomi. ketika ia mengangkat wajahnya dan.. "Karin? kupikir kau takkan datang.." wajah sumringahnya nampak. "hmm, aku sudah bilang akan kuusahakan. hmm sudah lama kau menungguku?" tanyanya. "hmm tak lama hanya 2 jam-an lah.." mereka tertawa berdua. malam itu menjadi malam yang pertama dari pertemuan mereka setelah beberapa tahun terpisah. "jadi?" tanya Tomi. "entah, aku takut untuk mempercayaimu.."balas Karin. "kau tak perlu takut. kini ku memenuhi janjimu bukan?" balas Tomi. "tapi kupikir kita harus melupakannya" terasa sunyi. "mengapa? kau tak menginginkanku lagi?" Tomi keheranan. "hmm, perpisahan yang terlalu lama membuatku sulit untuk mengenalmu kembali. kau serasa asing bagiku." tersenyum tipis. "tapi ini masih aku, Tomi yang kau kenal dulu." menegaskan. "kau punya yang lain?" cemas. "tidak, bukan itu. tak ada siapapun setelah kau meninggalkan aku dulu. aku berusaha menjaganya untukmu, tapi, kukira sekarang berbeda..." hanya dentingan hujan yang terdengar. "apa yang berbeda?" semakin cemas. "sudahlah, aku harus pulang. besok aku harus bekerja. terima kasih untuk malam ini." berusaha tersenyum ramah. "hei.. tunggu akan ku antar kau pulang.." Karin hanya membalasnya dengan lambaian dengan membelakangi Tomi seraya berjalan keluar Cafe. 
***
sepertinya, malam minggu di 1 bulan lalu itu menjadi pertemuan terakhir mereka. Tomi tak pernah bertemu dengan Karin lagi. sempat terpikir bagi Tomi untuk melupakannya, namun wanita itu malah semakin teringat dipikirannya. "Tom, kau ini sudah mapan sekarang. mudah bai kau untuk mencari yang lain selain dia.." nasehat bos-nya. "hmm entahlah Pak, namun dia berbeda bagi saya." bergumam. "kalau begitu kejar hingga kau lelah. hahaha.." candanya. "ayo Nak, kita punya meeting penting." ajak bos-nya. "Baik pak.." membungkuk.
***
iya aku harus mengejarmu hingga ku benar-benar letih dan hingga kau benar-benar bosan  dan pada akhirnya kau bisa melihat betapa aku sungguh-sungguh padamu... tekadnya membulat didalam hati. banyak wanita yang berusaha mendekatinya namun tak bisa meluluhkan Tomi, bahkan Dicky temannya berusaha mencarikannya wanita. namun, mereka bukan yang Tomi inginkan. "kau sekarang sudah 27 tahun, ibumu marah-marah padamu bukan? adikmu saja sudah mau lamaran kan?" ujar Dicky pada Tomi. "entahlah, sepertinya mataku buta untuk melihat yang lain.." balasnya. "alah kau ini lebay sekali, sekarang wnaita tak ada yang tak cantik. kau pun sudah mapan. rumah oke, mobil pun sekarang kau punya, siapa yang tak ingin?" rayu Dicky. "jangan kau pikirkan nasibku, pikirkan si kecil anakmu itu saja..." balas Tomi. "Hei.. kau...." kecam Dicky. "Mau apa?" membelakangi dan meninggalkannya. "Tunggu aku." teriak Dicky dari belakang. 
***
"hmm beli mie, terigu, telur...." Tomi membaca deretan kebutuhan pokok yang harus dibelinya. Hari minggu yang cerah setelah ia lari pagi ia sempatkan ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan yang mulai kosong didapurnya. "ini mbak..." menyodorkan kaleng susu yang berusaha diraih oleh wanita hamil didepannya. "oh..eh.. terima....." kaget. "trenggg...." kalengnya jatuh. "Karin?" mata Tomi terbelalak. "Ada apa sayang?" seorang laki-laki bertubuh atletis, tinggi, putih, dengan setelan santai menghampiri wanita hamil yang ada didepan Tomi itu. "hmm ti.. tidak.." jawab Karin kaku. "oh iyah terima kasih mas." pria itu pada Tomi. Tomi masih mematung. namun pikirannya sadar terhadap apa yang dilihatnya tadi. Karin meninggalkan Tomi bersama pria itu. bibirnya kaku. kaku untuk berkata. matanya kaku. kaku untuk berkedip. ia tak mungkin tak percaya.
***
"ada apa Tom?" tanya bos-nya."Tidak pak, maafkan saya. saya hanya rindu pada keluarga saya dikampung. jadi saya ingin pulang dulu, saya pasti akan cepat-cepat pulang untuk kembali bekerja." janjinya. "hmm baiklah, 1 minggu cukup ok Tom." balas bos-nya.
***
"kaget ibu liat kamu depan pintu, kenapa tak kabari ibu dulu Nak, ibu kan bisa masak dulu buat kamu." memotong sayuran. "ah ibu tak usah , aku hanya lelah. aku butuh istirahat bu.." balasnya menuju kamar tidurnya. Ia membiarkan tubuhnya terbaring diranjang. matanya lurus menghadap ke langit-langit. pikirannya masih melayang pada wanita hamil yang ditemuinya. Ya, Karin. Ia berbohong pada Tomi. ternyata ada sesuatu yang tak dijelaskan oleh Karin pada Tomi. "ya gitu Tom, ternyata pas lo ketemu dia di Cafe itu, dia udah nikah. malah pas pertama kali lo ketemu dia ditrotoar dia juga udah nikah. mungkin pas ketemu lo di Cafe dia udah hamil cuman gak keliatan, mungkin juga dia gak mau dianter pulang karena dijemput suaminya... "papar Dicky lewat telepon genggam. "lo gak kerja?" tanya Tomi. "jam makan siang bro, tuh info update banget dari temen deketnya Karin dulu pas SMA." Dicky terus membahas soal Karin namun Tomi hanya mendengarkan dan menanggapinya pada hal lain. mungkin malas untuk mengingat apalagi membahas tentangnya.
***

Selasa, 17 Desember 2013

Your Promise

"ku berjanji, kan berjumpa dengan sepasang mata itu." menyibak air matanya. "tap..tap..tapi.." terisak. "sudah sekian kali ku berjanji padamu dan selalu kutepati, bukan?" meyakinkan. dia hanya bergumam.
***
"Permisi pak, ada yang ingin bertemu dengan bapak." agak membungkukan badan. "oh iyah, suruh dia masuk, aku sudah janjian dengannya." melepas cerutu. "Pak.." tersenyum ramah dan berusaha sopan. "wah..wah.. Tomi. rupanya kau sudah.. hmm hahahha, mari-mari duduk." memegang pundaknya dan mempersilahkan untuk duduk. "Kau mau menagih janjiku bukan?" ujarnya. "hmmm, saya kira..." terpotong. "tidak mungkin, mana mungkin saya sia-siakan orang pintar sepertimu, Tom. mana mungkin saya lupa janji saya sama bapak kau itu, hahaaha."berdiri dan menghadap ke arah jendela kaca. "jadi bagaimana bapak?" tanyanya ramah dari belakang. "Tak usah risau nak, besok kau mulai bekerja." memegang pundaknya. "benarkah itu pak? te..terima kasih pak." berangkulan.
***
Menjadi tenaga perencana dan operasional industri pertambangan mungkin akan menjadi awal permulaan sumber penghidupannya. Tomi anak pertama pasangan Guntur dan Afifah adalah anak yang teramat cerdas yang lahir dari keluarga kalangan biasa. Awalnya Alm.Guntur ayahnya, tak yakin jika Tomi bisa melanjutkan pendidikannya. namun kerja keras Tomi dalam belajar mengantarkannya pada sebuah keberuntungan. Ia diterima di Fakultas Teknik Geologi Universitas ternama di Indonesia tanpa biaya sepeser pun. Adiknya Tania dan Tami. Mereka pun tak kalah cerdas layaknya kakaknya Tomi. Namun nasib mereka tak segemilang nasib Tomi. Tania dan Tami sempat putus sekolah. waktu itu Guntur ayah mereka meninggal akibat penyakit jantung yang dideritanya. Tania tak bisa melanjutkan bangku SMA begitu juga Tami terpaksa putus sekolah dari bangku SMP. Afifah hanyalah buruh cuci, penghasilannya tak cukup untuk membayar segala kebutuhan Tania, dan Tami. begitu pun Tomi walaupun mendapatkan banyak beasiswa tentunya Afifah tak lepas untuk membiayai kebutuhannya. kematian Guntur, sangat mengiris kehidupan mereka. Tomi sempat berfikir untuk berhenti kuliah dan mulai mencari pekerjaan. namun Afifah melarang keras "Nak, kamu ini sudah hidup susah mau putus sekolah. apalah arti hidup Nak, tak mau ibu jika kau harus miskin harta juga miskin ilmu. biarlah rezeki Allah Ta'ala yang ngatur. ibu yang ikhtiar, kau pun berusaha agar sukses kelak bisa sekolahkan adik-adikmu ini." tegur Afifah 5 tahun yang lalu. Akhirnya solusi terbaik Tomi ialah bekerja sambil kuliah. Ia bekerja disebuah cafe malam. Tak jarang jika Tomi waktu itu sering jatuh sakit akibat kelelahan. Namun, itu semua tak menghalangi tekadnya. upah, hasil Ia bekerja ditabung untuk membiayai adiknya sekolah. Alhasil dengan kerja kerasnya Tania dan Tami bisa kembali sekolah. Kisah perjalanan kehidupannya tak selalu semata-mata untuk membela keluarga tercinta. Ada selipan kisah menarik darinya, masa itu telah tiba ketika ia harus merasakan bagaimana rasanya mencinta dan dicinta. Karin adalah cinta pertamanya. Tomi bertemu dengan Karin dikantin kampus. Karin adalah mahasiswi fakultas gizi masyarakat. sejak pertemuan itulah perjalanannya kian berwarna.
***
"Apa??? Kau keterima?" lewat telepon genggam pemberian Dosennya dulu, Ia bisa menghubungi keluarganya kapan saja. "Ia Kak, Alhamdulillah Tania bisa sekolah kayak kakak." nada girang dan nampak sumringah jelas terdengar. Tania sengaja meminjam telepon genggam sahabatnya untuk mengabari Tomi bahwa ia diterima di Perguruan Tinggi Negeri ternama Fakultas Farmasi dengan nasib yang sama seperti kakaknya tanpa biaya sepeser pun. "Alhamdulillah, kamu harus bisa manfaatin kesempatan apapun itu, ok?" ujar Tomi. "iyah kak, doakan aku ya kak." balasnya. "Pastinya Tania, kabari Ibu kalau kaka juga sudah diterima bekerja. doakan kaka biar bisa membeli rumah disini dan memboyong kalian kesini." ujarnya. "Alhamdulillah kabar baik, pastinya kak Tania kasih tau ibu. pasti ibu seneng banget kak."
***
2 tahun berlalu. Tomi sangat menggilai pekerjaannya itu. Ia memang cocok dibidang tersebut. tak jarang bos-nya selalu memuji hasil pekerjaannya. Ia bekerja dengan gigih dan sungguh-sungguh. karena apa? karena Ia harus menjemput sejuta impiannya. "Nak, kapan kau pulang? kayak malin kundang aja ibu ditinggal sama Tami. ibu kangen." lewat telepon tetangga. "Iya bu, tunggu yah bu. Maafkan Tomi bu, belum bisa pulang." ujarnya lembut. "Kau jangan kirim uang banyak-banyak, nanti disana kau kelaparan nak." cemas. "Alhamdulillah bu, kan kata ibu rezeki sudah ada yang ngatur. tabung saja bu untuk Tami. nyusul kelak seperti aku dan Tania hehe." ujarnya. "iya,iya, ibu juga tabung itu. Tania juga Tom, gaaaakk pulaaang pulaaaang, ibu cemas hp-nya susah dihubungi cuman kirim ibu sms lewat Bi Marni." benar-benar cemas. "Doakan bu, mungkin Tania sedang kejar targetnya agar cepat-cepat lulus dan bekerja jadi bisa bahagiakan ibu." menenangkan. "kalian itu sudah jadi hafalan wajib dalam setiap doa-doa ibu." ujar Afifah. "Alhamdulillah terima kasih bu." balas Tomi.
***
4 tahun berlalu. Tomi semakin mapan dibidangnya. tabungannya semakin berlimpah. namun itu semua semakin membuatnya gigih bekerja. "Kaka cepet pulang aku gak mau tau, wisuda ku harus ada kaka." Tania cemas lewat hp barunya yang dibeli hasil dari nabungnya itu. "iyah iyah Tania sayang adik kaka yang bawel, kaka juga sudah beli baju khusus buat wisuda Tania nanti." balasnya sambil sibuk ini-itu terdengar hiruk-pikuk aktivitas mungkin para karyawan. "ibu juga kemarin beli kebaya baru lho kak bagus deh ibu cantik makin muda hehehehe." pujanya. "yasudah kaka harus kerja nih, nanti kalo jam makan siang ditelpon lagi ya. Assalamualaikum."
***
Akhirnya nama Tania Adinda Guntur Afifah telah dipanggil. Ia kini sudah mempunyai gelar. wajah sumringahnya sangat khas, senyum dari bibir tipisnya lebar membuat matanya tampak menyipit. tangis bangga dan haru dari Afifah tergenang. Ia bangga melihat anaknya itu. keberhasilan Tomi dan Tania membuatnya semakin teringat pada Almarhum suaminya. "Taraaaaaa nih " Tomi menyodorkan beberapa tangkai bunga untuk Tania. "Asik makasih yah Kak." semakin bahagia, lalu ia memeluk ibunya. Afifah. "Ibu, Tania janji akan bahagiakan ibu, bikin ibu lebih bangga dari apa yang terjadi di hari ini." tangisnya jatuh dipundak Afifah. "Terima kasih Nak, untuk segala pencapaian dan kerja kerasmu. ibu bangga bangga bangga sekali. terima kasih Ya Allah..."

Jumat, 13 Desember 2013

aku ingin mencintaimu. mencintaimu dengan caraku. caraku yang tak menghujam seperti air kepada api. yang tak pudar seperti ombak kepada pasir. yang tak redup seperti senja kepada mega. yang tak sekejap seperti bulan kepada matahari. aku ingin mencintaimu, hanya dengan caraku, cara bagaimana hatiku bicara, cara bagaimana hatiku mengalun mengikuti indahnya alur perjalanan denganmu..

Jumat, 26 Juli 2013

FARMASI UNPAD

Fakultas: Farmasi
Alamat: Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor 45363
Telepon: (022) 7796200
Faksimile: (022) 7796200
Dekan: Dr. Ahmad Muhtadi, MS., Apt.
Website: http://farmasi.unpad.ac.id/

Deskripsi:
Fakultas Farmasi berawal dalam bentuk Jurusan Farmasi yang didirikan pada tanggal 19 Februari 1959 sebagai jurusan kelima dari tujuh jurusan yang ada di bawah naungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Padjadjaran.
Pada saat itu, kampus jurusan berlokasi di Jl. Ir.H. Juanda No 4, Bandung, dan kegiatan akademik dilakukan di kampus tersebut dan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Alam (LIPA), Jl. Singaperbangsa, Bandung. Pada tahun 1978, lokasi kampus berpindah ke Jl. Maulana Yusuf No. 12, Bandung, kemudian pindah ke Jatinangor pada bulan September 1986, dan melakukan kegiatan akademiknya di kampus tersebut.
Pada 17 Oktober 2006, Jurusan Farmasi berubah statusnya menjadi Fakultas Farmasi ( 1868/J06/Kep/KP/2006) yang dipimpin oleh seorang Dekan, yang dibantu oleh Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan, dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. Sejak tahun 2006, Fakultas Farmasi telah menerima mahasiswa baru asal Malaysia.
Program Studi
A. Program Sarjana (S-1)
- Farmasi
B. Program Pascasarjana:
1. Program Magister (S-2)
- Magister Ilmu Farmasi
Konsentrasi:
  • Konsentrasi Teknologi Farmasi dan Kosmetika
  • Konsentrasi Farmasi Klinik
  • Konsentrasi Herbal Medik
  • Konsentrasi Farmakologi dan Toksikologi
  • Konsentrasi Radiofarmasi
  • Konsentrasi Pengawasan Mutu
  • Konsentrasi Farmasi Rumah Sakit
C. Program Profesi:
- Profesi Apoteker

Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung

Kelompok Keilmuan Farmakologi – Farmasi Klinik

Tentang Kami

Kelompok Keilmuan/Keahlian Farmakologi Farmasi Klinik terdiri dari tiga subkelompok, yaitu  Farmakologi–Toksikologi,  Imunologi, dan Farmasi Rumah Sakit. Sumber daya Kelompok Keilmuan Farmakologi Farmasi klinis selain berperan mengelola pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan layanan kepada masyarakat, juga bertangggungjawab dalam menghasilkan  obat, kosmetik, dan nutrisi medikal baik berasal dari bahan alam, semisintetik maupun sintetik, yang terjamin khasiat dan keamanannya; serta pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) yang prima bagi masyarakat umum dan profesional kesehatan lainnya.
Program Unggulan Bidang Pendidikan/Pengajaran
KK Farmakologi Farmasi Klinis telah menyusun program pendidikan Magister Farmasi Rumah Sakit Terapan dan Sains. Kurikulum telah disusun namun masih memerlukan respon dari masyarakat pengguna lulusan. KK Farmakologi Farmasi Klinis terus mengembangkan matakuliah-matakuliah untuk program sarjana Sains dan Teknologi Farmasi dan program sarjana Farmasi Klinik dan Komunitas, dan program studi Teknologi Kesehatan yang akan dibentuk dengan kurikulum  yang sesuai dengan perkembangan IPTEK dan perkembangan penelitian di bidang Farmakologi Farmasi Klinis ITB, serta sesuai dengan tuntutan kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja. Memfasilitasi ilmuwan untuk memperdalam ilmunya melalui program magister atau doktor dalam bidang farmakologi, farmasi rumah sakit, farmasi sosial, dan farmasi klinis.
Program Unggulan Bidang Riset
  1. Pengembangan obat bahan alam untuk mengatasi penyakit degeneratif. Dalam 2 tahun terahir ini KK farmakologi telah mengembangkan metode farmakologi untuk menginduksi stroke dan menguji beberapa ekstrak tanaman terhadap hewan model stroke.  Hampir semua ekstrak yang diteliti menunjukkan hasil yang prospektif untuk dijadikan obat herbal terstandar atau bahkan fitofarmaka. Selain sebagai anti stroke juga dikembangkan metode uji efek terhadap dislipidemia, antioksidan, anti agregasi platelet, dan lain-lain.
  2. Pengembangan motode untuk membuat hewan model penyakit autoimun. Satu tahun yang lalu telah dikembangkan metode induksi penyakit rheumatoid arthritis – salah satu tipe penyakit autoimun. Mengingat penyakit ini penderitanya terus meningkat, maka keberhasilan dalam mengembangkan metode penelitian dan sekaligus bahan alam terhadap penyakit tersebut merupakan hasil yang sangat dinantikan.
  3. Pengembangan model hewan dengan penyakit multiple sclerosis (MS) yang juga merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang saat ini jumlah penderitanya mulai bermunculan. Penelitian ini masih memerlukan pengembangan lebih lanjut.
  4. Pengembangan obat bahan alam untuk mengatasi penyakit infeksi. Kepakaran dalam bidang mikrobiologi di KK Farmakologi sangat strategis untuk mengembangkan produk obat untuk penyakit infeksi. Saat ini sudah dihasilkan produk unggulan berkhasiat anti tuberkulosis asal tumbuhan yang sedang dalam proses uji klinis di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian yang bermitra dengan industri.
  5. Pengembangan obat bahan alam berkhasiat imunomodulator. Kepakaran riset dalam bidang imunologi, adalah strategi yang memungkinkan untuk menghasilkan produk bermutu terhadap respon imun. Saat ini sudah lebih dari 20 tanaman yang diteliti khasiatnya terhadap respon imun. Tahap lanjut adalah seleksi ekstrak yang potensial dan uji klinis melalui kerja sama dengan rumah sakit.
  6. Pengembangan riset untuk mengatasi ketergantungan obat. Pakar penelitian jenis ini yang sudah ada di KK Farmakologi Farmasi Klinis merupakan strategi untuk menghasilkan suatu panduan terapi ketergantungan.
  7. Pengembangan obat untuk gagal ginjal. Telah dikembangkan model hewan gagal ginjal. Keberhasilan pengembangan metode, memungkinkan pengembangan obat lebih lanjut.
  8. Pengembangan Kosmesetika. KK Farmakologi terlibat dalam uji-uji khasiat kosmetik. Bersama dengan KK Farmasetik telah dimulai pengembangan produk kosmetik untuk tujuan perbaikan fisik tubuh. Pengembangan akan di­lakukan khusus pada sediaan kosmetika untuk tujuan terapi yang memerlukan pengembangan riset multidisiplin.
  9. Pengembangan pharmaceutical care. Kepakaran yang sudah terbentuk merupakan modal utama untuk melakukan pharmaceutical care yang prima terhadap masyarakat umum maupun professional kesehatan lainnya.
Program Unggulan Bidang Layanan
Memberikan layanan pemeriksaan khasiat dan keamanan  terhadap produk farmasi. Berpartisipasi aktif dalam memberikan layanan informasi obat, kosmetik, makanan dan minuman. Memberikan layanan belajar berkesinambungan bagi yang berminat.

IPB~Departemen Gizi Masyarakat


Alamat
Departemen Gizi Masyarakat
Gedung FEMA, Kampus IPB Darmaga
Jl. Lingkar Akademik, Bogor 16680
Telepon  : 0251-8628304, 8621258
Faksimil : 0251-8622276, 8625846
E-mail  : gizi_fema[at]ipb.ac.id
Situs web :http://gm.fema.ipb.ac.id
 Mayor S1
Ilmu Gizi 
Mayor S2/S3
Ilmu Gizi Masyarakat (S2)
Ilmu Gizi Manusia (S3)
Magister Profesional Manajemen Ketahanan Pangan
 
Mandat
Pengembangan ilmu gizi manusia dan aplikasinya di keluarga dan masyarakat yang mengaitkan pertanian, pangan, gizi, dan kesehatan, dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
 Kerjasama Institusi
Kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah dan swasta, nasional dan internasional dalam penelitian, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat, antara lain: DEPKES KADARZI (Makanan Pendamping ASI, SKPG, Posyandu, Seminar dan Pelatihan); DEPTAN (Ketahanan Pangan, Seminar dan Pelatihan, Kajian Kelaparan); WFP (Studi Efikasi Gizi, Efektivitas Delvita); WHO (Infant Feeding); FAO (Buku Pengajaran, Functional Food, Regional Training); UNICEF (Food Fortification, Seminar dan Pelatihan); Plan-Indonesia (Food and Nutrition Security); SEAFAST Center (Student & Pregment Women Feeding Program) dan ILSI, serta lembaga dari luar negeri lainnya.
Lapangan Kerja
  • Perencanaan program pangan dan gizi di instansi pemerintah
  • Konsultasi di bidang pangan, gizi, dan kesehatan
  • Penelitian di bidang gizi, pangan, dan kesehatan
  • Industri pangan dan pengembangan produk
  • Ahli gizi di rumah sakit dan industri pangan
  • Tenaga pengajar dan pendidik

IPB~Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan


Alamat
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
Jl. Meranti, Kampus IPB darmaga,
Bogor 16680
Telepon: 0251-8629360
Faksimili : 0251-8629358
E-mail : soil_dept @ipb.ac.id
Situs web :http://soil.ipb.ac.id/
 
Mayor S1
Manajemen Sumberdaya Lahan
Mayor S2/S3
Ilmu Tanah (S2
Ilmu Tanah (S3)
Ilmu Perencanaan Wilayah (S2)
Ilmu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (S2)
Ilmu Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (S3)
Agroteknologi Tanah (S2)
Mitigasi Bencana Kerusakan Lahan (S2)
Bioteknologi Tanah dan Lingkungan (S2)
Mandat
Pengembangan ilmu dan teknologi tanah dan lahan dilihat dari segi biofisik dan ruang yang meliputi pencirian, penggolongan, inventarisasi dan proses-proses yang terjadi serta perencanaan, pemanfaatan dan pengelolaan tanah dan lahan yang berkelanjutan.

Kerjasama Institusi
Lembaga/instansi pemerintah dan swasta terkait di tingkat daerah, pusat, dan internasional dalam berbagai kajian, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat.

Kompetensi Lulusan
Lulusan mampu menginventarisasi karakteristik lahan dan menerapkan teknik-teknik pemecahan permasalahannya untuk pembangunan berkelanjutan.

Lapangan Kerja
Sebagai tenaga ahli di bidang :
  • Pertanian
  • Perkebunan
  • Pertambangan
  • Lingkungan hidup
  • Perencanaan
  • Lembaga keuangan/bank
  • Industri agrokimia
  • Jasa konsultasi
Bekerja di berbagai lembaga pemerintah seperti :
  • Departemen Pertanian
  • Bappenas
  • KLH
  • Bapedal
  • BPN
  • Lembaga Penelitian

Minggu, 21 Juli 2013

Bu, aku kangen ibu. aku kangen Ibu, jauh sebelum ibu seperti ini. jauh setelah semuanya terbalik. Aku tau bu, kita harus berjuang. namun, kurasa kita perlu tahu bahwa Dia-lah yang menentukan segalanya. aku tahu bu kita harus berikhtiar, namun tak untuk meninggalkan fitrah kita. Bu, aku rindu ibu. aku kangen masakan ibu. yang sampai-sampai aku rela menahan laparku hanya menunggu masakan ibu selesai.Bu aku rindu, rindu ketika ibu selalu memadamkan lampu kamar tidurku. ibu mengira aku sudah tidur, padahal aku sengaja pura-pura tidur agar ku tahu bahwa ibu masih perhatian padaku. Bu aku rindu ibu, jauh sebelum hujan berpijak di bumi. Bu aku sayang ibu, ibu terlalu lelah dan keras untuk semua ini. aku sayang ibu. Bu.

Sabtu, 20 Juli 2013

Joko, Tania.(3)

Tania, kini tinggal di sebuah Apartemen yang cukup mewah bagi dia. ya hanya dirinya. Ia sudah meninggalkan kontrakannya itu. hasil kerjanya selalu mengagumkan sehingga bosnya sangat mempercayainya dan meangkat jabatannya. Ian pun dipuaskan dengan berbagai fasilitas. namun, semua itu tak membuat ia bangkit sepenuhnya. "Tan, lo dimana?" suara Fiza nada girang. "hmm gue dikantor Za, ada apa?" nada sibuk. "lo sibuk ya Tan? bisa ketemu ntar sore? harus yah gue tunggu di cafe biasa jam 4. bye." terputus. "huuuh Fiza selalu aja kayak gini, gak liat apa, lagi repot gini." menyelesaikan pekerjaan.
Coffee Cafe. 16.00 WIB. "iiih lama banget sih lo, bete gue." ujar Fiza cemberut. "sorry, kerjaan gue numpuk itu aja belom selesai. di PR-in segala lagi." nada ketus. "yaiyalah, ..." terpotong. "eh lu mau ngapain sih ngajak gue kesini segala?" nada penasaran. "iiih pake motong-motong segala. gue ngajak lu kesini karena gue punya kabar gembira buat lo." nada sangat girang. "Hah??? apa?? apa? Joko?" penasaran. "yaelah, gue pikir udah 7 tahun gak ketemu, usia lu udah 25 tuh udah lupa.ternyata..." memainkan bibir. "iiih apa sih. yaudah apaan?" nada biasa saja. " Tan, gue hamil." nada semangat,girang, bahagia. "Wah???? serius lo??? lo udah kasih tau suami lo?" nada kaget. "yaudahlah suami gue harus jadi orang pertama yang tau berita ini. dan lo orang keduanya. Tan gue bahagia banget, rasanya bakal makin sempurna setelah kelahiran anak pertama gue ini." raut wajah serta senyuman yang semakin mengembang diwajah Fiza, terasa ganjil didepan Tania. "gue turut bahagia gue seneng lo seneng Za. jaga baik-baik kesehatan lo sama janin lo. inget sekarang ada bayi dirahim lo."nasihat Tania. "iya iya, gue pasti jaga dia gue kan ibunya," tertawa geli. "Za gue balik yah. sore nih." keluh Tania. "yaah lu makin gak seru aja yah. kenape sih buru-buru banget gitu?" sinis. "sore Za, lo juga musti cepet balik suami lo ntar nyariin lagi. dia tau kan lo lagi hamil khawatir nya pasti double." nasihat kedua Tania. "iya iya." cemberut. "gue anter lo yah Za." tawar Tania. "hmm gausah Tan, gue dijemput sama suami gue, nih gue mau nelpon dia sekarang." tangannya dengan cepat menekan tombol di handphone. "yaudah gue balik duluan yah, bye. see u oke." meninggalkan Fiza. "okeee." sambil menelepon.
Tania memang meninggalkan Fiza dari cafe itu, namun bukan untuk pulang tapi....
"Danau ini gak ada bedanya, senja didanau ini tetep kayak gini Jok." ujarnya.
"masih inget gak sih lo, tempat ini? kangen gak sih lo sama gue? lo udah nikah?" menendang kerikil.
"entah Jok, entah gak tahu kenapa gue gak bisa membuka hati gue buat pria-pria yang ada didepan gue. gue terlanjur sayang sama lo Jok. tapi lo..." air matanya meleleh. "Jok, kenapa sih gue gak bisa lupain lo? kenapa? gue benci gue terlalu cinta sama lo. gue benci gue gak bisa lupain lo, gue benci lo Jokoooooo.... arghhhhhh...." terduduk air matanya bercampur dengan emosi.
"Tan......."
"Bahkan suara lo, gak pernah bisa lari dari telinga gue. hutang apa sih Jok gue sama lo?salah gue cinta sama lo? lo emang keterlaluan Jok. sampe buat rasain apa yang Fiza rasain gue gak bisa gue gak bisa cinta sama pria lain Jok. ngerti gak sih lo?" merintih.
"Tan......"
"pergi lo Jok, pergi Joko Suryooo. gue benci lo. pergiiii. pergiiiii. pergiiiiiiiiii." rintihannya semakin keras.
"Tania......"
"Tuhan, adilkah semua ini bagiku? setelah kau hancurkan keluargaku? lalu? sekarang diriku? gak adil.. ini gak adil." tangisannya semakin terisak.
"Tania......." memeluk Tania.
"bahkan gue bisa ngerasain pelukan lo Jok. puas lo bikin gue kayak gini? puas? PUAS??" mengerang.
"Tan, ini gue !" nada tegas. tangisannya terhenti. dan.....
"Joko???" kaget setengah mati. "ini gue Tan, gue Joko Tania. Joko Suryo. ini gue. si cupu bulian lo." menegaskan sekali lagi. "gak gak mungkin gue gak percaya gak mungkin, pergi lo. pergiii. pergiiiii" menjauh.
"Tan, ini gue. ini beneran gue. gue Joko, Tan. Joko !" tegasnya lagi.
"sampe kapanpun gue gak percaya lu Joko, Joko udah mati ! " menunjuk-nunjuk.
"gue belom mati Tan, gue disini. gue kangen sama lo. gue kangen sama lo. gue kangen sama lo !" memegang pundaknya. "Arghh !!! pergi lo. lo bukan Joko." mengerang. "Nih Tan, gue bakal buktiin kalo gue Joko. Joko Suryo. lo tunggu disini yah." Joko kembali ke mobilnya entah untuk apa. tiba-tiba......
"masih inget Tan sama ini?" Joko dengan penampilannya seperti masa SMA.kaca mata bulatnya, sepatu pentopel hitamnya yang selalu cling, celananya yang diatas pinggang, rambutnya yang selalu rapih tanpa ada gaya duri landaknya. "GAK !!! gue gak percaya !!!" Tania pergi meninggalkan danau itu dan juga Joko. Joko Suryo.
***
"Emang susah Jok, buat ngembaliin kepercayaan Tania. bayangin 7 tahun dia nunggu lo. dan aaaah, gue aja gak percaya sekarang lo didepan gue dengan penampilan lo yang 100% total gak ada mirip-miripnya sama masa SMA." papar Fiza. "Za please, gue butuh bantuan lo. please, gue cinta sama Tania. bahkan sebelum dia mencintai gue. gue cinta sama Tania bahkan melebihi cinta Tania ke gue. gue pun nunggu Tania melebihi waktu yang ditempuh Tania nunggu gue." raut muka penuh harapan. "hmmmm." bergumam. "ayolah please Za, please. bantuin gue Za." mengemis. "okee gue bantu lo." ujar Fiza. "Thanks Za, lo emang selalu bisa diandalkan." mengedipkan mata. " tapi ada syaratnya mulai sekarang lo dengerin kata-kata gue. gak perlu kayak dulu." sinis. "hahah oke beres."
***
"lo ngapain sih Za bawa gue ketempat ini? lo mau gue stres trus gila gitu?" nada penuh emosi.
"gue cuman pengen lo bersahabat sama masa lalu lo itu." ujar Fiza tenang.
"What???? mudah banget yah lo ngomong jangan asal. udah gue mau balik cape abis meeting." 
"Eiittsss." tertahan. "penuhin permintaan gue Tan, gue pengen lo temenin gue ngeliat senja bareng disini." hampir akan pergi. "kemana Tan?"melihat ekspresi Fiza yang begitu penuh harapan membuat Tania luluh, ia selalu ingat akan jasanya sewaktu masa kelamnya, jika tak ada Fiza mungkin ia sudah menjadi tak karuan.
"indah banget Tan, kenapa gak dari dulu lo ajak gue kesini?" duduk berdua ditepi danau. "dulu, gue gak suka tempat ini. Joko yang ngebikin gue jadi suka sama tempat ini." jelasnya. "hmmm, gitu yah." nada memancing. "Za, kemaren Joko ada disini." akhirnya terpancing. "What???" pura-pura kaget. "Iya, gue gak bohong. gue gak pecaya setengah mati Za, dia sampe meluk gue lagi." melipat tangan. "kok bisa?" memancing. "mana gue tahu Za, tu anak datangnya dari mana? yang jelas dia ada disini kemaren." paparnya. "lo percaya sama dia kan?" lanjut Fiza. "yaa.. hmmm.. gue.. ya.. gue percaya-percaya aja. tapi  Za, rasanya ada yang ganjil. dia beda banget sama dulu. sekarang dia gak cupu kayak dulu." menjatuhkan badan dirumput. "oh yah? bagus dong. gimana ganteng?"menopang dagu." heem, tapi gue rindu dia yang dulu." terpancing. "lo cinta sama dia?" ujar Fiza berani. "iya gue cinta sama dia." senja sudah tenggelam. "pulang yuk, suami gue ntar nyari." ujar Fiza. "heem." mengangguk.
***
"dia cinta sama lo, dan mungkin aja dia berharap lebih sama lo. tapi dia butuh waktu buat percaya sama keadaan. keadaan lo dateng tiba-tiba dan dengan penampilan yang kayak gini." papar Fiza.
"oke, gue bakal buktiin ke Tania kalo gue bener-bener asli Joko. gue bakal binin dia percaya." penuh semangat. "baguslah, gue cuma ngingetin lo. jangan pernah nyakitin dia." 
"gak akan." nada meyakinkan.
***
setiap hari Joko mengirim mawar putih ke Apartemen juga Kantor tempat Tania bekerja. setiap hari pada jam makan siang pun Joko mengirim camilan kecil untuk Tania ke kantor Tania.tapi, itu semua biasa bagi Tania, karena sudah banyak pria yang melakukan hal semacam itu untuk mendekatinya. akhirnya, Joko mengganti plannya. setiap hari ia mengirim surat ke rumah dan ke kantor Tania. setiap hari, karagan bunga, parcel makanan atau buah-buahan, coklat, tumpukan surat, menjadi kerja tambahan security apartemennya. "Non, dari siapa sih semua ini? fans-nya banyak sekali, apa gak ada yang cocok?" kebingungan. "hmm, ini hanya orang-orang usil Pak." ujarnya tenang. Joko pun tak letih ia melakukan berbagai cara, agar pikiran Tania dapat terpancing menuju dirinya. dan membuatnya yakin kembali pada Joko. undangan makan malam pun diabaikan oleh Tania. padahal itu undangan undangan sudah untuk yang ke-10 kalinya. 
"gue gak tahu gimana lagi." kebingungan. "lo nyerah? tinggalin aja. balik lagi sono ke London." ujar Fiza menuangkan juice ke gelas. "gak mungkin gue nyerah. " penuh ambisi. "jadi?" alisnya terangkat. "gue tetep maju." lantang Joko mengucapkannya. "yaa bagus." tumpas Fiza.
***
"iiiiiih ini orang lama-lama bikin gue pusing deh, undangan makan malam muluuuu. gak tahu gue sibuk apa. dasar orang gak penting !" ujar Tania pada Fiza lewat telepon." makanya buruan dapet jodoh, biar gak banyak yang godain. hahahha." meledek. "lo lagi sama aja nyebelinnya." cemberut. "Tan..tan. lagian kalolo gak mau idupkayak gitu. apa salahnya lo penuhin maunya dia buat makan malam. sekalian tuh lo bilang sama dia biar gak ganggu lo lagi. clear kan?" mencoba memberi solusi yang pantas." hmmm ide lo boleh gue coba tuh. yaudah bye Fizaaaa." terputus. "yaelaah. syukur deh dia kepancing lagiii, ya kan sayang?" ujar Fiza. memegang perutnya yang semakin membesar. 
"Nah, ini dia nomor teleponnya." menekan tombol dengan cepat.
"Hallo." seorang pria.
"Ya, ini dengan orang yang suka ngirim surat ke Apartemen saya?" tegas Tania.
"oh ya, tentu. jadi kau mau?" terpotong.
"Ya, Music Cafe. pukul 8." terputus.
nun jauh disana, pria itu tertawa dengan girangnya...
***
"lama banget sih, bernai-beraninya dia bikin gue nunggu." melirik sekitar. pandangannya tiba-tiba terjatuh pada sebuah sudut tepat arah jarum jam 2.
"Hai maaf sudah lama membuatmu menunggu." tersenyum.
"Maksud lo apa? heuh. apa?" kembali tegang. "please, Tan. kasih gue waktu sedikit aja buat ngejelasin semuanyake lo." meyakinkan. "Hah??? 7 tahun cuman buat ngejelasin. gak butuh !!!" meninggalkan Joko. "Tan... Tan... jangan sesali diri lo sendiri Tan." langkah Tania terhenti. "Tan, gue tau lo Tan. kasih gue kesempatan." Tania kembali melangkah. "Gue udah ngira Tan, bakal kayak gini." ujarnya.
***
Mobil sport merah Joko melaju kencang.meninggalkan Cafe itu. entahlah apa yang dipikirkannya sekarang. bandara atau Tania? yang pasti dia dipenuhi dengan rasa kekecewaan. rasa penyesalan yang dalam. tangisan Tania, kekecewaan Tania yang mendalam padanya menjadi duri bagi dirinya sekarang. Ia sesali mengapa ia tak mengelak permintaan ibunya waktu dulu. Ia  sesali mengapa ia tak kembali ketika setiap hari ia rindu pada Tania. ia sesali mengapa ia tak jujur ketika perasaannya tak bisa memudar pada Tania. Ia menyesali segala-galanya. ia benci untuk mengingatnya, namun semua itu seolah menjadi duri bagi masa depannya. terbayang kecemasan, kesedihan yang dirasakan Tania akan kepergiannya yang tiba-tiba. mobilnya semakin kencang. ia terbayangkan bagaimana kuliah Tania berantakan hanya karena mencari dirinya. orang di masa lalu Tania. mobilnya semakin semakin kencang. Ia semakin terbayang ketika keakraban muncul begitu saja, tanpa mereka sadari dan tanpa mereka rencanakan. hingga akhirnya..........
***
"Pak Marhan dimana diaaaa?" tangisnya terisak. "Mbo Minah dimana?" seluruh tubuhnya membeku. "Za dimana?" tubuhnya terduduk, rasa penyesalan timbul kembali. "Tan, tenang." merangkul dan memeluknya. "Za... Za.... Za...... gue... gu..gue... gak mau balik. ke... ke... mas..masa ...lal..lalu Za. gak mau." mengerang. "hey lu udah dewasa. harusnya dari masa lalu lo itu lo bisa belajar. udah sabar, dokter lagi usaha. lo berdoa. lo berdoa buat dia." pelukannya semakin erat. "Za gue nyesel Za,gue nyesel Za. nyesel. gue cinta dia Za."
"iya udah. sabar lo berdoa yah. tenangin diri lo. sabar yah sabar. dokter lagi usaha Tan, lo bantu dia, lo kuatin dia." berusaha menguatkan.
***
Joko koma. ia mengalami kecelakaan yang sangat mengenaskan Mama dan Papanya menyusul untuk melihat keadaannya. setiap hari Tania tak lelah menjenguk Joko. mengajaknya mengobrol, bercanda, tertawa, walaupun ia tahu entah Joko mendengarnya atau tidak. ia selalu memberi Joko semangat agar Joko bisa bangun, walaupun sebenarnya hatinya sangatlah runtuh. Mama dan Papanya mulai mengenal Tania. karena saking seringnya Tania menjenguk Joko. pergi ke kantor, ketika makan siang, sepulang dari kantor, ketika akan tidur, itulah jadwal Tania menjenguk Joko setiap harinya. namun, Joko tak pernah bangun.
***
sudah hampir 1 bulan lebih Joko koma. harapan Tania pada Joko lambat laun haruslah dienyahkan. tak bisa diprediksi bagaimanakah atau kapankah Joko akan bangun. namun Tania tetap setia,menemaninya dan menjenguknya. semua itu mengundang kekhawatiran Fiza. ia takut temannya itu depresi lagi. ia sangat menyayangi Tania. "Jok, lo bangun yah. gue pengen nyuapin puding kesukaan lo. bangun Jok." ujar Tania.namun Joko tetap diam. 
***
koma yang dialami Joko sangatlah panjang. hingga dokter menawarkan sebuah keputusan pada orang tuanya. katanya semua sistem dalam tubuh Joko sudah tak berjalan hanya detak jantungnya masih bekerja. semua ini sulit bagi orang tua Joko, apalagi berat bagi Tania. penyesalan apa lagi? 2x Tania harus mengalami hal yang hampir sama. ditinggalkan tanpa sebab, dan cinta yang tak kunjung terungkap. hingga pada akhirnya. 
"Joko, aku sangat mencintaimu. aku mencintaimu dengan caraku. kata-katamu itu benar, aku sesali sangat kusesali. penyesalan ini mungkin akan menjadi duri bagiku tuk selamanya. kau perlu tahu Joko aku mencintaimu. tanpa kurang apapun, kau harus tau. Aku menunggumu." bibirnya jatuh dikening Joko. saat itu entah kejutan apa, air mata Joko menetes mengenai jari Tania yang sedang memegang wajahnya. sontak, membuat kaget. dokter dipanggil. demi sebuah kepastian, dokter kembali mengecek. semua orang termasuk Fiza, Mbo Minah, Pak Marhan, Mama dan Papa Joko turut cemas diruang tunggu. tak lupa suami Fiza pun ada mendampingi Fiza. berjam-jam mereka menunggu. apalagi Tania. bahkan berhari-hari pun mungkin ia rela menunggu. balutan doanya terkirim rapih menuju Sang Maha Esa, berharap takkan ada lagi penyesalan baginya. berharap akan lebih baik dari ini. dan jika tidak ia berharap bisa menerimanya. semua dibuat dilema. hanya keajaiban tuhan yang mereka tunggu. hanya pada-Nya. Sang Maha Kuasa dalam membolak-balikkan kehidupan. 
***
"Jokoooo, lu liat deh ikannya gede-gede."teriak Tania pada Joko. "Mana? Mana?" memindahkan pancingan. "Eitsss bagian gueee." ujar Tania. Mimpi itu membangunkannya, juga Fiza. "Tan tidur dikursi aja yah dingin ini lantai." Fiza yang penuh perhatian. "enggak Za, gue gak mau. biar gue disini deket pintu ini. supaya Joko tahu gue selalu ngedampingi dia." tegasnya. "yaudah pake jaket yah?" lagi penuh perhatian. "enggak, biar Joko tahu. gue akan berusaha buat dia dan gak akan ada lagi penyesalan." tegasnya lagi. "Tan.. please. gue sayang sama lo. lo sayang sama Joko dan Joko pasti sayang sama lo." hatinya tersentuh.
***
"Udah sampai, sekarang yuk taburin umpannya. sini aku dorong kursi nya yah." ujar Tania mendorong kursi roda agak mendekat ke jembatan dekat danau. "taburin bareng yah." penuh kelembutan, Tania membalasnya dengan senyuman. "Tan," panggilnya. "Ehem?" menoleh. "Nikah sama gue yah?" tawarnya. Tania tertawa seakan tak percaya. "cepetan jawab, ntar lo nyesel lagi lhooo." godanya. "hahah lo tuh mancing gue mulu."
"serius Tan," menegaskan. "siapa takut." tersenyum. "Hey Tan, tunggu. gue gak bisa lari."
***
Karena ku tak tahu kapan kau kan menoleh kebelakang, melihatku, dan memanggilku.Lagi.

Kamis, 18 Juli 2013

Joko, Tania. (2)

Ruang Keluarga. 08.15 p.m. "Hai mah,pah." meregangkan kaki dan tangan disofa. "eh hai nak, gimana sekolahmu?" ujar Mamanya meneguk teh. "hmm lumayan. Mah." peregangan pada jari-jari. "kenapa kau Joko? badanmu pegal-pegal?" ujar Papanya. "ah, hm iyah Pah. kayaknya Joko butuh tidur awal biar bisa istirahat lebih lama. Joko ke kamar dulu yah Pah, Mah." meninggalkan ruangan. "kenapa tak kau suruh si Mbo pijatkan kau?" tanya papanya kembali. Joko tetap lurus menuju kamar ia hanya memberi signal lambaian tangan yang mengartikan tidak usah.
Di Perpustakaan.10.00 a.m. "Hei Jok." menepuk pundak. "Eh hei Tan." agak terkejut. "mana PR-mu?" tanya Joko. "hmm nanti aja deh pas lo kerumah gue. lo periksa hasil kerja gue. bakalan gak nyangka deh." sambil mencomot camilan sedikit demi sedikit. "paling kamu cuma bisa 1 nomor hikss hikss hikss." meledek. "Yeeeeeee, yaelah mentang-mentang lu udah gue angkat jadi guru privat udah sombong seangkasa." memandang sinis. "hahaha gak usah gitu juga, Tan. aku cuma cek-cek aja." meledek. "cuk-cak-cuk-cek aja, tau ah. sampe ketemu." meninggalkan ruangan. entah mengapa,  Joko hanya merasa tak ingin jika Tania meninggalkannya. wajahnya yang selalu kusut, bibirnya yang menari sinis, serta pandangan yang tajam, seakan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Joko. "Huuuh, aku tau Tan. aku tau kamu melebihi diri kamu sendiri. Kau hanya....." terpotong. "TengggggTengggggTengggg!!!!" pertanda masuk kelas. "baiklah." ujar Joko meninggalkan ruangan.
***
"Taniaaaaa. Permisi. Taniaaaa." suara Joko terdengar didepan pagar rumah mewah Tania. "Oh, hei Jok." melambaikan tangan dari pintu depan seraya mendekati. "cepet masuk gue udah nunggu lo dari tadi, gak sabar besok ulangan. come on." ujarnya tersenyum. baru kali ini. Untuk pertama kali Joko melihat Tania tersenyum padanya. Joko semakin bersemangat. 
***
hari demi hari seakan berbeda bagi Joko dan Tania. Tania? Entahlah, keraguan, kecurigaan, kewaspadaan Joko terhadap Tania seakan sirna. yang ada hanya kebahagiaan, dan sedikit keusilan yang memancing tali keakraban mereka. akrab? memang sekarang akrab yang aslinya. Tania selalu mendapat nilai tinggi dalam berbagai test. tak hanya di satu mata pelajaran. juga di mata pelajaran lainnya. guru-guru pun sulit untuk mempercayainya. Joko pun merasakan kebahagiaan tersendiri. ia merasa percaya bahwa Tania benar-benar ingin belajar dengannya tak ada maksud yang lain. minggu ke minggu pun berlalu. mereka akrab layaknya sebuah persahabatan. persahabatan? yaaaa, bisa disebut lebih dari itu juga. namun mereka tak pernah menyadari. "Tan, sejak kapan lo jadi naksir sama dia?" Fiza sinis. "Hah???? maksud lo?" membaca buku. oh yah, sekarang Tania pun kemana-kemana pasti membawa buku.ia rajin membaca buku. semakin sulit untuk dipercayai. "itu tuh si Joko." semakin sinis. "Yaelah, lo nih masa aja gue suka sama si Joko cupu itu. lo tau kan gue musuhnya dia.." terpotong. "Ya tapi kan sekarang lo beda banget. lo malah akraban sama dia dibanding sama gue." semakin semakin sinis. "hahahha, lo cemburu? ngapain juga?" mengerutkan kening. "Tan, seluruh siswa di sekolah ini. udah tau kalo ternyata lo jadian sama Joko karena keakraban lo sama dia. dan gue gak cemburu lo deket sama dia. gue cuma penasaran aja. seorang lo yang terpandang, dan punya level tersendiri buat milih cowok, bisa-bisanya..." terpotong. "udah deh. percaya sama gue. gue gak suka sama dia. apalagi jadi pacarnya? idiiih ogah tralalala." ujarnya meninggalkan Fiza. "Heh Tan !! Tan!." melipat tangan. Joko yang mendengar semua itu dari balik lorong kecil merasa kecewa. entah. "Aku tau kamu melebihi dirimu sendiri Tan." ujarnya sambil menuju kekelas. 
***
sudah hampir 3 bulan kedekatan mereka semakin melekat.apalagi dengan ditambahnya jam belajar tambahan. karena Tania meminta Joko untuk mengajarinya lebih lama, demisebuah alasan Ujian Nasional yang semakin dekat. Nonton bareng, makan bareng, maen game, dan kegiatan lainnya semakin menambah tali pertemanan mereka. Mereka juga punya tempat favorit yang selalu ereka kunjungi yaitu di Danau beberapa blok dari rumah Tania. Joko pun kini tak canggung untuk tertawa lepas didepan Tania. ia pun kini berani menjaili Tania. apalagi ledekannya untuk Tania semakin berkualitas. semata-mata hanya untuk hiburan semata. namun, setiap Joko kerumah Tania ia selalu merasakan ada keganjilan,sesuatu yang mengganggunya. ingin ia tanyakan namun, sepertinya Joko sudah mendapata jawabannya.
***
"Thanks Jok, berkat lo gue lulus. gue lulus dengan nilai yang gak gue duga. gue gak nyangka. Thanks banget." ada setetes embun yang menggenangi kantung matanya. Joko menyekanya. Apa menyekanya???? Ya entah keberanian apa yang muncul darinya. "Sama-sama. gue seneng lo seneng Tan. lo sekarang udah jadi anak pinter. orang tua lo pasti bangga." nadanya tersusun lembut. "Hahahahhahhahahhahahah." tawa bertabur tangis. Joko keheranan. "sampe ketemu dimasa depan Tan." mengibas rambut Tania, lantas meninggalkannya. Tania, entah apa yang membendung dan menahannya. ia malah terpaku ditanah bumi. bukan menyusul Joko seraya..... "Jokooo." berteriak. "Iya?" menoleh. "Maafin gue. selama 2 tahun lo disini mungkin lo gak betah sama tingkah laku gue yang super gila. tapi.."terpotong. 2 tahun??? memang Joko ialah murid pindahan.pindahan dari sekolah dengan daerah yang berbeda. "Gak apa-apa. gue udah maafin lo." tersenyum dan pergi, mengayuh sepedanya. Tania terduduk ditanah. Ia menangis. entah kenapa. namun ia merasakan penyesalan yang amat berat. penyesalan yang mungkin mengganggu seumur hidupnya. Ia merasa kata maaf Joko tak cukup untuk menutupi kesalahan ia pada Joko. tiba-tiba seseorang mendekati Tania mengangkat badannya membantunya berdiri. "Tan, kejar dia.dapetin apa yang harus lo dapetin termasuk dari dirinya." ternyata Fiza. dimata Fiza, Tania kini anak yang sangat malang. benar-benar malang. ia pun merasa sangat kasihan pada sahabatnya itu.karena ia tahu...... "gue pergi dulu Za." ujarnya. meninggalkan Fiza.
***
mobil sport Tania melaju kencang. Ia mencari Joko.ia tahu Joko naik sepeda dan ia pikir dengan mobil sport-nya pasti akan terkejar. namun apa? "kemana sih si Joko. kok udah ngilang lagi, " hatinya tak tenang. matanya pun berlumur air mata. setelah 2 jam berkeliling ia tak menemukan Joko. pantas, Joko sebenarnya tak naik sepeda. seperti biasa ia dijemput dipersimpangan jalan lantas naik mobil bersama sopir pribadinya. Mobil sport Tania terhenti, ia memukul-mukul stir-nya. Ia merasa gagal. padahal seharusnya hari ini ia bahagia. Ia menangis semakin keras. Dan sesuatu menimpa dirinya..
***
"Iya halo, maaf ini siapa?" tanya Joko ditelepon. "Jok, ini gue Fiza. temennya Tania gue dapet nomor rumah lo dari catatan yang ada di guru BK.lo bisa gak ke Rumah Sakit.penting banget Jok. Please." tangisan pun terdengar nyata baginya. "Oh, Fiza. Hah?? ada apa Fiza??" ujarnya. "udahlah pokoknya gue tunggu di Rumah Sakit 3 blok dari sekolah kita." dan sambungannya terputus.wajahnya memucat. "Ayo Jok. kita susul Papamu ke London. Come on." wajah berseri-seri. "Mah," lesu. "Yah, kenapa kamu Joko?" memberi perhatian penuh. "Joko gak bisa pergi Mah." mengagetkan. "Apa??? gak bisa dong sayang. Mama sudah pesan 2 tiket pesawat cepat. Papa mu ingin kita segera tiba disana. ayolah apa sih yang kamu pikirkan? kuliah? kan nanti kamu kuliah disana. bukannya kamu juga yang minta." keheranan. "Mah, ada sesuatu..."terpotong. "sesuatu apa? udahlah. ayo tuh setengah jam lagi kita take off ntar telat lagi. yuk ah." menggandeng tangannya. "tap..." terpotong lagi. "Aaah sudah yuk." entah apa yang membuat Joko seperti robot.Ia tak bisa apa-apa. gandengan Mamanya pun sangat erat. terlalu banyak hal yang ia pikirkan sehingga membuatnya ragu untuk menuruti perintah Fiza. 
***
2 tahun berlalu. selama 2 tahun pula setelah kesembuhan Tania dari komanya selama 1 bulan ia tak henti mencari Joko. setiap detik tak henti ia memikirkan Joko. dan setiap akan petang ia pergi berlari ke Danau dan menabur makanan ikan seperti hal-nya yang ia lakukan saat bersama Joko. Ia seperti orang gila. kuliahnya pun tak beres. Ia sering bolos. alasannya hanya untuk mencari Joko. Amarah Mama dan Papanya menggunung dipikirannya. belum lagi, pertengkaran mereka yang tak pernah usai. Hingga Tania pernah berusaha mencoba bunuh diri. namun aksinya terhenti oleh Fiza. sahabat yang selalu setia dan memberinya perhatian penuh. Fiza pun sering menginap dirumah Tania. dengan alasan mengurus Tania dan menjaganya. Mamanya yang pulang larut bersama lelaki lain sudah menjadi tontonan biasa. apalagi judi besar-besaran yang dilakukan Papa Tania dirumahnya sendiri. Fiza pun semakin tak tega meninggalkan Tania sendiri. Ia semakin malang, nasibnya sungguh naas. "Za, Joko jahat yah." setiap hari hampir lebih dari 25x Tania mengucapkan kata itu. Fiza hanya bisa menanggapinya dengan lembut dan mencoba menenangkannya. minggu dmei minggu pun berlalu, kondisi Tania semakin mengenaskan saja. Fiza takut Tania menjadi kurang waras. sampai-sampai Fiza menyewa suster untuk menjaga Tania ketika ia kuliah. Fiza sangat sayang pada Tania. tiap hari Fiza pun tak lelah mencari informasi mengenai Joko. dan akhirnya, ia mendapatkan alamat rumah Joko. 
***
"Jadi, Bi. dimana Joko sekarang?" tanya Tania. air matanya sudah berlinang sejak awal. "Iyah Bi, bisakah bibi memberi tahu kami?" ujar Fiza. mengusap dada Tania. "Hmm maaf Non, saya tak tahu den Joko sekarang ada dimana. saya pun heran biasanya den Joko selalu bercerita pada saya. tapi sekarang tidak.setahu saya waktu itu ibunya mengajaknyake bandara." papar Mbo Minah. "Apa?? Bandara?"Fiza kaget. "Za, Joko jahat yah." air matanya semakin menderas. tak tega melihat Tania. Mbo Minah menceritakan segalanya. semuanya. persis yang selalu diceritakan Joko. "Joko menyukai Non Tania. dia selalu bercerita apapun tentang Non Tania. sepulang sekolah pasti nyamperin bibi. Joko sangat suka ketika Non Tania cemberut, tapi katanya kalo Non Tania tersenyum itu semakin membuat Non Tania cantik............" dan blablablabla kisah panjang yang diceritakan Mbo Minah mengungkap segalanya. khususnya identitas Joko yang sebenarnya. yang tak seperti Tania dan Fiza duga. "Maaf yah Non. bibi juga kalo tahu ndak akan diumpet-umpetin. semoga cepat ketemu. bibi juga sudah kangen." mengantar menuju gerbang. "Iyah Bi, Makasih yah. doakan saja yah Bi. permisi. selamat malam." meninggalkan rumah Joko. "andaikan den Joko disini." menggelengkan kepala.
***
3 tahun berlalu sia-sia bagi Tania. Ia hanya mencari dan mencari Joko. Tania pun sampai harus ke psikolog karena kondisi mental nya yang semakin rentan. namun, karena kegigihannya dan usaha Fiza sahabatnya membuat hati Tania tergerak untuk menuruti apa kata Fiza. "Udah Tan, jangan ditangisi lagi. bisakah kamu bayangkan Tan. disini kamu menangisinya setiap hari setiap detik. sedangkan ia tertawa untuk hal yang lain selain kamu. jangan buat hidupmu sia-sia Tan." mendekati Tania. "Makasih Za." tersneyum tipis. 
Akhirnya, setelah beberapa bulan kemudian. Tania mulai bisa kembali kuliah.setelah semua aktifitas kuliahnya terhenti karena kondisinya yang dulu sering marah-marah tak jelas sampai mengacak-ngacak ruangan seperti orang yang kesurupan. Tapi kini, ia berusaha kembali ceria. Fiza sering mengajaknya ke forum-forum yang dapat memabngkitkan semangatnya. Fiza pun sering mengajaknya berlibur. Ia tak pernah mengajak Tania pergi ke danau, Fiza takut keadaan yang ia anggap sudah lumayan baik sirna karena sedetik kenangan. 
***
1 tahun berlalu. kuliah Tania sangat baik. Ia dikenal sebagai mahasiswi yang aktif dan berprestasi. sekarang umurnya sudah 22 tahun. "Za gak nyangka gue udah tua yah?" ujarnya ketika ia akan meniup lilin yang tertancap dikue ulang tahunnya. "haha iyah Tan, gue seneng. meski cuman lo sama gue yang ngerayain ulang tahun lo. tapi lo harus yakin Tan, gue bakalan ada buat lo." memegang tangan Tania. "Thanks Za, gak ada lo gue gak tahu kayak gimana mungkin gue udah jadi gelandangan." memeluk. dan tertawa bersama. Ayah Tania dipenjara karena hutangnya yang melimpah dan perusahaan yang jatuh bangkrut. Ibunya pergi bersama laki-laki lain. Tania mengira bahwa Ibunya telah bercerai dari Ayahnya.kini, ia hidup dirumah Fiza. hanya keluarga Fiza yang rela menerima kehadiran Tania.
***
2 tahun sudah. diusia Tania yang ke 24 tahun. akhirnya ia lulus. dan mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan. itu semua berkat hasil belajar, usaha, dan doa yang selalu ia panjatkan. Fiza sudah lebih dulu lulus. bahkan ia sudah menikah dan sedang mengandung. Tania tak lagi tinggal dirumahnya. Ia sudah punya kontrakan yang bisa menampungnya.........

Rabu, 17 Juli 2013

Joko, Tania.

Kita sebut saja Joko dan Tania. 2 sejoli yang sangat terkenal keakrabannya di salah satu sekolah menengah atas ternama. mereka terkenal sangat akrab dalam hal-hal yang saling memojokkan atau merugikan sebelah pihak. ya, bukan karena pertemanan yang begitu akrab namun karena permusuhan yang melekat. sebenarnya otak dari semua ini adalah Tania. gadis cantik yang dikenal sombong, jutek, pemarah, pemilih, super jail, tidak ramah, dan blablabla masih banyak lagi. dan korban dari otak kejailannya ialah Joko. si cupu yang super culun, dengan penampilan yang memancing otak kejailan Tania, serta sifat pemaaf, penyabar, dan tak mendendam yang membuat Tania betah untuk menjailinya.
hari pertama sekolah, setelah libur yang mengenyangkan. baru pagi saja Joko sudah mendapat berbagai peristiwa. mulai dari diserempet mobil Tania sewaktu akan kesekolah sehingga ia jatuh dan badannya kuyup oleh lumpur. tak puas, ketika masuk kelas dan membukakan pintu, setumpuk tepung mengenai badannya lagi. belum puas hingga ia akan duduk pun badannya kembali terhempas kelantai karena kaki Tania menendang kakinya. Tapi apa? Joko hanya tersenyum dan diam. didalam hatinya ia selalu mendoakan agar Tania menyukainya. menyukainya?
Tania mempunyai sejuta cara untuk melumpuhkan Joko. yang ia inginkan hanyalah melihat, mendengar dan memperhatikan Joko saat marah. namun tak pernah ia dapat. sepertinya tak akan pernah puas. di kantin Joko mendapat kejutan dahsyat, bakso yang dimakannya dicampuri semangkuk cabai oleh Tania, hal itu membuat Joko kepedasan, si cupu yang sedang risih karena mulutnya terbakar ini mengalami nasib yang ebnar-benar naas. Tania mendekatinya dan... "Joko kamu kenapa? kepedesan? ini aku bawa minuman buat kamu." ujar Taniasambil menyodorkan segelas teh. Joko menerimanya dengan tangan terbuka dan.. "bhuuuuuurrrrrr." sepertinya lahar dingin meleleh dari mulut Joko. minuman yang diberi Tania ternyata sangaattttt asiiin. alhasil Joko pun mengalah dan pergi. tawa Tania menjadi ending dari cobaan yang dialaminya.
dasar Joko. yang tak pernah mendendam. nyatanya ia selalu membantu Tania. Tania yang kerepotan dengan semua mata pelajaran kecuali seni, menggerakkan hati Joko untuk menolongnya. tulus hatinya dengan sabar membantu Tania, walaupun terkadang Tania jutek, ketus, memarahinya, bahkan mengacuhkannya."Kamu tuh jangan so baik deh Joko, sampai kapanpun kamu akan tetap menerima berbagai kejutan selama kamu disini. ingat itu !!!" ancamnya. Joko hanya tersenyum manis memandangnya.
 ***
Disuatu pagi. "Pak seperti biasa turunkan saya disitu yah, dan keluarkan sepeda saya." ujar Joko pada pak Marhan. sopir pribadinya. "Baik den, tapi kenapa to den harus selalu seperti ini. padahal saya punya banyak waktu untuk mengantar den Joko sampai ke sekolah. bila perlu saya antar den Joko kekelas deh." jawab Pak Marhan. "hahah, sudahlah pak. saya hanya ingin seperti ini. tolong turuti ya Pak." tersenyum manis. "baiklah den, saya hanya bisa menuruti perintah den Joko."mengangguk.
hari ini hari senin. jadi pasti ada upacara bendera sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. di akhir upacara bendera, Joko dipanggil kedepan karena telah memenangkan olimpiade tingkat tertinggi dalam berbagai mata pelajaran. walaupun smeua teman menertawakannya. namun, ia tetap senyum. karena ia yakin, hanya ini yang dapat ia lakukan untuk menjadi bumerang tajam.
***
hampir setengah semester menjadi kelas 12. tak henti tiap harinya ada saja yang membuat Joko harus waspada. sewaspada apapun Joko namun, tetap saja terkena otak kejahilan Tania. ia sudah terlalu terbiasa. sehingga tak menghiraukannya. bahkan untuk melapor pada orang tua dan guru pun ia rasa tak perlu. sepertinya Tania sudah lelah. dan kehabisan cara. ia pun lelah merogoh kocek untuk membeli apapun yang dapat melumpuhkan Joko. akhirnya 1 cara yang ditempuhnya. ia berubah, jauh dari yang diduga. 
***
"akhir-akhir ini Tania aneh mbo, saya heran. tak tahulah apa maunya. dan apalagi otak busuknya. memang dia berubah menjadi baik, ramah, dan tak menjaili saya lagi. tapi justru itu membuat saya curiga dan harus lebih waspada. rasanya ia mulai centil pada saya mbo.."  ujarnya sambil meneguk orange juice didapur menemani mbo Minah suami dari Pak Marhan. Mbo Minah, sudah Joko anggap sebagai ibu kedua setelah ibu kandungnya. setiap pulang sekolah pasti ia curcol dengan Mbo Minah. apapun ia ceritakan tak ada bagian yang terlewat. tak heran jika Mbo Minah satu-satunya orang yang paling mengnal Joko dengan baik. "hahaha den Joko ini, centil apanya? wah jangan-jangan ia suka sama den Joko. Mbo jadi penasaran.." dengan tangan yang penuh buih ditempat pencucian piring. "ah Mbo tak mungkinlah." keningnya mengerut. "yaa Alhamdulillah to kalo sudah ndak ngejailin den Joko lagi, Mbo Minah kan jadi ndak perlu khawatir. khususnya ndak perlu nyikat seragam den yang tiap harinya dilumuri tepung, lumpur..." dipotong. "syuuuut ah sudah, Mbo lagi gak konek nih." meninggalkan dapur. "eiits. den den, mau ta kasih saran ndak? weleh-weleh malah pergi. pie to.." ujarnya.
***
sudah 2 bulan. Joko harus rela merubah les privatnya dimalam hari ataupun dihari yang lain. hanya demi... Tania. 2 bulan yang lalu, ia meminta bantuan Joko agar mengajarinya menjadi anak yang pandai layaknya Joko. entahlah apakah akal busuk atau benar-benar telah berubah. Joko hanya bisa membantunya sebaik mungkin. menerimanya dengan hati yang tulus. setiap hari sepulang sekolah Joko diminta kerumah Tania untuk membantunya belajar. 
***
"Nah Tania, pakai cara yang ini saja. biar lebih mudah nih gini nih..." ujar Joko sambil menerangkan. matanya terfokus pada apa yang diterangkan, gerak-gerik tangannya pun ikut fokus. sepertinya semua tubuh terkendali. tapi Tania malah asik memandang Joko yang ternyata dari tadi ia tidak memakai kacamata super cupunya. "Tan... Tan.. kamu negrti kan? Tan.." menghallo didepan wajahnya. Tania tetap fokus pada pandangannya. Joko keheranan, ia melihat badannya dari ujung kaki hingga ubun-ubun tapi sepertinya tak ada yang salah. "Tan..Tan.." tetap tak bergerak. akhirnya ia memukul meja dan... "Brakkkkkkkk !!!!!!" 
"Eh...eh...eh Ganteng.. ganteng banget.. Ehh ehhh salah.. eh bener. ehhh.  eh...." ujar Tania kaget. Joko tertawa dan bertanya "apanya yang ganteng Tan?" Tania yang melihat ekspresinya, penuh sneyuman dan tawa, tawa yang mengembang dan sedikit tahi lalat di atas bibirnya dan diujung matanya membuat Tania .... "euu...euuu...hmmm..hmm.. aaahh sana pulang. sana lo pulang.cepet sana pulang" mendorong badan Joko keluar dari rumahnya."eh... eh Tan, belum selesai. Tan." ujarnya mengelak. namun pintu telah tertutup. "Tania kenapa yah?" semakin heran. 
Tiba dirumah. "Eh Mbo Minah. sini sini." ujarnya. "Iya den." membungkuk. "coba deh liat, ada yang salah emang?" berdiri, memutar-mutar badan. "hmmm ada.. ada.. den Joko ndak pake kacamatanya tuh." menunjuk. "HAH??Pa..pantas." menghela nafas. "iya den ini pantesan ndak pake kacamata. tapi tu bajunya ndak usah dimasukin gitu, rada-rada gahol gitu lho den." ujarnya. "ah udah aku mau kekamar." kebingungan. "weleh-weleh anak muda anak muda." menggelengkan kepala. 
***
"Ah masa sih Tan, sampe segitunya loe." ujar Fiza teman sejawat Tania. "Suwer deh Za, ngapain coba gue boong sama loe, ganteng banget Za, mirip deh kayak idola gue. itu tuh si Revaldi. tapi cueknya gak ada matinya." melipat tangan. "gue gak percaya Tan, musti ada bukti." ujar Fiza." Eh Za, btw idupnya si Joko juga misterius banget. ngerasa ganjil gak sih lo? tiap dibagi raport akhir suka dibawa sendiri. udah gitu pokoknya kehidupan priadinya tuh gak ada bocornya dikiiiiit aja. sampe-sampe loe tau gak rumahnya dia?" mengerutkan kening mondar-mandir, berfikir. "Eh, bener juga lu Tan, ho'oh dia idupnya misterius banget anak-anak aja pada gak tahu kayak gimana." ikut heran. "sini..sini gue punya ide." berbisik
***
kejadian minggu lalu. seperti daun disapu angin. Tania sama sekali tak mengusiknya. dan proses belajar Tania oleh Joko pun lancar-lancar saja. semua seperti kembali normal. normal? 
"Nah aku kasih PR buat kamu. kalo banyak berlatih cepet bisanya." ujar Joko sambil membereskan buku-bukunya. "iyah deh. Thanks yah Joko udah bantuin gue. eh udah ampir malem gue anterin lo pulang yah?" tawar Tania. "ah..hmm.. eng..enggak.. enggak usah. aku naik sepeda aja Tania." tersenyum keheranan. "yaelah, ntar kalo kenapa-kenapa dijalan tau rasa lo." ujarnya. entah mengapa itu membuat Joko tersentuh. "ah..hmm gak akan Tan. aku pulang naik sepeda aja. eh Tan aku pulang yah." terburu-buru. ia langsung mengayuh pedal, dan hilang dibalik pagar. "eh jok, jokoo jookkooo." teriaknya. "hmm makin bikin penasaran lu Jok, gak akan nyerah gue. bakal gue cari lu Jok." gertaknya dalam hati. 

Selasa, 16 Juli 2013

teman. satu kata dengan berjuta ungkapan. ada rasa yang menyenangkan tersendiri ketika tersebut nama itu. teman. hasil dari sosialisasi yang matang dan baik. ribuan makna terkandung didalamnya. suka, senang, susah, rumit, bingung dan sebagainya. adalah tinta-tinta yang tertoreh dalam balutan kanvas persahabatan. seorang bijak mengatakan jangan kau bersahabat jika perangai kau masih lah seperti anak kecil. benar sekali. dua jempol untuknya. buat apa mencari teman jika hanya untuk mencari kebahagiaan tersendiri. sungguhlah egois dan kekanak-kanakan. andaikan semua pemikiran terpusat sama. yaitu mencari teman untuk saling membahagiakan, tanpa ada kekurangan sedikitpun. lebih indah lagi jika mencari teman untuk saling melengkapi dan menyempurnakan. alangkah mulianya. teman yang baik tercipta dari sosialisasi yang baik.alangkah lebih indah lagi jika pertemanan dipenuhi dnegan rasa saling menyayangi dan persaudaraan yang tinggi. kesolidan yang utuh, serta perhatian yang tulus. untuk semua itu tidaklah mudah. sosialisasi yang bertahap jadilah sebagai usahanya. memang, kehidupan tak selalu seperti apa yang diinginkan. bukan kita yang mengatur skenarionya. Sang Maha Kuasalah yang mengatur segalanya. tetapi jika ku diizinkan untuk berandai, betapa manisnya meneguk setuang kehangatan yang bercampur kasih sayang. semoga rahmat-Nya selalu menyertai kita

Senin, 08 Juli 2013

takdir dimana kau takdir
akankah si sayap putih datang
menyapa, merengkuhku
dari balutan rindu semu
lepaskan dahaga yang sesakkan dada
menyentuh palung hati
dikedalaman sanubari

Sabtu, 22 Juni 2013

Jika Allah S.W.T meridhoiku. mungkin tinggal menghitung jari ku disini. bisa jadi 6 hingga 7 bulan. aku ingin segera terbang meraihnya dan melepaskannya. meraih apa yang jadi dambaan. dan melepas apa yang telah jadi beban. ada kebahagiaan tersendiri. dimanaku bisa mulai mandiri. atau lebih mandiri. aku sudah terlanjur akrab dengan si kesepian dan si sendirian. bagiku tak menjadi masalah. sisi kesedihan yang bernaung bagiku aku akan meninggalkan apa yang terlalu berat untuk ku tinggalkan. aku pun mungki, akan lupa terhadap beberapa memori menyenangkan yang kubuat disini. namun, mungkin inilah saatnya bagiku. untuk bereksplorasi lebih jauh. dimana langit mega takkan dilihat mega. inilah saatnya menjemput permata untuk sang Ibunda. semoga Allah S.W.T selalu merahmatiku dalam usaha dan proses pencapaian mimpi ini. semoga Dia kan selalu membimbingku dan menuntunku menuju jalanNya. YaRabb hantarkan aku pada mimpi itu...

Jumat, 21 Juni 2013

bukan karenanya aku begini. namun karena hal baru yang mencoba datang tuk menguji. mungkin inilah saatnya untukku tunjukan diri. bahwa aku tak seperti yang mereka pikir. aku hanya menjalankan amanat. tanpa ku tahu semua itu menjadi peluru untukku sendiri. sesulit inikah? tuk kesatuan yang utuh? tentunya, karena ku rasa kita semua telah menampakkan dirinya masing-masing dan bisa melihatnya sendiri. bahwa makna itu sudah tak dipegang lagi sudah tak dijunjung lagi. entahlah apa yang mereka pikirkan.namun sudah kucoba untuk berintropeksi diri. benar atau salah mana ku tahu. namun ku percaya pada kata hati. yang kan menuntunku dalam kemelut ini. aku pun tak men-judge kalian. jikalau kalian berfikir seperti itu tak apa. karena ku sudah dapat mengira. bahwasanya aku lah yang tak pantas. aku tak ingin mengumbar niat dan tujuanku sesungguhnya. pastilah kalian akan mengira-ngira ku kembali. dan semakin memisahkan kita. yang ku bisa hanyalah mempercayai-Nya. biarkan Dia yang tunjukan.
bunga itu mekar
pelangi pun tetap indah
rindu pun semakin hebat
saat dulu. saat ku benar merasakannya
entah angin apa yang membawa mereka
menuju persimpangan yang baru
hingga tinggalkan warna yang telah diciptakannya
tawa, canda, rasanya hanya menjadi luka
ku harap ini mimpi burukku sobat

Kamis, 20 Juni 2013

Woopy is my bicycle

kau tak pernah tau bagaimana aku mendapatkannya. yah, dengan jalan yang berliku. dan penuh dengan rengekan. tak lupa kusisipkan dia dalam setiap doaku. agar ibu penuhi mauku. sampai pada akhirnya, dia datang padaku dan menjadi milikku. ku sebut ia Woopy. entahlah aku mendapatkan nama itu dari mana, tapi rasanya aku menginginkannya.
1 minggu sekali ku ajak dia berkeliling. ku kenalkan ia pada kota kelahiranku. pada tempat-tempat yang paling ku sukai di kota ini. hari pertamaku dengannya teramat sempurna. semangat ku mendayuh pedalnya. terkadang aku merasakan ia berbicara padaku. dan aku mampu menanggapinya. memang aku salah satu remaja yang bisa dikatakan kesepian. karena aku jarang bergaul dengan orang didekat rumah. lebih memilih untuk sendiri. dan setelah Woopy ku miliki. ku merasa aku bukanlah satu-satunya yang kesepian lagi.
setiap hari minggu, wajahnya riang ketika melihatku yang sudah mengenakan sepatu dan helm. kakinya seperti tak sabar ingin segera mengajakku berlari. ketika ku pegang tangannya. mimpi itu terasa didepan mata.
sedikit berputar ke alun-alun kota, riuh nya pohon yang mengelilinginya ciptakan aroma positif yang menyegarkan. pada pukul 06.00 WIB biasanya, karena jika lewat dari jam itu aroma tersebut. mulai terasa sesak didada. entah karena asap pabrik, ataukah kendaraan yang nakal. teganya. tak puas, ku putar ke car free day atau biasa disapa CFD. banyaknya orang yang berlalu lalang, membuat Woopy semakin gesit dan lincah. anak-anak dengan sepatu rodanya, beberapa bisnis yang sengaja digelar di mobil-mobil, sepasang kekasih, dan beberapa perkumpulan sepeda ikut memeriahkan tempat ini. tingginya gedung pencakar langit seperti terabaikan, bak pohon yang menjulang tinggi adanya. atau gunung di tengah kota. masih belum puas, ku dayuh kembali, Woopy masih ingin melihatnya. ku ajak ia ke danau. menenangkan. hamparan air yang tenang. beberapa sampan yang terapung. dan pondok-pondok yang menjajakan makanan. ikan bakar, ayam bakar, sampai makanan khas sunda. sengaja ku buat Woopy pusing dengan mengelilingi danau. indah dimata. ku sapa angin-angin yang turut berkeliaran, serasa ku terbang bersama Woopy disana. bukannya pusing atau apa Woopy semakin terlihat liar. dia memang Sepeda dambaan. ku naikkan ia ke bukit. dan taraaaa.... menakjubkan. Sabrina mulai menyanyi lewat headset ku yang sejak dari tadi sudah terpasang. gedung pencakar langit layaknya miniatur-miniatur mini, danau dengan kesibukannya oleh sampan bak air dalam genggaman. semakin tinggi semilir angin semakin menjadi. serasa datang keroyokan hihii. Woopy pun sangat menikmatinya. ku pesan 1 buah es kelapa. alirannya menodai kerongkonganku hingga hanyutkan dahaga. petikan gitarnya memadukan suasana. kenikmatan kota yang mungkin hanya segelintir orang yang bisa menyaksikannya. sedikit pandanganku teralihkan, seekor kepompong rupanya ingin turut menyaksikan kenikmatan ini. ia berusaha menggeliat berusaha keluar dari cengkraman. mungkin sudah 1-2 jam yang lalu ia seperti itu. sampai pada akhirnya, ia mengibaskan sayap kebanggaannya. dan terbang ke langit biru yang megah. Woopy turut melihatnya. ia pun nampak girang mungkin baru pertama kali ia melihatnya. saatnya meninggalkan keindahan ini. kembali ke jalanan yang penuh debu dan asap. belum lagi, pemandangan beberapa gundukan sampah yang turut menghiasi kota. Ya Woopy aku pun sedih melihat semua itu. namun etahlah, cukup sulit mengubahnya. kembali ke alun-alun kota. duduk bersama Woopy. melihat lalu lalang orang yang jogging, ada pula yang sedang santai, senam, bermain bola, sampai berpacaran. begitulah Woopy. bagaimanakau sudah puas Woopy? baiklah mari kita pulang. kurasa cukup. namun ini semua belum berakhir. masih banyak lagi yang perlu kau ketahui. Woopy.

Jumat, 14 Juni 2013

tentulah, karang ditengah ombak yang tiap detik terhempas oleh gelombang sekuat-kuatnya. pada akhirnya akan runtuh juga jika tergerus selalu sepanjang masa. Tuhan mungkin esok akan menjawab pintanya..

Minggu, 09 Juni 2013

Nyeri hebat di perut saat haid?

Jakarta - Saat sedang menstruasi, tidak sedikit wanita yang merasa pinggangnya pegal atau nyeri di perut. Apa yang menyebabkan rasa sakit itu?

Dokter spesialis kandungan, Kolonel Dr Frits Max Rumintjap, SpOG(K), memaparkan, nyeri dan pegal pada pinggang merupakan efek dari menstruasi bila sakit yang dirasakan tidak berlebihan. Jika berlebihan kemungkinan adanya penyakit dalam tubuhnya.

"Itulah semua reaksi haid ya, pelepasan dinding rahim yang menebal pada saat lepas terjadi reaksi-rekasi fisiologi tubuh, penarikan-penarikan sel-sel atau organ di sekitarnya itu sakit semuanya, sakit yang minimal ya," papar dokter Frits ketika dihubungi wolipop, Rabu (1/5/2013).

Pria yang tergabung dalam Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) itu menjelaskan bahwa dalam kedokteran rasa sakit memiliki empat tingkat. Tingkat pertama sakit yang ringan tidak menyebabkan apa pun, tingkat dua harus minum obat dahulu baru hilang, tingkat tiga butuh tidur dan istirahat yang cukup selama beberapa hari disertai obat, dan terakhir tingkat empat adalah yang terburuk harus dirawat di rumah sakit.

Jika wanita yang merasa nyeri hingga tingkat tiga perlu datang ke dokter untuk konsultasi karena sudah ada gangguan penyakit. Salah satu penyakit yang sering terjadi adalah endometriosis atau radang yang terkait dengan hormon estrogen berupa disertai perambatan pembuluh darah hingga menonjol keluar dari rahim.

"Itu sering terjadi pada wanita dilihat ada cokelat-cokelat ya kalau di laparoskopi atau dibuka perutnya itu ada bintik-bintik cokelat. Itu harus diobati karena banyak kasus seperti itu yang nantinya mempengaruhi kesuburan, susah punya anak," terang pria lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin itu.

Penyakit endometriosis belum diketahui penyebab utamanya. Penyakit tersebut mengikuti siklus haid Anda. Namun pria 53 tahun itu mengungkapkan biasanya penyebab endometriosis karena darah haid tidak keluar sehingga pengeluarannya terjadi di dalam rongga perut wanita.

Selain endometriosis terdapat penyakit lain yang mungkin menjadi penyebab nyeri saat menstruasi menjadi berlebihan. Dokter kandungan, Dr Prima Progestian, SpOG,CH,CHt, menambahkan, penyakit seperti adenomyosis, miom, dan infeksi, bisa memungkinkan haid dengan rasa sakit berlebihan.

"Karena mungkin ada infeksi atau penyakit, kalau menstruasi yang normal itu harusnya nggak sakit," papar dr. Prima saat diwawancara oleh wolipop melalui telepon, Rabu (1/4/2013).

Ini tentu berbahaya untuk kesehatan Anda. Oleh karena itu, bila sudah merasa nyeri yang berlebihan segera pergi ke dokter kandungan agar bisa ditindaklanjuti.

(aln/hst)
wolipop.com

Sabtu, 08 Juni 2013

It will rain ~ Bruno Mars ^^

If you ever leave me, baby

Leave some morphine at my door

Cause it would take a whole lot of medication

To realize what we used to have

We don't have it anymore
There's no religion that could save me

No matter how long my knees are on the floor, oh

So keep in mind all the sacrifices I'm making

Will keep you by my side,

will keep you from walking out the door
CHORUS
Cause there'll be no sunlight if I lose you, baby

There'll be no clear skies if I lose you, baby

Just like the clouds my eyes will do the same

If you walk away, every day it will rain, rain, rain


I'll never be your mother's favorite

Your daddy can't even look me in the eye

Ooh, if I was in their shoes

I'd be doing the same thing

Saying there goes my little girl

Walking with that troublesome guy
But they're just afraid of something they can't understand

Ooh well, little darling, watch me change their minds

Yeah, for you I'll try, I'll try, I'll try

I'll pick up these broken pieces till I'm bleeding

If that'll make you mine


Back to Chorus

Ooh, don't you say goodbye

Don't just say, goodbye

I'll pick up these broken pieces

Till I'm bleeding if that'll make it right


Back to Chorus

Cintailah Dia yang takkan pernah meninggalkanmu
dalam gelapnya lilin
serta syahdunya hujan
Cintailah Dia yang takkan pernah luntur kasih-Nya
walau diombang badai
rahmat-Nya selalu ada
Cintailah Dia yang selalu menjagamu
dalam sepinya tidurmu
dalam sunyinya malammu
dalam letihnya hidupmu
dalam resahnya hatimu
Cintailah Dia yang selalu melindungi
dari gelapnya langit
dari cercaan hati
Cintailah Dia yang selalu memperhatikanmu
yang takkan pernah lepas penglihatan-Nya terhadapmu
Cintailah Dia yang mencintaimu
dengan murni dan suci cinta-Nya
dan nyata ada-Nya
Cintailah Dia yang merengkuhmu
dari amukkan deram dan durja yang mengejarmu
Cintailah Dia yang selalu dekat denganmu
lebih dekat dari urat nadimu
Cintailah Dia yang selalu mengertikanmu
lebih dari kau mengerti akan dirimu sendiri
Cintailah Dia yang takkan pernah mengingkarimu
karena janji-Nya selalu ada
Cintailah Dia yang mengenal hatimu
lebih dari kau mengenal dirimu sendiri
Dialah Allah AlWaduudu
Cinta-Nya yang takkan luntur dan pudar hingga kau tiba
di keabadian-Nya.

Jumat, 07 Juni 2013

entahlah apa yang sedang ku pikirkan. ku rasa dari awal ku bangun aku melakukan hal yang normal saja. tak ada yang aneh. entahlah aku tak begitu suka hari ini. damai ku dengan bara api kian memekar. mana ku tahu asal mula asapnya. namun ada sedikit bongkahan menggebu disini. direlung diri. namun ku tak bisa tahu apa yang ku mau. hanya Sang Penciptaku yang Maha Tau. ku rasa ku tak temukan 'aku' hari ini

Kamis, 30 Mei 2013

berdamai dengan bara api

mencoba mencari ruang
ruang beralaskan kedamaian
beratapkan ketenangan
dan berselimutkan kehangatan
didalam kedalaman hati
menjelajahi relung sanubari
dapatkah ku berdamai dengan bara api?
yang mencuat hingga di ubun-ubun
tuk menatapnya ku tak mampu
bongkahan apakah yang menghalangi
entah akulah penjahat
atau entah diakah yang memainkannya
ulasan ranting kering
yang menjalar membakar diri
penghalang antara kami
ku pikir kita kan menyadari
ku tahu kita telah mengukir jejak kedewasaan
kita kan mengerti.
berdamailah dengan bara api.
biarkan abunya tuk tinggal
biarkan asapnya mengepul
biarkan langit mega yang menutupinya.

Rabu, 15 Mei 2013

do you want to know about me ? ^^

well. My name is Mega Wijaya Rahmat. from the Rahmats family. hiihihi. I'm the second daughter from the rahmats family. you can call me mega, ega, or behel. hiihi maybe it's strange but that true. well, I was born on Tasikmalaya December 22nd, seventeen years ago. I have two best sister. my oldest sister is Senja Wijaya Rahmat. she was born on July 8th. twenty one years ago.  she is very nice, workhorse, sucks, mischievous, very kind, smart, beautiful, care, weak girl, special girl, and she is the greatest sister I've ever met. she studied at University in Bandung. and my youngest sister is Silvia Wijaya Rahmat. she was born on May 10th, fourteen years ago. she is mysterious person, strange, nice, smart, cool, sucks, care, and she is a sister funniest I've ever known. she studied at Junior High School five Tasikmalaya. well. my mother. her name is Yani Risbayani. she is an history teacher in Senior High School nine Tasikmalaya. she was born on Tasikmalaya October 27th. fourty six years ago. we live on Mohammad hatta street. we are happy family. the funniest family. I love my family. cause they are my laugh, my smile, my dream, and my soul. my life is with them.

Minggu, 05 Mei 2013

--"

siapa wajah itu? tanya itu mengganggu konsentrasiku. siapa wajah itu? kembali membooming. entahlah, ku rasa dia tidak seangkatan denganku. siapa wajah itu? entahlah, yang ku tahu he is a man. "siapa wajah itu?" sontak keluar dari mulutku. "hhhah?" temanku kaget. "eh..emm..eng..enggak.enggak." tersenyum tipis. "kau tanyakan seseorang, yang ku dengar." kembali menulis. "hmmm.' hanya menggumam. "kau tak usah malu, walaupun aku teman barumu." tersenyum manis. iya, kau teman baruku Delisa. teman pertama yang kudapat diorganisasi yang ku ikuti saat ini. ramah. "kau tahu siapa ... dia?" menunjuk ragu. "hmm tentu. dia seangkatan dengan kakakku. dan masih satu organisasi juga. kalau tidak salah namanya....R..r..Rahman ! ya Rahman !" seperti teringat sesuatu yang telah lama dia cari. mengagetkan. "syuuttt. kau ini keras-keras sekali.oke thanks hehe." mengerutkan kening. "santai saja. semua orang sedang konsentrasi pada materi ini.eh, mengapa kau tanyakan itu?" sebelah matanya terangkat. "eh..eumm..em..bu..eng..enggak. penasaran sajj..ja hehe." gugup. "hmm ku pikir kau menyukainya." lancang. "eiiiitttt.. ti..ti..tidak. tentu tidak. hanya saja aku lihat sepertinya dia orang yang berpengaruh. hehe." malu-malu. "hmm memang, kakakku bilang dia aktif di organisasi ini. dia juga sering menjadi pembicara materi tiap kumpulan wajib. hanya saja untuk kali ini tidak." memainkan bolpoint. "hmm begitu." tersenyum tipis.
***
"dadaaah. terima kasih yaa" melambai pada Delisa. Ia pulang duluan berhubung nebeng dengan temannya yang satu lagi. dia mudah akrab sehingga temannya pun semakin bertambah. "ttiiiiiiiidiiiiiiiiiiiittttttttttttt.. !!!!"
"eeehhhh...!!!!!" terhenti. "kamu tidak apa-apa?" seseorang mengulurkan tangan. "hmmm ti..tidak..tidak." bangun sendiri. eeehhh kenapa orang ini? "Maaf membuatmu kaget." tersenyum. "ehh..hmm se..seharusnya aku yang meminta maaf. tadi..anu..tadi aku melamun. jadi aku tidak tengok kiri kanan." tersipu. "haha, tidak apa-apa. rumahmu dimana? mari kuantar." tawarnya. "ehh.. ti..ti..tidak usah. masih banyak angkutan umum kok." malu-malu. "tidak apa-apa. aku takut kamu masih shock. mari." alisnya terangkat. "hmmm." gumamku.
***
"terima kasih."tersenyum "sama-sama." jawabnya. "kau tidak akan mampir dahulu?" tawarku kembali. "hmm tidak, aku harus segera pergi. semoga shock-mu tidak berkelanjutan ya dan jangan banyak melamun. haha." tawa yang manis. "heheh iya iya jangan cemaskan aku. terima kasih." malu-malu.
***
mengapa? huaaahhhh rencana-Nya memang tak selalu diduga. baru saja ku obrolkan dia dengan Delisa di kumpulan wajib tadi. mengapa? "aaahhh kenapa jadi ku pikirkan?" menutup tubuh dengan selimut.
***
"Hai Delisa." sapaku di pagi yang biru. "Hai juga langit." sapanya. "oh ya. aku ingin bercerita padamu."
"eitt? tentang apa?" terkejut. "tidak. tidak. ini hal yang biasa. namun entahlah aku ingin dunia tahu." menghela nafas. "baiklah. di forum nanti kita bertemu oke?" janjinya. "oke." sahutku.
***
"hmmm jadi gitu ceritanya. eh kau mau ikut di malam perkemahan perkenalan nanti?" ajaknya. "apa? mengapa aku tidak tahu? huuuh tentu saja aku ingin ikut." jawabku. "baiklah kau se-team denganku oke?" tawarnya. "siapa takut. haha" jawabku. malam perkemahan perkenalan? mungkin semacam acara bermalam digunung untuk berkenalan satu sama lain antar sesama anggota organisasi. baiklah pasti seru. "jaketnya yang merah kan?" tanya ibu sambil ikut membantuku packing. "iya iya. kalau pakai yang hijau kan tipis. " jawabku. "ibu takut kamu kedinginan." cemasnya. "tak akan bu." tersenyum padanya. 
"daahh ibu, sampaikan salamku pada ayah. kalau nanti ayah pulang ya bu." melambaikan tangan. "iyaaa hati-hati."
***
"dooooorrrrrr !!!!!" menepuk punggung Delisa. "maaf aku gak kaget sama sekali Langit. langkahmu itu kedengaran sekali." nyolot. "hahaha, baiklah nanti aku belajar padamu." tersenyum. "kau bawa persyaratannya?" tanya Delisa. "tentu dong." meyakinkan.
***
setiba di puncak. seseorang mulai mengkoordinasi jalannya kegiatan. tentunya salah satu dari panitia penyelenggara. "oke oke semuanya kumpul disini. di sumber suara. kita mulai pengecekkan persyaratan yang kalian bawa. cepat cepat." suara itu jelas sekali dengan bantuan speakernya. masing-masing anggota dicek oleh 1 panitia. ketika orang lain sedang ribut ini itu. tiba-tiba.... "boleh dilihat apa yang kau bawa?" seseorang mengagetkan aku. "eh...i..iya kak. silahkan." menyodorkan tas. kenapa orang ini yang menghampiriku? "keluarkan persyaratannya. dan seharusnya kau hafal masing-masing persyaratan itu. " mengangkat tangan. ku keluarkan semua persyaratan untuk mengikuti kegiatan ini. Rahman. maksudku orang itu hanya mengangguk-angguk. tiba-tiba ..... "kak maaf. ada yang lupa tidak saya ambil. " menunduk. "apa itu?" agak sinis. "saya lupa tidak membawa syal gelapnya." ragu. "kau dapat hukuman." nada santai. "hah?" lumayan kaget. "iya, lihat teman-teman disekitarmu juga dihukum jika mereka tidak membawa persyaratan dengan lengkap. baiklah kamu harus bernyanyi." tegasnya di kalimat akhir. "apa kak? menyanyi?" tanyaku. "iya. apakah kau keberatan?" alisnya terangkat. "i....ti..tidak. " jawabku. "oke. menyanyi dengan keras. entah apa  yang ada dipikiranku. aku merasa malu menyanyi didepannya. aku takut dengan kualitas suaraku ini. ku takut dia..... "lagu yang lain. bisa kan?" ujarnya. baiklah ku nyanyikan lagu kesukaanku. entah apa yang membayanginya, tapi mengapa dia menatapku seperti itu. dan entah mengapa canggung sekali. tenanglah. tidak-tidak aku hanya baru saja mengenalnya. pria aneh. 
***
"baiklah sekarang kalian dirikan tenda. kalau sudah selesai kalian boleh istirahat selama 25 menit. " komando itu kembali bergema. "huhh sudah capek diteriaki gara-gara tidak bawa identitas diri. malah disuruh bikin tenda. sial sekali." keluh Delisa. "hahah, ayolah semangat kamu kan gak sendirian."ujarku. "kau tadi dihukum?" tanya Delisa dengan bibir yang dimainkan "hahah tentu saja. aku tadi disuruh menyanyi." jawabku polos. "huuuh enaknya disuruh menyanyi. aku malah dimarahi. dasar. " semakin kesal. "hahah sudahlah." menenangkan.
***
acara malam. "semuanya mendekat ke api unggun dengan membawa syalnya." komando itu sepertinya lama-lama menggangguku. semuanya melingkari api unggun. semua partisipan dibawa ke suasana yang benar-benar berbeda. menyanyi, bercerita, games, dan sebagainya semakin menghangatkan. "hahahhaha aduh tu lelucon lucu banget sih." ujar Delisa tak bisa berhenti tertawa. "hahahha iya tu orang hebat banget." ujarku. semuanya bertepuk tangan dan sama-sama memandang langit bertabur bintang. "Langit indah yah cantik." ujar Delisa. "Makasiih Delisa." ujarku. "yeeee bukan Langitmu. " nyerobot. "baiklah." menjulurkan lidah. 
***
"oke kalian semua harus pakai syal-nya. dimulai dari sekarang !!!!" semua orang ribut buru-buru memakai syal sesuai perintah. aku? hanya melototi mereka. mana syalku? tertinggal. "ini" seseorang ... "eh.. ka.kakak." terkaget. "kamu kan lupa. jadi kupinjamkan punyaku. panitia tidak diwajibkan memakainya kok." tawarnya. "baik terima kasih kak" tersenyum. syal cokelat dengan kain rajutan yang begitu hangat ketika menutupi mata ini. "kalian harus memegang tangan seseorang yang ada disamping, didepan atau dibelakang kalian. lalu, kalian harus mencari tahu informasi tentang dirinya. oke?" komando itu lagi. "Baik Kak !!!" serempak. "1 2 3 mulai !" bunyi terompet. yang ku dengar keributan hentakan kaki yang mencari orang untuk memenuhi perintah. aku bingung. siapa? "dapat!!!!" teriakku girang. dengan mata tertutup ku memberanikan diri berbincang dengannya sesuai perintah. tak peduli wanita, atau pria kah, "Hai !" sapaku hangat mengulurkan tangan. "Hai" jawabnya. suaranya... seorang laki-laki. "Hmm kenalin aku Langit." tersenyum. tak peduli dia senyum padaku atau tidak. "oh kamu ternyata Langit. aku Rahman." ujarnya. eitttttt kenapa Rahman? cukup kaget melunturkan senyumku. namun ku pikir nama Rahman tak hanya 1. baiklah lanjutkan. kami mengobrol cukup lama. diberi waktu 15 menitan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. aku tahu banyak hal tentangnya. tentang Rahman yang entah Rahman yang mana. namun dari ceritanya sepertinya dia orang yang unik, aktif, manis, smart, dkk. kesimpulannya terlalu banyak dipikiranku hehe. "sekarang kalian harus menjauh dari orang yang tadi berkenalan dengan kalian. menjauhlah." komando berikutnya, apa maksudnya? "Buka penutup mata kalian." komando lagi. buram.buram.buram. dan.. sekumpulan orang-orang bertebaran dimana-mana. "baiklah melingkar seperti semula." ujar sang komando. 
***
"Delisa kau tadi berkenalan dengan siapa?" tanyaku. "aku? aku dengan.... Iko sih katanya." jawabnya.
"nanti saya akan tunjuk salah satu diantara kalian untuk berbagi informasi yang telah kalian dapatkan. baiklah aku pilih.........KAU!!!!" ke arahku. "hahh???? aku????" kaget. "Iya. ayo kedepan." menggerakan jari manisnya. kenapa harus aku. aaah sial. malu sekali. "baiklah" malas. "bagikan kepada kita informasi apa yang kau dapat." komando lagi-lagi memberi perintah. "hmmmm, baiklah" menghela nafas. " aku berkenalan dengan seseorang. ku pikir dia laki-laki dari suaranya sepertinya dia laki-laki." suasana hening hanya api unggun yang menari-nari, dengan alunan angin. serta riuh alam. "namanya..Rahman. ya. aku ingat namanya Rahman. informasi tentang dirinya yang kudapat sepertinya, dia baik, manis, smart, aktif, ramah, dan mudah akrab, serta bisa mencairkan suasana. ahh itu saja." tersipu. "okeee good. bagus sekali. apakah kau tahu wajah Rahman itu?" tanyanya. "hahha tentu saja tidak. kau tahu. mataku tertutup dengan syal ini. " jawabku. "baiklah kita panggilkan tim pengamat. yang mungkin tahu kau berkenalan dengan siapa." ujarnya. baiklah aku tak peduli. "ini dia. Mas Irwan. apakah tadi anda mengamatinya?" tanyanya. "tentu. aku tahu namanya Langit. dari name tag yang dikenakannya. dia berkenalan dengan Rahman ini."menunjuk pada si....... pria aneh !!! oh tuhan. "hahaha ternyata kau berkenalan dengan wakil ketua penyelenggara malam perkemahan perkenalan. keberuntunganmu mungkin ya." ujarnya. "haha terima kasih." jawabku. kembalike tempat. semua orang diperlakukan sama. dipertemukan dengan orang yang berkenalan dengannya. tujuannya. agar anggota dapat mencari teman lalu memperkenalkan pada anggota lain sehingga bisa saling mengenal. tapi mengapa aku dengannya? --" mengapa juga aku harus bahagia. haahh sudahlah. 
***
Months later. aku semakin tau tentang dirinya. segala hal tentang dirinya. dari kumpulan wajibku yang rajin sekali bersama Delisa. juga dari berbagai kegiatan lainnya. tak dipercaya, aku pun sering chat dengannya via dunia maya. layaknya teman, tapi atasan ketika diforum. 
***
2 bulan kami semakin akrab. tak jarang dia mengantar pulang dan mengajak bersantai atau berjalan-jalan. dia juga tak jarang membantu menyelesaikan tugasku. ia cukup piawai soal pelajaran. Delisa pun agak aneh melihatku dnegan tingkah seperti ini dengan dia untuk yang pertama kalinya. dia sering menghubungiku. kita mengenal satu sama lain. dia pun cukup akrab dengan ibuku. ayahku? iya pernah mengobrol 1 sampai 2 kali, karena ayah sering keluar kota untuk bertugas. dia temanku. dia sahabatku. dia saudaraku. dan pada akhirnya dia cinta pertamaku. aku tak bisa mneyangkalnya. karena ini terlalu mudah untuk masuk kedalamnya. dia dekat denganku. kami akrab. tapi kami belum menjadi kekasih. aku harap akan.
***
 3 bulan aku mengenalnya. dia pun semakin akrab. dan ada yang ganjil. dia seperti menjanjikan aku sesuatu. menyuruhku untuk bertahan dan bersamanya. dia semakin meyakinkan aku. namun kata-kata itu mengapa tak kunjung tiba? mungkin belum saatnya. pada dasarnya aku menunggunya. entah nyali apa aku begitu berani menunggunya. tingkah dan tutur katanya yang membuatku percaya padanya.
***
lama kami saling mengenal. sampai pada akhirnya. inilah saatnya. waktu itu datang padaku. namun bukan waktu yang ku tunggu. tawa yang dinanti seperti lambaian saja. saatnya ia meninggalkan kampus ini. sudah saatnya ia pergi dan mencari jati dirinya tanpa seorang guru. ia sudah dibekali dengan berbagai ilmu. tinggal mengetes keberaniannya untuk meloncati pagar kenyataan. ku bahagia karena di catatan akhirnya dia bahagia. tapi yang ku tunggu tak selamanya menungguku. setelah acara pelepasan. batang hidungnya tak ku temui. senyumnya yang terkadang samar. ku anggap halusinasi. tawanya yang semu ku harap mimpi buruk. ku tak tahu kemana kau pergi, yang ku tahu menjauhimu.