kau tak pernah tau bagaimana aku mendapatkannya. yah, dengan jalan yang berliku. dan penuh dengan rengekan. tak lupa kusisipkan dia dalam setiap doaku. agar ibu penuhi mauku. sampai pada akhirnya, dia datang padaku dan menjadi milikku. ku sebut ia Woopy. entahlah aku mendapatkan nama itu dari mana, tapi rasanya aku menginginkannya.
1 minggu sekali ku ajak dia berkeliling. ku kenalkan ia pada kota kelahiranku. pada tempat-tempat yang paling ku sukai di kota ini. hari pertamaku dengannya teramat sempurna. semangat ku mendayuh pedalnya. terkadang aku merasakan ia berbicara padaku. dan aku mampu menanggapinya. memang aku salah satu remaja yang bisa dikatakan kesepian. karena aku jarang bergaul dengan orang didekat rumah. lebih memilih untuk sendiri. dan setelah Woopy ku miliki. ku merasa aku bukanlah satu-satunya yang kesepian lagi.
setiap hari minggu, wajahnya riang ketika melihatku yang sudah mengenakan sepatu dan helm. kakinya seperti tak sabar ingin segera mengajakku berlari. ketika ku pegang tangannya. mimpi itu terasa didepan mata.
sedikit berputar ke alun-alun kota, riuh nya pohon yang mengelilinginya ciptakan aroma positif yang menyegarkan. pada pukul 06.00 WIB biasanya, karena jika lewat dari jam itu aroma tersebut. mulai terasa sesak didada. entah karena asap pabrik, ataukah kendaraan yang nakal. teganya. tak puas, ku putar ke car free day atau biasa disapa CFD. banyaknya orang yang berlalu lalang, membuat Woopy semakin gesit dan lincah. anak-anak dengan sepatu rodanya, beberapa bisnis yang sengaja digelar di mobil-mobil, sepasang kekasih, dan beberapa perkumpulan sepeda ikut memeriahkan tempat ini. tingginya gedung pencakar langit seperti terabaikan, bak pohon yang menjulang tinggi adanya. atau gunung di tengah kota. masih belum puas, ku dayuh kembali, Woopy masih ingin melihatnya. ku ajak ia ke danau. menenangkan. hamparan air yang tenang. beberapa sampan yang terapung. dan pondok-pondok yang menjajakan makanan. ikan bakar, ayam bakar, sampai makanan khas sunda. sengaja ku buat Woopy pusing dengan mengelilingi danau. indah dimata. ku sapa angin-angin yang turut berkeliaran, serasa ku terbang bersama Woopy disana. bukannya pusing atau apa Woopy semakin terlihat liar. dia memang Sepeda dambaan. ku naikkan ia ke bukit. dan taraaaa.... menakjubkan. Sabrina mulai menyanyi lewat headset ku yang sejak dari tadi sudah terpasang. gedung pencakar langit layaknya miniatur-miniatur mini, danau dengan kesibukannya oleh sampan bak air dalam genggaman. semakin tinggi semilir angin semakin menjadi. serasa datang keroyokan hihii. Woopy pun sangat menikmatinya. ku pesan 1 buah es kelapa. alirannya menodai kerongkonganku hingga hanyutkan dahaga. petikan gitarnya memadukan suasana. kenikmatan kota yang mungkin hanya segelintir orang yang bisa menyaksikannya. sedikit pandanganku teralihkan, seekor kepompong rupanya ingin turut menyaksikan kenikmatan ini. ia berusaha menggeliat berusaha keluar dari cengkraman. mungkin sudah 1-2 jam yang lalu ia seperti itu. sampai pada akhirnya, ia mengibaskan sayap kebanggaannya. dan terbang ke langit biru yang megah. Woopy turut melihatnya. ia pun nampak girang mungkin baru pertama kali ia melihatnya. saatnya meninggalkan keindahan ini. kembali ke jalanan yang penuh debu dan asap. belum lagi, pemandangan beberapa gundukan sampah yang turut menghiasi kota. Ya Woopy aku pun sedih melihat semua itu. namun etahlah, cukup sulit mengubahnya. kembali ke alun-alun kota. duduk bersama Woopy. melihat lalu lalang orang yang jogging, ada pula yang sedang santai, senam, bermain bola, sampai berpacaran. begitulah Woopy. bagaimanakau sudah puas Woopy? baiklah mari kita pulang. kurasa cukup. namun ini semua belum berakhir. masih banyak lagi yang perlu kau ketahui. Woopy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar