Jumat, 06 Januari 2012

Penipuan

"Kakak, lihat!!! dari tadi aku melihat orang-orang membawa kameraaa semuaaa." melihat sekeliling taman.
"sudahlah, punya orang ini bukan punya kamu. biarin aja." melanjutkan acara lari pagi saat itu.
"tapi kan kakak. aku mau. malahan dari dulu aku menginginkannya." menghampiri.
"nanti kau bicarakan saja pada ibu dan ayah." mengelus keringat. "bicara bagaimana kak? ayah selalu saja kerja dia selalu ada di luar kota. ibu sama saja." cemberut.
"kamu bisa bicara dengan mereka lewat telpon kan, jangan dibikin ribet deh. udah akh ayo lari lagi."

hai, namaku Anton. sejak kecil aku ingin menjadi seorang photografer. bagiku itu pekerjaan yang unik. aku suka sekali memotret apa saja yang ada disekelilingku. oh iya, aku masih SMP tapi kelas 3 lho. sudah mau keluar hiihihii. aku ikut ekskul photography di sekolah itung-itung untuk mengasah bakatku. hasil karya ku pun pernah dipamerkan di sebuah pameran. aku mempunyai kakak dan adik. kakak ku bernama Rio. dan adikku bernama Chika. ibu dan ayahku bekerja di sebuah perusahaan yang berbeda mereka super sibuk sekali. bahkan sering mereka meninggalkan kami. untunglah ada Bi Minah yang setia menemani kami.
"Iiikhh Kak Rio ngalah dikit dong, sekarang bagian aku dengan Chika yang maen game'nya. lagian kakak udah kuliah kan udah gede tuh." mengerutkan kening.
"iissss, apa-apaan sih. biarin aja." menjulurkan lidah.
"aakh kakak jangan serakah gitu dong. tuh Chika mulai mau nangis nih." adikku Chika sudah mulai mengusap-usap matanya.
"aaakkhh kalian pengganggu, nih, nih nih!!!" menuju kamar.
"asyiik ayo Chika, kita balapan lagi ya."
Pukul 19.30. Kamar Tidur.
"Widihhh bagusnya kamera ini. aku kepengen." celotehku saat melihat-lihat kamera di internet.
"Wualahh harganya pun yaahh lumayan, dari pada beli di toko. murahan ini." menunjuk gambar kamera.
"Hey koboy, belom tidur?" Kak Rio mengagetkan aku. "Ikh kakak kaget tau." cemberut.
"apaan tuh?" tanya kak Rio. "kakak gak bisa liat apa?" nada menaik. "hhahaha, iya tau. kamera?"
"heemm" mengangguk saja. "kamu mau beli?" tanya nya kembali.
"iyah kak, bagus lho. lagian disini murah tuh, Anton juga malu sama temen-temen se-ekskul Anton mereka udah pada punya. lah Anton? pake kamera digital terus." cemberut.
"udah bicara sama ibu atau ayah?" tanya-nya kembali.
"belum sih." menghadap Kak Rio. "yaudah coba aja ngomong." tawarnya. "Oke." tersenyum.

"Anton kamu gak sekolah?" tanya ibu saat meneleponku.
"aduhh, ibu ini masih hari libur bu," jawabku
"oh iya ibu lupa nak," tertawa kecil.
"ekh iya ibu, Anton pengen dibeliin kamera dong, yang kayak photografer gitu deh."
"aduh nak, ibu gak tau pulangnya kapan. ibu masih di Bali. masih banyak yang harus diselesaikan. mana numpuk lagi. ntar aja yah." jawabnya.
karena keinginanku yang selalu ingin langsung dipenuhi...
"ibu transfer aja uangnya." cari solusi.
"iyah iyah ntar aja deh."
"aaakhh ibu gak mau Anton tuh pengennya dari dulu kali. lagian Anton mau beli online kok biar gampang tinggal transfer. udah deh tunggu barangnya dateng sendiri, jadi gak repotin ibu juga kan. ibu cuman tinggal ngasih uangnya ke Anton aja." tawarku lagi.
"euuuh kamu ini, iyah nanti ibu transfer deh."
"asyiik hhahahaa." girang.
"ya udah ibu ada tamu nih, nanti telpon lagi ya."
"dadah ibu." tersenyum.
saking girangnya. aku berlari menuju kamar Kak Rio. kebetulan dia tidak kuliah hari ini.
"Kakakkkkk, coba tebak"
"apa sih ketok dulu kek," aga marah.
"Lah, kakak aja ke kamarku gak pernah ketok. langsung aja tiba-tiba ada dikamarku."
"ya udah apa sih? girang banget." melepas Earphone.
"Aku mau dibeliin kameraaaaaaaa." tertawa riang.
"Alah, udah akh sanah sanah, ganggu kakak nyantai aja."
Berlari ke kamar Chika...
"Hallo Chika sayang,," tersenyum
"iiikh kakak apa? kakak Chika hari ini gambar kupu-kupu lho. bagus banget lho. warnanya merah, sama kuning, sama ijo, sama ungu, samaa...." terpotong
"ya udahlah terserah kamu, aku dibeliin kamera lho sama ibu." tersenyum.
"tau akh. sanah pergi Chika mau gambar ulet dulu."
"heuh payah, " menuju kamar.

"gan yang ini berapaan?" komenanku.
"5.500.000. minat gan?" balasnya.
tergiur akan harganya." aku pesan" balasku.
"oke gan ini nmor saya 08............" mengirim nomor.
aku langsung mencatat nomornya dan melanjutkan pemesanan via sms.
Keesokan harinya ....
"iyah ibu. aku tunggu." menutup telpon.
"Kak Rio tolong transferin uang ke sini yah," memberikan secarcik kertas berisi nomor rekening.
"pesan kamera?" tanyanya.
"iyah dong." tersenyum girang.
"oke deh, nanti kakak transfer di bank deket kampus aja yah." jawabnya.
"siip jangan lupa."
aku terus meng-sms Kak Rio aku takut dia kelupaan. dia selalu menjawab "Iya" dan "iya" saking bosannya mungkin. dan aku tak bisa diam aku terus bergerak mondar mandir sana-sini, saking bahagianya. dan membuat adikku Chika marah karena pusing melihat tingkah ku. ketika Kak Rio pulang ....
"Kakak.. gimana udah ditransfer kan?" tanyaku penasaran.
"iyah iyah bawel udah akh kakak capek nih mau makan. Bi Minah.." menuju dapur.
"Asyikkkkkkkkkkkkk" menuju kamar.
2 minggu kemudian.
"aduh kok belum dateng juga yah." cemas.
"Tunggu yang sabar dong." Jawab Kak Rio sambil mengunyah camilan.
3 minggu kemudian.
"aduh bu, belum dteng juga. aku takut nih bu, aku juga sudah tak sabar. " laporku pada ibu ditelpon.
"kamu coba telpon dong." nada menaik.
"udah bu tapi gak aktif terus" semakin cemas.
dan ketika sudah 1 bulan aku menunggunya barang yang kuimpikan itu tak juga muncul. aku sudah menduga sejak ketelatan satangnya barang tersebut bahwa ini PENIPUAN. dan pada akhirnya setelah 1 bulan lebih barang pun tak kunjung datang. aku resah, cemas dan pasrah. Kak Rio terkadang mengejekku, meremehkan aku. aku semakin sedih. mama dan papa memaafkan aku atas kejadian tersebut. mama dan papa hanya memberi nasihat yang sangat banyak. Bi Minah selalu menennagkan aku. aku benar-benar syok dengan kejadian tersebut. setelah 2 bulan mama dan papa pulang. aku menyambutnya dengan muka yang ksuut sangat kusut. dan mereka memberiku oleh-oleh, aku mengacuhkannya. mereka menyuruhku membukanya ketika makan malam tiba, aku membuka oleh-oleh yang terbungkus oleh kertas kado itu. disaksikan oleh Chika, Kak Rio, Mama, Papa, Bi Minah pun ikut. aku merasakan sesuatu yang sangat aneh. aku pikir ini oleh0oleh biasa saja. namun mereka begitu antusias saat ku membukanya. dan ketika ku buka ...
"Aaaakhhhhhh KAMERA asyiiikkkk cihuuuyyyy." girang sangat girang sekali.
"mama, papa maafkan aku yah. aku janji tak akan melakukan hal ceroboh lagi." ujarku.
mereka semua tersenyum dan tertawa. malam yang indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar