Kamis, 19 April 2012

telah kubuka jendela mata kala pagi menjelang
nun jauh disana tercipta bayang mu tergambar jelas dalam bola mata
riuhnya angin di pagi itu menghantarkan mu lebih dekat
dari dekapan kuku dijariku
eloknya matamu teduhkan kobaran api yang telah menjadi
kau rupanya, jika ku ketahui
mungkin tak seharusnya ku selami air mataku tuk temukan
malaikat kecil peneduh jiwa
tak seharusnya ku abaikan hujan yang menggenggam tanganku
tak seharusnya ku pandang lebih jauh dimana titik matahari kan tiba
ku pikir fatamorgana,
namun hatimu telah berucap
dan mungkin kau tahu sesuatu yang berkecamuk di jiwaku.
ku berharap kau kan mengecup dan mulai mencium aroma kehangatan
yang telah memupukku sejak senja pergi
dan ku berharap ini takkan sejenak,
jika memang angin takkan kembali
jika memang merpati takkan antarkan surat lagi
jika memang takkan ku temukan air di mata kaki gunung lagi
tuhan tahu kemana ku harus pergi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar