mungkin darahnya telah mengalir dengan mentari
yang selalu bersinar di kala pagi menjelang
di ujung pantai barat yang biasa ku lihat
yang selalu membekas jejaknya dibibir pantai
tak bisa ku sentuh
namun ku bisa merasakan
bahwa ia datang, bahwa ia dekat
layaknya lumpur dalam air,
yang terkadang terlupa oleh kasat mata
ku tahu ini masih semu,
ku harap tak hanya jadi bayangan, tak hanya jadi gambaran
yang tercipta dibawah air jernih, yang tersentuh sedikit lalu
menghilang
tuhan, ku harap takkan ku sesali
apa yang kulabuhkan mulai hari ini
Sabtu, 21 April 2012
Kamis, 19 April 2012
KAGET
malam ini seperti biasanya. tak berbeda. namun, aku memiliki waktu yang cukup banyak. libur UN kelas 3 SMA cukup membuatku girang. sejenak aku membuka facebook-ku. sedikit menjelajah disana. mondar mandir, ke my profile lalu beranda lagi hanya itu. kalo tidak lihat coment-an atau upload. mulai saat ini aku bermaksud agar lebih tertutup dalam dunia maya itu. semuanya aku privasi-kan. mhmm atau mengupdate status. sedikit ku fokuskan di beranda. dan ..... KAGET sekali ku dapatkan. sangat sangat sangat kaget. ketika ku melihat foto seseorang (wanita) dan aku mengenalnya. sangat mengenalnya. dia adik kelasku. aku sering melihatnya, dia sangat lugu, pemalu, walau mungkin terkadang cerewet. aku sering melihatnya bersama teman-temannya. mereka selalu ber-6. termasuk dia. sangat kaget ketika ku melihat dia mengupload fotonya sendiri yang sedang merokok didepannya ada beberapa botol minuman keras. dan disampingnya ditemani oleh teman perempuannya lagi yang sedang merokok. celananya sangat pendek. aku sangat tercengang oleh hal itu. ku buka profile-nya, dan wawwww. astagfirulloh, dunia memang tak seindah dulu, tak hanya dari dunianya saja juga dari berbagai aspek juga. aku sangat ngeri dan miris melihat adik kelas yang pernah kukenal kini seperti itu. melihat komentar dari beberapa orang, dapat kusimpulkan ada yang menasihatinya ada pula yang mendukungnya malah menyukainya dan berkata "TINGKATKAN" astagfirulloh benar-benar sudah kelewat. melihat nama profile, foto kronologi, nya pun waw sekali. hingga membuatku bertekad ingin menjadi Menteri Pemberdayaan Wanita. lebih kaget ketika melihat komenan dia dan temannya yang berkata bahwa dia dan teman lainnya sudah dikenal polisi dan menjadi pusat perhatian polisi. dan beberapa teman yang dulu sahabatnya pun sepertinya tercengang ia berkomentar "apakah ini benar kamu" dan wanita itu menjawab "iya itu aku, kenapa?" mungkin sahabatnya agak kaget melihat semuanya. bahasa yang ia pergunakan pun sedikit ganjil dimulut untuk diucapkan rasanya kurang pantas. ketika melihat facebook teman satunya lagi yang berfoto berdampingan dengannya, ternyata sama. namun ketika ku melihat beberapa statusnya, ternyata ......
ada beberapa faktor yang menyebabkannya,
1. faktor dari salah memilih teman yang baik yang bisa membuat kita jadi lebih baik
dan yang membuatku kaget adalah ....
FAKTOR KARENA ORANG TUA. ia berkata "andaikan orang tua ku lebih PERHATIAN dan SAYANG kepadaku, kelak ku takkan seperti ini." sangat kaget. itu benar-benar menjadi bahan belajarku bagaimana sulitnya mendidik anak dan menjadi seorang ibu. melihat status selanjutnya " Para SAHABATKU mengenalku bukan karena KEKAYAANKU melainkan KESETIAANKU padanya." mungkin faktor itu juga yang membuat dia NYAMAN bergaul dengan anak yang bisa dikatakan funk, atau pula sahabatnya MENINGGALKANNYA karena faktor EKONOMI dari si wanita tersebut. dan mungkin faktor selanjutnya adalah KEBEBASAN, bisa saja orang tua terlalu mengekang dan tak mendengarkan aspirasi anak. sehingga anak menjadi gerah dan merasa tak ada artinya. dan merasa SELALU SALAH, faktor orang tua yang SUKA DAN SERING MENGATUR pun bisa saja, anak biasanya SEMAKIN MELUNJAK jika diperlakukan seperti itu. memang semua itu tumbuh berawal dari diri kita sendiri. maaf bukan untuk membicarakan aib orang, namun sekedar saling mengingatkan dan mudah-mudahan jadi berbagi bahan pelajaran untuk kehidupan kita sendiri. KESEMPURNAAN hanya milik ALLOH S.W.T
:)
ada beberapa faktor yang menyebabkannya,
1. faktor dari salah memilih teman yang baik yang bisa membuat kita jadi lebih baik
dan yang membuatku kaget adalah ....
FAKTOR KARENA ORANG TUA. ia berkata "andaikan orang tua ku lebih PERHATIAN dan SAYANG kepadaku, kelak ku takkan seperti ini." sangat kaget. itu benar-benar menjadi bahan belajarku bagaimana sulitnya mendidik anak dan menjadi seorang ibu. melihat status selanjutnya " Para SAHABATKU mengenalku bukan karena KEKAYAANKU melainkan KESETIAANKU padanya." mungkin faktor itu juga yang membuat dia NYAMAN bergaul dengan anak yang bisa dikatakan funk, atau pula sahabatnya MENINGGALKANNYA karena faktor EKONOMI dari si wanita tersebut. dan mungkin faktor selanjutnya adalah KEBEBASAN, bisa saja orang tua terlalu mengekang dan tak mendengarkan aspirasi anak. sehingga anak menjadi gerah dan merasa tak ada artinya. dan merasa SELALU SALAH, faktor orang tua yang SUKA DAN SERING MENGATUR pun bisa saja, anak biasanya SEMAKIN MELUNJAK jika diperlakukan seperti itu. memang semua itu tumbuh berawal dari diri kita sendiri. maaf bukan untuk membicarakan aib orang, namun sekedar saling mengingatkan dan mudah-mudahan jadi berbagi bahan pelajaran untuk kehidupan kita sendiri. KESEMPURNAAN hanya milik ALLOH S.W.T
:)
tuhan, jika itu memang nyata. akankah kau ijinkan aku tuk mencobanya. meneguk sedikit saja manisnya. akankah kau biarkan aku menyentuhnya sedikit saja. tuhan, aku tak ingin ini membuatku jauh dariMu. tuhan, aku mohon jangan tinggalkan aku, dikala lilin kecil takkan bisa ku nyalakan lagi. bantu aku tuk temukan bulan yang kan sinari gulita malam. bantu aku tuk temukan nyanyian angin yang kan temaniku di kesunyian. aku hanya merasa suatu yang berbeda. berbeda dari sebelumnya.
disini ku diam, mencoba selami dalamnya pantai tanpa gelombang
tanpa sentuhan ombak.
disini ku mencoba menghening diruang
kosong nan hampa,
nyanyian alam ikat aku agar aku terbuai bersamanya,
mereka berkata saatnya kau menuai benih
di ladang yang kan rubah benihmu menjadi pohon kokoh
saatnya kau mengikat amukan angin
yang mengigit amarah dan menghilangkan gairah
gagak hitam tak urung pulang
tuk hentikan ocehan yang tak ingin kudengar
rupanya gagak itu, telah mencium
rindu yang telah lama terkubur dalam samudera dalam
kini mulai tercium bangkainya
ku harap ia takkan sampaikan padanya,
seperti apa yang merpati lakukan.
agar ku tak harus cemasi
harus ku apakan daun yang telah mengkerut dan menguning
tanpa sentuhan ombak.
disini ku mencoba menghening diruang
kosong nan hampa,
nyanyian alam ikat aku agar aku terbuai bersamanya,
mereka berkata saatnya kau menuai benih
di ladang yang kan rubah benihmu menjadi pohon kokoh
saatnya kau mengikat amukan angin
yang mengigit amarah dan menghilangkan gairah
gagak hitam tak urung pulang
tuk hentikan ocehan yang tak ingin kudengar
rupanya gagak itu, telah mencium
rindu yang telah lama terkubur dalam samudera dalam
kini mulai tercium bangkainya
ku harap ia takkan sampaikan padanya,
seperti apa yang merpati lakukan.
agar ku tak harus cemasi
harus ku apakan daun yang telah mengkerut dan menguning
telah kubuka jendela mata kala pagi menjelang
nun jauh disana tercipta bayang mu tergambar jelas dalam bola mata
riuhnya angin di pagi itu menghantarkan mu lebih dekat
dari dekapan kuku dijariku
eloknya matamu teduhkan kobaran api yang telah menjadi
kau rupanya, jika ku ketahui
mungkin tak seharusnya ku selami air mataku tuk temukan
malaikat kecil peneduh jiwa
tak seharusnya ku abaikan hujan yang menggenggam tanganku
tak seharusnya ku pandang lebih jauh dimana titik matahari kan tiba
ku pikir fatamorgana,
namun hatimu telah berucap
dan mungkin kau tahu sesuatu yang berkecamuk di jiwaku.
ku berharap kau kan mengecup dan mulai mencium aroma kehangatan
yang telah memupukku sejak senja pergi
dan ku berharap ini takkan sejenak,
jika memang angin takkan kembali
jika memang merpati takkan antarkan surat lagi
jika memang takkan ku temukan air di mata kaki gunung lagi
tuhan tahu kemana ku harus pergi.
nun jauh disana tercipta bayang mu tergambar jelas dalam bola mata
riuhnya angin di pagi itu menghantarkan mu lebih dekat
dari dekapan kuku dijariku
eloknya matamu teduhkan kobaran api yang telah menjadi
kau rupanya, jika ku ketahui
mungkin tak seharusnya ku selami air mataku tuk temukan
malaikat kecil peneduh jiwa
tak seharusnya ku abaikan hujan yang menggenggam tanganku
tak seharusnya ku pandang lebih jauh dimana titik matahari kan tiba
ku pikir fatamorgana,
namun hatimu telah berucap
dan mungkin kau tahu sesuatu yang berkecamuk di jiwaku.
ku berharap kau kan mengecup dan mulai mencium aroma kehangatan
yang telah memupukku sejak senja pergi
dan ku berharap ini takkan sejenak,
jika memang angin takkan kembali
jika memang merpati takkan antarkan surat lagi
jika memang takkan ku temukan air di mata kaki gunung lagi
tuhan tahu kemana ku harus pergi.
Sabtu, 07 April 2012
tuhan, baiklah
kini ku mengetahui sesaknya yang eratkan dada ini,
hingga sulit tuk ku berhembus
kini ku mengenal kakunya kelopak mata ini
tuk berkedip melihat bayangan yang tak pernah bisa pergi
kini ku rasakan pahitnya mengecup luka dibibir hati
yang sekian lama tak urung tuk ku sadari
ku terlampau jauh direngkuh oleh angan yang semu
kini ku mengetahui sesaknya yang eratkan dada ini,
hingga sulit tuk ku berhembus
kini ku mengenal kakunya kelopak mata ini
tuk berkedip melihat bayangan yang tak pernah bisa pergi
kini ku rasakan pahitnya mengecup luka dibibir hati
yang sekian lama tak urung tuk ku sadari
ku terlampau jauh direngkuh oleh angan yang semu
andai ku bisa memutar balikkan semua lembaran berkas yang pernah ada
ku ingin memutar segalanya, melihat walau sekejap mata
kan kubuka bola mata lebar-lebar takkan ku tinggalkan sekedip pun
tuk alihkan menatap langit lain
andai ku bisa terbebas dari jeritan dibawah lorong hitam
yang menjerat ku hingga tak seorang pun tak acuh
andai ku bisa terbang melayang ke cakrawala
ku ingin jemput merpati putih
yang kini telah ingkar janji
beribu pesan yang tersurat, tak kunjung ia sampaikan
andai mentari bisa ku dekap dan ku raih
mungkin takkan sedingin ini,
walau tanpa batang hidungnya, terkadang buatku tertawa
andai ku dapat usap air mata, di rona pipi langit malam
ku ingin coba terka apa yang buatnya tersayat
hingga mengelupas disisi kulit hatinya
tuhan, aku menyesalinya.
ku ingin memutar segalanya, melihat walau sekejap mata
kan kubuka bola mata lebar-lebar takkan ku tinggalkan sekedip pun
tuk alihkan menatap langit lain
andai ku bisa terbebas dari jeritan dibawah lorong hitam
yang menjerat ku hingga tak seorang pun tak acuh
andai ku bisa terbang melayang ke cakrawala
ku ingin jemput merpati putih
yang kini telah ingkar janji
beribu pesan yang tersurat, tak kunjung ia sampaikan
andai mentari bisa ku dekap dan ku raih
mungkin takkan sedingin ini,
walau tanpa batang hidungnya, terkadang buatku tertawa
andai ku dapat usap air mata, di rona pipi langit malam
ku ingin coba terka apa yang buatnya tersayat
hingga mengelupas disisi kulit hatinya
tuhan, aku menyesalinya.
Kamis, 05 April 2012
cambuk hati
kini ku didunianya, dunia yang tak ku tahu arah dan tujuan
ku terlantar di tandusnya padang harapan,
terombang-ambing berlari bersama angin
memang ini salahku, yang tak ikuti jalanMu.
ku lihat anugerah diujung bukit pasir sana
kala ku hampirinya, ku tertipu
semua hanyalah fatamorgana
biarkanlah ini menjadi cambuk,
bagi hatiku yang lalai, bagi hatiku yang nakal
tak mengapa kurasakan pedihnya,
tak mengapa kurasakan sesaknya,
hingga mencekik diujung leher,
hingga merenggut ubun-ubun
tuhan cambuk aku, aku pantas dapatkannya.
ku terlantar di tandusnya padang harapan,
terombang-ambing berlari bersama angin
memang ini salahku, yang tak ikuti jalanMu.
ku lihat anugerah diujung bukit pasir sana
kala ku hampirinya, ku tertipu
semua hanyalah fatamorgana
biarkanlah ini menjadi cambuk,
bagi hatiku yang lalai, bagi hatiku yang nakal
tak mengapa kurasakan pedihnya,
tak mengapa kurasakan sesaknya,
hingga mencekik diujung leher,
hingga merenggut ubun-ubun
tuhan cambuk aku, aku pantas dapatkannya.
Langganan:
Postingan (Atom)