Kamis, 29 November 2012

maudy ayunda ~tahu diri~


Hai selamat bertemu lagi
Aku sudah lama menghindarimu
Sialku lah kau ada di sini
Sungguh tak mudah bagiku
Rasanya tak ingin bernafas lagi
Tegak berdiri di depanmu kini
Sakitnya menusuki jantung ini
Melawan cinta yang ada di hati
Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
‘pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah lagi
Bye selamat berpisah lagi
Meski masih ingin memandangimu
Lebih baik kau tiada di sini
Sungguh tak mudah bagiku
Menghentikan segala khayalan gila
Jika kau ada dan ku cuma bisa
Meradang menjadi yang di sisimu
Membenci nasibku yang tak berubah
Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
‘pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah lagi
Berkali-kali kau berkata kau cinta tapi tak bisa
Berkali-kali ku telah berjanji menyerah
Dan upaya ku tahu diri tak selamanya berhasil
Dan upaya ku tahu diri tak selamanya berhasil
‘pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah
Pergilah, menghilang sajalah
Pergilah, menghilang sajalah lagi

Sabtu, 24 November 2012

kenapa harus bernasib sama?

entahlah, bagiku sambutan mentari di pagi ini begitu menyenangkan. hentakkan kaki yang mengirini langkahku ku harap inilah perjuangan-ku tuk mencari ilmu. "ibu, isti sekolah dulu. sarapannya sudah isti habiskan." sahutku merangkul tas dan jaket merah berbulu. "iyah hati-hati isti, kamu gak bareng ayah?" menghampiriku. "ndak ah bu, katanya ayah ada rapat di kantornya dan rapatnya pagi-pagi sekali." mencium punggung tangan ibu. "eh iyah ibu lupa, ya sudah ayo cepat berangkat nanti kamu ketinggalan angkutan," mengelus kepalaku. "assalamu'alaikum bu," menuju pagar dan berjalan hingga ke depan gang rumah. menunggu? ya aku menunggu angkutan itu. tak ku dapat batang hidungnya sedari tadi. sejak 20 menit yang lalu. untunglah aku berangkat pagi sekali. "nah itu dia" girangnya setelah melihat angkutan yang mulai menghampiriku.

aku datang tepat saat pak satpam akan menutup pintu gerbang. untunglah ini hari keberuntunganku. keberuntungan? mungkin. pelajaran pertama ialah matematika. pak Guruh. salah satu guru mata pelajaran matematika yang paling menakutkan. layaknya guruh membalut hujan ceria. begitu melihat batang hidungnya di lorong-lorong kelas. anak-anak yang sedari tadi menongkrong didepan kelas terbirit-birit masuk ke kelas. omelannya mungkin sudah bosan tuk didengar. "Isti? PR kamu sudah?" tanya teman sebangkuku Mila. "hah? yang mana? emang ada?" keheranan. "ya ada lah wong yang latihan 5 itu, disuruh dikerjain. belum ya?"
"Aduuhhhh !!!!!! Mil gimana nih, semaleman aku gak inget kalo inget ya pasti kukerjakan, aduh mati aku Mil." panik. "Pagi anak-anak" sapa Pak Guruh yang sudah masuk kelas sejak obrolanku dan Mila dimulai. haduuh bagaimana ini.... entahlah keringat dingin menjalari tubuhku, udara yang dingin semakin membuatku gugup. adakah teman lain yang belum mengerjakan Pr-nya? tanyaku dalam hati. mungkinkah Pak Guruh akan lupa? semoga saja. harapku. namun tak lama, Pak Guruh seperti membaca gerak-gerikku. "PR-nya kumpulkan!!!" nada geramnya terdengar pahit dan mematahkan harapanku. semakin panik ku dibuatnya. semua anak ke depan memenuhi permintaan Pak Guruh tadi. ku sapu pemandangan sekelilingku. ternyata hanya aku. hanya aku. ya hanya aku. tapi.... hanya aku dan.... siapa dia? Firman? dia belum mengerjakan PR juga? ah mengapa aku lega dia bernasib sama denganku?

"Hey Isti tenanglah." menepuk pundakku. aku tercengang kaget. apa dia bisa membaca pikiranku juga? "eh..mm..mmhm.. i..iyah be..belum." gugup. "kalo dihukum bareng aku aja." nada yang begitu tenang. darimana ia bisa mendapatkan ketenangan sedangkan aku begitu risih. sangat risih. "ada yang tidak sekolah?" nada suara Pak Guruh benar-benar seperti Guruh di padang kedamaian. "tidak pak semua sekolah." ujar Pandu sebagai ketua murid. "lalu siapa yang belum mengumpulkan PR-nya?" guruh itu seperti menggelegar dikepalaku sendiri. huuuuuuuuuuuuhhh gosong sudah. ku lirikkan pandangan ke arah Firman ia mengakui. aku pun mengikutinya. "Isti !!! Firman !!! kenapa kalian?? sudah sana pergi ke lapang basket lari 3 keliling dan berdiri sampai bapak menyuruh kalian kembali ke kelas !!!" hukuman itu sudah untuk ke 1000x nya ku dengar tapi bukan untukku. untuk anak-anak yang lebih malas dariku. namun hari ini anak-anak itu absen dari kemalasannya. aku dan Firman memenuhi permintaan pak Guruh.

panas sekali. sangat panas. keringat mulai membanjiri tubuhku "hey kau takkan pingsan bukan? kau harus menemaniku, kau harus dihukum setimpal sama denganku."
"heh aku tak selemah itu. tenang saja aku takkan pingsan." ujarku kesal. "baguslah. ngomong-ngomong kenapa kau tak ..." terpotong. "aku lupa." cemberut. "jarang sekali orang sepertimu ..." terpotong lagi. "heh aku bukan malaikat !" ujarku semakin kesal. "hhahahah kau ini benar-benar gunting dari tadi emmotong terus pembicaraanku, dan sekarang kau mencap dirimu malaikat." nada menyebalkan." huaaaahhh sudahlah kita sedang dihukum kau jangan membuatku semakin kesal !" cemberut. "kau kenapa kau..." pertanyaanku terpotong oleh Firman. "kalo aku sudah pasti malas. aku sedang ingin dihukum guru itu." nampak tenang. "aneh sekali." ujarku. Firman hanya nyengir.

"Hehh masuk kelas sana !!! awas kalian kalau sampai ketahuan begini lagi bapak akan memanggil orangtua kalian !!! dan ingat kerjakan PR-nya sepulang sekolah bapak tunggu di Kantor !!!" matanya begitu tajam dan lekat menatapku juga Firman. "kau akan mengerjakannya?" tanyanya memasukan tangan ke saku celana. "tentu saja, aku tak ingin dihukum lagi. ibu dan ayahku bisa habis-habisan mengomeliku." cemberut. "oh begitu." selalu tenang. Firman ialah anak yang paling membuatku penasaran di kelas. namun terkadang aku tak memperdulikannya. "kau sendiri akan mengerjakan?" tanyaku. "entahlah paling nyontek." berjalan lurus menghampiri teman-temannya. "huaahhhh Mila kau tahu panasnya terik amatahari yang menyambar dinginnya suhu tubuhku? huh membuatku pusing. untunglah tadi aku sarapan. eh itu apa?" menunjuk seorang pedagang yang berada di seberang jalan sekolah. "pak satpam saya izin pengen beli itu yah." pak satpam hanya mengangguk dan membukakan pintu. "Milaaa !!! kau mau ndak?" teriakku dari seberang jalan. "ndak Isti aku kenyang aku bawa bekal makanan." menyipitkan mata dan mengernyitkan kening. aku hanya memberinya jempol dari seberang jalan.

"heh apaan itu?" tanya Mila setelah ku menghampirinya, "entahlah dari bau dan warna sepertinya uenak makanya aku pengen laper juga. panas terik tadi itu menghabiskan sisa sarapanku dirumah tadi pagi." ujarku sambil mengunyah. bel berbunyi. pelajaran selanjutnya. semoga akan menyenangkan harapku. 15 menit pelajar berlangsung tiba-tiba perutku tak begitu menyenangkan mungkin sistem pencernaanku bermasalah. "heh isti kamu gerak terus ngoyak-ngoyak terus perutmu itu. kenapa?" tanya Mila berbisik. "entahlah... a..aku.. aku..ke..kes..kesakit..an" mengerang. "mau ku antar ke WC atau UKS?" bisik Mila kemudian. "nd....nda..k" mengerang. tiba-tiba.. "Hehh kau Isti !!! kamu dari tadi sepertinya tak memperhatikan ibu. kenapa kau?" tanya Bu Nirma. guru bahasa Indonesia. "Isti sakit bu," bela Mila. aku tak mampu berkata-kata semua tubuhku tak fit. mengapa ini semua tiba-tiba terjadi? tanyaku dalam hati. "bawa ke UKS mila." pinta bu Nirma. "Baik bu." ketika mila memegang pundakku. "huuuuuuuuueekkkkk.........."
"bu Isti muntah. " sahut Mila.

entahlah tiba-tiba aku sudah terbaring. entah dimana ini. ketika ku membuka mata. mhmm ini UKS. "hey Isti kau baik saja bukan?" Mila mendampingiku. aku hanya mengangguk. "aku kenapa Mil?" tanyaku lemah. "katanya kau keracunan makanan, tadi kau diperiksa dokter yang dipanggil oleh sekolah. ini minum susu dulu dan obatnya supaya racunnya pada mati tuh !" pinta Mila. aku menurutinya aku tak ingin semakin memburuk. "tadis ekolah sudah menelepon ke rumahmu tapi tak ada jawaban. tentu saja ayah dan ibu sedang bekerja sahutku dalam hati. "tak apa aku di UKS dulu saja."
"Isti sudah baikkan kau?" tanya bu Nirma. "lumayan ibu mendingan." terbaring lemah. "syukurlah, minum obatnya agar tak terjadi apa-apa denganmu. kamu ini makan apa? sampai bisa keracunan gitu?" buNirma tersneyum keheranan. "entahlah bu." ujarku kebingungan. "ya sudah  kamu didampingi Mila sama penjaga piket UKS yah, ibu ada jam" tersenyum. "iya terima kasih bu" tersenyum. tiba-tiba... kenapa anak itu ada di UKS juga terbaring lemah pula? keracunan juga? keheranan. "Mil si Firman kenapa di UKS juga?" bisikku. "pas udah dihukum tadi dia gak sarapan dia juga gak pergi ke kantin pas istirahat makanya dia pingsan jadinya. tuh gitu keadaannya." balasnya. "Isti aku ke kamar mandi dulu yah."aku hanya mengangguk. pikiranku melayang memikirkan beberapa kejadian di hari ini. keberuntungan? huhhh ini bukan keberuntungan ujarku... "hey tukang motong!" sesuatu mengagetkan aku. "Firman !" tercengang. "kenapa juga kau disini? sekarang kau mau mencap dirimu sendiri sebagai plagiat?" keheranan." yeee enak aje lu, situ tuh yang plagiat." cemberut. "haahha kenapa kamu?" tanyanya. "aku keracunan," cemberut. "huahahahahahhahaha" tawa yang amat puas sangat puas. "heh nyebelin diem deh." membalikkan badan. "hahahhaah dasar aneh." menyandarkan badan ke bantal. "aneh? lu tuh yang aneh heuuuuhhh" nada marah cemberut. membalikkan badan ke arah firman. memberi bogem. "hahaha sudah jangan kau ganggu aku yang lagi sakit." ujarnya. "kamu yang mulai. tau ah menyebalkan sekali." cemberut. "hahahahaha"

"nak maaf ayah gak jemput ayah masih rapat dan penting sekali. coba kau telpon ibumu." sms balasan dari ayah yang membuatku semakin murung.
"sayang, ibu ada tamu penting client-nya atasan ibu, dan semua staf harus menyambutnya dulu menghadiri pertemuannya, kamu naik taxi yah nak. jangan naik angkutan umum nanti kamu pusing lagi. ibu sudah minta mbok surti bikinin tim ayam sama beli obat buat kamu. ibu pulang secepatnya." balasan sms dari ibu, hanya kata terakhir yang menenangkan aku. ketika ku sudah memberi tanda stop pada sebuah taxi tiba-tiba, seseorang ingin mendahului. aku langsung buru-buru menghampiri pintu taxi dan ... "aduuuhhh" tubrukan deh. "heh aneh, liat-liat!" firman !!! aku tercengang. tapi ku usahakan untuk bersikap tenang. "heh plagiat, sana minggir aku mau naik taxi ini aku duluan yang menyetopnya." nada kesal. "eehh.eehh...eh eak saja kau. aku be the first" balasnya."apa???? kau tak liat tanganku di ayun-ayun pada taxi ini??? minggir sana" mengerutkan kening." tak mau pokoknya aku duluan." keukeuh. "akuuu" membela sendiri. "hey Aku!!!!" nada tinggi. "AKUUU!!!!" membela sendiri. tak lama setelah ku lihat taxi-nya pergi begitu saja. "eee,...ehhhhh.. taxiiiii taxiiiiiiiiiiiii tungggguuuuuuuuuuuuuu." teriakku sambil mengejarnya. "percuma takkan kekejar larimu payah sekali,Aneh !" ejek Firman. aku menghampirinya seraya menegaskan telunjuk. "hehh hehh heh PLAGIAT ! semua ini salahmu. lihat tuh jadi pergi taxi nya, kau tak tahu aku sedang sakit hah?" kesal sekali. "kau pun tak tahu aku sedang sakit." belanya. "hah aku tak peduli." ujarku menjulurkan lidah. "memang aku peduli padamu hah." ujarnya menjulurkan lidah balik. huuuaaaaaaaahhh menyebalkan sekali. kami berdua masih didepan pintu gerbang tak melakukan apa-apa berdiri menunggu taxi  lagi. pintu gerbang sudah dikunci semua anak sudah pulang ke rumah mereka masing-masing hanya aku... hanya aku dan... si PLAGIAT. " Aha !!! aku punya ide." ceria sekali si plagiat. "pak Parman ya, iyah secepatnya yah." menutup telpon. "sebentar lagi kau akan sendirian." ujarnya sinis menatapku. 'apa maksudmu?" heran. "jemputanku akan tibaaa." ceria sekali. aku tak peduli menatap jalanan kembali, tiba-tiba "Ghuarrrrrrdrrrrrrrrrrrr." guntur mulai menyapa dan tibalah saatnya hujan tuk menari dikepalaku. haduuuuh kenapa musti hujan sepertinya tubuhku semakin tak baik. "hey sini kau," usul Firman. kami berdua berdiri dibawah pohon depan sekolah. untunglah rindang. "ini semua salahmu PLAGIAT !! kalau aku naik taxi tadi saat ini aku sudah dirumah dengan jaket, selimut, dan tim ayamku " cemberut. "heh ini juga salahmu," menuduh. "EHHHH !!! sebentar sebentar." teringat sesuatu. "kenapa tak kau telepon saja dari tadi jemputanmu, lalu kau biarkan aku naik taxi." nada semakin tinggi. "gak kepikiran." huaaaaaaaaaaaaa tuhan anak ini menyebalkan sekalii. "demi tuhan aku tak ingin dekat denganmu. hari ini harusnya hari keberuntunganku." kesal. "demi tuhan aku tak ingin dekat denganmu hari ini harusnya hari keberuntunganku, omong kosong." ujarnya sambir mengulang kata-kataku dengan nada menyepelekan. "heh jemputanmu sepertinya takkan datang." membalas ejekan. Firman hanya menjulurkan lidah. walaupun pohon ini rindang tapi tetap saja badanku kebasahan. ibu dan ayah kemanaaa? tanyaku dalam hati. hujan reda. dann.... "lihat jemputanku tiba. dadaahh." menyebalkan sekali. aku hanya menjulurkan lidah dan menatapnya sinis. " pak Parman kau lama sekali kemana saja kau?" tanyanya. "maaf nak Firman tadi bapak nyuruh sya ke kantornya dulu membantu beliau." nada sopan. "ya sudah ayo pulang." hah? benar-benar anak menyebalkan ia tak akan menawariku? tega seklai? huaahhhhhhhh menyebalkannnnnnnnnnnnnnnnn. ketika perasaan kesal menyelimutiku....
"hey kau takkan ikut, yasudah."suara orang menyebalkan itu terdengar lagi. "ehh.ehhhhehhh tungguuuuuuu." masuk kedalam mobil.

"sebelah mana sih? rumahmu kuno seklai terpencil didaerah seperti ini." mengejekku. "eeeehhhh tuan ejek jangan mengejekku. begini-begini rumahku yang kucinta." menjulurkan lidah. "itu pak yang ada pohon mangga dan pagar putih." menunjuk rumahku sendiri. aku langsung meraih pintu dan..
"kau takkan berterima kasih?" selanya. "yasudah terima kasih, terima kasih Pak Parman." tersenyum pada pak Parman dan menjulurkan lidah pada Firman. mobil itu sekejap hilang dihadapanku.

"haduuh haduuuh kenapa musti hujan-hujanan sayang, badan kamu panasnya gak karuan panas sekali. efek keracunanmu pasti belum hilang aduuuh gimana ini," sikap ibu yang risih merisihkan aku. "sudahlah bu,uhuuk uhuuk" terbatuk-batuk dan nada pilek berat. "ayah lagi kenapa musti belum pulang memangnya itu ....."
tiiiiidiittttttttt.... suara mobil ayah menghentikan ocehan ibu. "ayah pulang." nada cemas. "ayah kenapa sih anak kita sakit berat ayah, aduh ibu sedari tadi pengen pulang pas pertemuan sama jamuannya cuman gak bisa teruss susah izin, pas mau dijemput eh udah dijemputin sama temennya, ayah dari man.." terpotong. "ayah juga cemas sama Isti, ayah dari tadi mau menyudahi rapat cuman atasan belum puas terus sama presentasi ayah." duduk disampingku yang terbaring lemah dan pucat. "ke rumah sakit." nada tegas ayah terdengar.  ayah menggendongku menuju mobil ibu membungkus tubuhku dengan 3 lapis jaket tebal diikuti selimut dan kaos kaki, "mbok, tungguin rumah yah." pesan ibu didepan pintu. "iyah bu" mengangguk.

entahlah apa yang dilakukan dokter aku hanya pasrah saja.
setelah tersadar, aku berada di ruang inap anak, yang tiap kamar pasiennya hanya tertutup tirai. ibu sedari tadi ada disampingku. ayah? mungkin sedang di receptionist. ketika ku balikkan badan, kulihat tirainya terbuka sedikit, sehingga ku bisa melihat salah seorang pasien. anak laki-laki. ketika ia membalikkan tubuhnya........ "Firman !!!!!!!" aku semakin tercengang. membangunkan ibuku. "ada ada apa sayang." keheranan dan linglung. "e..eng..enggak bu. mimpi buruk saja." memang benar. benar-benar mimpi buruk !!!! ia terus melihatku dengan pandangan ejekan seperti itu, aku semakin sebal padanya. wajahnya sangat pucat dan hidungnya sangat merah pasti sama denganku Demam tinggi. "hey aneh." melambai lemah. aku hanya menjulurkan lidah dan menatapnya kesal juga pasrah, kenapa ku harus bertemu dengannya tuhan?

semua itu terasa ragu
terkadang muncul terkadang hanya berbau
semua itu terasa kaku
terkadang menenangkan juga menegangkan
semua itu alami
tak dapat tuk ku tutupi
semua itu datang begitu saja, tanpa permisi
mengoyak jiwa hingga ke sanubari
menuang benih di padang yang sepi
kala saatnya berbunga semua terasa sempurna
layak seperti apa yang diharapkan
ku tak ingin ini sebuah angan-angan
ku harap kan ada bayang nyata

tuhan
inikah pelabuhan yang telah lama ku cari
tuk sandarkan sepi dalam dermaga diri
ku harap rindu takkan salah
yang tunjukkan kemana ku harus melangkah
tuk mencari yang dinanti
tuk meraih yang ku ingin
tuhan,
cinta sejati janganlah pergi lagi

Sabtu, 17 November 2012


rabbi,
ku berlindung hanya pada-Mu.
dari segala keangkuhanku, dari segala kebodohanku,
dari segala kelemahanku, dari semua kehinaanku.

rabbi,
berkahilah selalu hidupku
dengan limpahan rahmat dan karunia-Mu
tolong jangan Kau tutup pintu taubatku
agar ku senantiasa mengingat-Mu

rabbi,
buatlah aku tuk selalu mengingat-Mu,
buatlah ku tuk selalu mencintai-Mu
buatlah ku tuk selalu berada di jalan-Mu.



tuhan ku mengadu
kini ku berada diambang ragu
antara nyata dan semu
tak tentu apa yang harus kutuju

ku tak dapat tentukan arah
yang kan buatku melangkah
kuatkan ranting patah
yang tlah menjadi sampah dalam tanah

ku tak dapat artikan rasa
yang datang secara tiba dan nyata
entah sejak kapan ini membuncah
menyatu didalam raga

ku tak mengerti akan kalbu
yang mengalun menuai rindu
entah sejak kapan ini menderu
tuhan bantu aku

ku tak ingin ini palsu
atau hanya sekedar bayang semu
bukan fatamorgana yang manjakanku
nyata laksana bintang di malam minggu

tuhan
kemanakah rindu ini harus ku tepiskan,
saat dermaga di lautan rasa
tak bisa tuk ku lihat

tuhan
dimanakah harus ku sampaikan
rindu yang menderu
menggugat nurani dan kalbu
menyentuh ragu
menuai semu

tuhan
kapankah ku harus luapkan rindu
rindu yang menghujam pikiranku
kelabu kini yang ku tau
tak ingin tuk ku berlarut

tuhan
pada siapakah harus kutitipkan rindu
yang lama menjadi bongkahan bersama syahdu
ku tak ingin menembus ragu
sampai kapan ku kan menunggu

Jumat, 16 November 2012

senja merekah,
seolah ku harus terbangun dari pejaman mata
kenyataan membuatku terdorong tuk menengadah
mencari jejak patah yang tersembunyi dalam tanah

ku terlampau melangkah,
hingga ternyata ku salah,
pikiranku melayang pada paras yang terarah
mengapa kau buat ku memerah

sejumput mata bertemu
menggebu kalbuku
ingin ku mengadu
apa mauku?

ku hempaskan pelabuhan harapan
berharap kau kan lapang dada
mulai menopang seuntai armada rasa
membuatnya padu kala ombak melaju

namun ku salah
angin yang tak berlalu menembus ragu
menutup kalbu semakin jauh
ku cukup bodoh lakukan itu



kamis yang menakjubkan. ku bisa bersantai selama mungkin. maklum tanggal merah. bisa kumanfaatkan. setelah ku SMA ku bisa mengerti itu waktu. sedikit-sedikit ihihih, ternyata libur 1 hari saja amat ku rindukan. karena jika bukan hari libur begitu banyak kegiatan yang ingin dilakukan tapi nyatanya tertunda. sama hal-nya dengan hari kamis sangat menyenangkan. walaupun lelah. mari kuceirtakan...

pagi yang cukup cerah dan tidur yang benar-benar memuaskan. penatku agak terobati. sengaja ku bangun agak siang, agar mataku, pikiranku, khususnya seluruh anggota tubuhku tak terlalu over ku gunakan. kasihan mereka hahaha. dan juga sebuah bonus akhirat ku libur untuk sholat minggu ini hahahahah. jadi seenaknya saja aku bangun. okey, setelah ku bangun yang terlintas dibenakku ialah sepedaku. sepertinya aku harus .....
"Arghhhhh kemanaa????" tanyaku kesal. "apa?" sahut kakakku. "siapa ? sepedaku?" ujarku. "oh itu, pipi yang bawa" sambil  terfokus ke masakan. "halo, kamu dimna? cepet pulang" ujarku dalam telefon. dia ialah kekesalan pertama yang terbuat di pagi itu. sambil menunggu ia pulang ku bersiap. tak lama. "kemana aja?" tanyaku. " tuh, gak kemana-mana" jawabnya.

mulai pudar amarahku, kekesalanku nyata terlupa. ketika ku berkeliling kota tempat dimana ku berada. sengaja ku berkeliling ke tempat yang jauh. agar aku dapat memanjakan mataku hahaha, dan merefrsh pikiranku. hal yang paling menyenangkan dalam hidupku ialah bersepeda dan menulis. "kok banyak yang bawa drumband gitu ya? mau apa?" tanyaku dalam hati ketika melewati serombongan anak berseragam membawa macam-macam alat musik. "Aha !!! aku baru ingat astagfirulloh ini kan hari tahun baru islam. hmm pasti mau ada yang hbeoh nih." ku bantingkan arahku ke arah pusat kota. aku tak ingin melewatkan apapun yang ada disana. aku yakin sekali amat mantap, akan ada sesuatu yang menggemparkan. ternyata benar !

anak-anak kecil yang mengagumkan. walaupun berat drum yang melingkari tubuh mereka itu,tapi mereka tetap ceria. sepatu boot yang tinggi, rok super mini, topi berbulu, dandanan yang menor, hahaha semua itu mengagumkan mereka tetap pede maminkan alat musik dan berlenggak lenggok semaunya. andai aku menjadi mereka sudah pasti aku enggan. hahaha tentunya karena faktor umurku yang saat ini. ibu-ibu nya pun tak mau kalah, banyak yang membawa alat musik. sebagian memainkannya sebagian lagi menyanyi sambil menari-nari. rombongan lain hanya mengibar-ngibarkan bendera. waw lihat, cantik sekali. rombongan ibu-ibu dengan pakaian seperti burung merak, hahaha. mengagumkan. begitu panjang amat panjang parade ini. untunglah aku tak lupa membawa camera ku. satu-dua jepretan membuatku puas. hihihihi.

tiba-tiba ....
"neng sendirian?" seseorang mengagetkan aku. kukerutkan keningku mengingat-ngingat apakah ku mengenalnya atau tidak ." eh..em.. emm. i.iya hehhe," gugup. ternyata ku tak mengenalnya. apa katanya tadi, Sendiri???? memang semua itu telah lama kurasakan, itu mungkin sudah menjadi darahku. darah yang mengalir ditubuhku. sangat menyatu sekali. kesendirian dan Aku. namun entahlah justru kesendirian itulah yang membuatku nyaman, bebas berekspresi, bebas melakukan apapun, aku seperti tak dibatasi oleh apapun, hanya Aku dan diriku. aku bebas memanjakan diriku sendiri. aku tak perlu mengumpulkan kosa kata merangkainya kedalam kalimat hingga menuangkan percakapan. tak mungkin kan jika ku berbicara sendiri mengobrol sendiri? kecuali dengan diri ku sendiri. aku menikmati kesendirianku. itu saja.

agak ku palingkan ke taman yang baru saja direnovasi, lumayan indah, ku duduk dipangku yang dipayungi oleh rindangnya pohon. sejuk sekali, ku lihat sekitarku ramai oleh orang dari berbagai usia. macam-macam yang sedang mereka lakukan. tak ada yang sendiri minimal dua orang dengan sahabatnya, temannya, suaminya, istrinya, keluarganya, ayahnya, ibunya, pacarnya, dan bla bla bla. hanya Aku. yang Sendiri. tak masalah sudah kubilang kunikmati kesendirianku. dan ku benar-benar nyaman dengan itu.

jam 7 hingga jam 9 pagi. cukuplah aku bersepeda selama itu. tiba dirumah tubuhku dibanjiri keringat. bau. memang bau sekali. sepertinya ku harus mandi 2x. agak siang. kakakku mengajak aku dan adikku berfoto. ke studio yang katanya editannya sangat bagus si fotografernya pun mengambil gambarnya dengan baik. setelah berputar-putar mencari tempat itu, tenryata tak ada. lanjut kakakku malah tutup. akhirnya kami pergi ke studio yang ada saja. lumayan cukup menarik hahahaha, tiba-tiba serempak perut kami keroncongan. nasi t.o, es teh manis, sambal, telur dadar, mendoan, dan kerupuk kulit, membuatku kenyang siang itu. mungkin kurang lebih seperti itu. :)