ada hati yang harus mengerti
ada hati yang harus terpejam sekejap
ada hati yang harus tulus
ada hati yang harus menjadi karang
ada hati yang harus haus
ada hati yang tak bisa lelah
menyembunyikan bayangnya
menyebut namanya
mendengar desahnya
ada hati yang kelu
kala sapuan ombak hanya tinggal garisnya
yang menggurat di bibir pantai
ada hati yang terjerembab
kala mencoba selami
lubang yang paling dalam
ada hati yang selalu ingin
bernaung dalam rindangnya
berkeluh dalam dekapnya
menari dalam belainya
ada hati yang tak bisa keropos
meski mentari turut serta membakarnya
meski hujan turut menghujamnya
meski angin turut sisihkannya
ada lentera dalam gelapnya malam
Minggu, 12 Agustus 2012
Sabtu, 04 Agustus 2012
2 Agustus 1962. walaupun aku tak jadi saksi. namun ku bisa bayangkan dengan imajinasi. bagaimana rengekanmu yang terkadang buat ibumu tertawa, tersenyum, terkagum, atau malah semakin membingungkan, membuatnya marah, hingga hilang kesabaran, hahaha. tapi kau tahu ibumu. kau tahu bagaimana sosoknya. seperti apapun marahnya, ia selipkan senyuman itu tuk tenangkan dirimu. ku bisa bayangkan bagaimana bandelnya kau saat kau mulai bisa berjalan. aku bisa bayangkan begitu banyaknya benjolan yang ada di kepalamu karena kau lebih sering terjatuh tuk mulai lancar berjalan. dan aku juga bisa membayangkan bagaimana ibu mu mulai tidak bisa menyembunyikan kemarahannya atau menyelipkan lagi senyuman saat ia benar-benar marah, karena ulahmu yang berlebihan. aku bisa bayangkan betapa kotor dan baunya dirimu saat sore hari karena kau telah mengenal sepakbola. aku bisa mengerti kala kau mulai belajar dewasa dan aktif didunia kemasyarakatan. kau tunjukan dirimu. hingga orang-orang disekelilingmu kagum. dan berharap tak ingin kau pergi jauh. aku bisa bayangkan, bagaimana usaha kau tuk merayu calon menantu mu tuk dapatkan bidadari yang kini setia menemaniku. aku bisa bayangkan bagaimana raut wajahmu saat kau ketakutan terkena marah atau tak dapat restu saat kau mengajak ibu kencan tanpa pamit. hahhaha. aku bisa bayangkan bagaimana kau menyikapi dan menghadapi calon menantumu yang begitu keras dan tak kunjung memberi restu. hingga telah tiba, aku masih bisa membayangkannya. hari dan moment yang begitu indah nan penting tuk disaksikan oleh bumi dan cakrawala.kau dapatkan gadis yang kini ku sebut "mama". ku bisa simak tawa yang kau pamerkan simbol kebanggaan atas semua perjuangan yang dominannya begitu pahit. aku pun masih bisa tuk membayangkan dan meyakini, bagaimana bahagianya engkau mendapatkan 3 buah hati yang bisa kau taruh harapan pada mereka. dan sekarang, aku masih mengingatnya bagaimana kau pergi dengan jalan yang begitu indah 18 hari lebih awal dari hari ulang tahunmu, ayah.
tuhan terima kasih tuk tetesan embun yang masih bisa kuteguk
tuhan, terima kasih tuk belaian manja angin yang masih bisa ku hirup
tuhan, terima kasih tuk mawar dalam naungan duri
yang masih bisa ku lihat pancaran pesonanya
tuhan terima kasih tuk secercah cahaya yang setia temani dalam gulita
tuhan terima kasih tuk waktu yang kau tambah
diantara puing-puing ke khilafan dan kebodohan
tuhan terima kasih tuk jemari yang siap menari
tuk lakukan apa yang aku ingin
tuhan terima kasih tuk lisan yang setia terbuka,
tuk ajarkan aku bagaimana cara mengucap asma-Mu
lebih pantas lebih banyak dan lebih halus
tuhan terima kasih, atas kenikmatan yang tak mungkin ku dustakan
diantara samudera, cakrawala, dan bumi yang membentang
sebagai bukti dari segala.
tuhan, maafkan hamba yang tak kunjung saat Kau nantikan aku
tuk segera mengucapnya,
tuhan maafkan hamba yang tak lekas bergegas,
tuk lakukan segala kewajiban,
tuhan maafkan hamba yang masih buta dibuat pesona dunia
tuhan maafkan hamba yang masih mencintai apa yang tak Kau cintai
Rabbi tolong jangan tutup pintu hati,
aku ingin kembali..
tuhan, terima kasih tuk belaian manja angin yang masih bisa ku hirup
tuhan, terima kasih tuk mawar dalam naungan duri
yang masih bisa ku lihat pancaran pesonanya
tuhan terima kasih tuk secercah cahaya yang setia temani dalam gulita
tuhan terima kasih tuk waktu yang kau tambah
diantara puing-puing ke khilafan dan kebodohan
tuhan terima kasih tuk jemari yang siap menari
tuk lakukan apa yang aku ingin
tuhan terima kasih tuk lisan yang setia terbuka,
tuk ajarkan aku bagaimana cara mengucap asma-Mu
lebih pantas lebih banyak dan lebih halus
tuhan terima kasih, atas kenikmatan yang tak mungkin ku dustakan
diantara samudera, cakrawala, dan bumi yang membentang
sebagai bukti dari segala.
tuhan, maafkan hamba yang tak kunjung saat Kau nantikan aku
tuk segera mengucapnya,
tuhan maafkan hamba yang tak lekas bergegas,
tuk lakukan segala kewajiban,
tuhan maafkan hamba yang masih buta dibuat pesona dunia
tuhan maafkan hamba yang masih mencintai apa yang tak Kau cintai
Rabbi tolong jangan tutup pintu hati,
aku ingin kembali..
Langganan:
Postingan (Atom)